Bt|15 🕊️| Semua harus terjadi

15 6 4
                                    

"Kita berhak tau, apa yang sekiranya dapat kita tuju. Bukan soal uji coba. Hanya saja, cinta itu butuh waktu."

***

Tepat diambang pintu kelas, Clara menatap ke arah lapangan basket, di mana Rangga sedang bermain. Pikirannya kembali tertuju pada peristiwa yang menimpanya semalam, apa maksud dari semua itu?

Clara mulai bingung, siapa yang melakukan hal yang tak baik itu. Untuk kesekian kalinya, Clara harus memecahkan teka-teki yang seharusnya tidak ia pecahkan.

Teringat lagi, kini ia hanya bisa berpendapat. Orang yang melakukan hal itu, berarti ia mempunyai dendam yang begitu dalam terhadapnya. Clara terdiam, lalu ia berpikir, sepertinya ia sama sekali tak mempunyai musuh satu orang pun. Ya, memang Clara hanya mempunya satu orang sahabat, yaitu Raina saja. Lantas, bagaimana bisa ada seseorang yang mengirimkan pesan yang begitu ambigu?

Clara masih ingat isi secarik kertas itu.

Malam juga akan hilang.
Dan semuanya yang kau punya pun akan ikut hilang.
Seperti mawar hitam! Yang menusukmu dengan duri tajamnya.
Dan, begitu juga aku.
Aku yang akan menghancurkanmu.
Bunga lili, pribadiku
Dan bunga bangkai pribadimu.

"Bunga bangkai? Apa aku kayak bunga bangkai ya?" gumam Clara pelan.

"Sulit bagai aku buat cari tau isi dari surat itu!" ucap Clara kepada dirinya sendiri.

Raina sejak tadi memperhatikan Clara yang sedang melamun di luar. Ia pun berniat untuk menghampirinya, dan bermaksud untuk menanyakan apa yang sedang ia lakukan.

Raina pun melangkahkan kakinya secara perlahan, ia akan berbuat jahil kali ini. Jarak diantaranya dan Clara hanya tinggal beberapa kaki saja.

"Dor!" teriak Raina, yang membuat si empu terplonjak terkejut.

"Ih, kamu apa-apaan sih?" Clara berdecak, Raina sungguh membuatnya jengkel di pagi hari.

"Ada apa hem?" tanya Raina, sambil menepuk bahu Clara.

Clara terdiam, lalu menatap ke arah lapangan. Apakah ia harus memberitahu semuanya kepada Raina?

"Tapi, kamu janji jangan kasih tau semuanya kepada Rangga!" tegas Clara, Raina mengangguk.

"Jadi gini..."

Flashback On

Setelah membaca secarik kertas itu, Clara membersihkan serpihan kaca yang berserakan di mana-mana. Lalu, ia menangkap sosok hitam yang terlihat dari luar jendela. Clara pun penasaran, dan akhirnya keluar dari rumahnya.

Malam semakin gelap, Clara merasa tak berani keluar terlalu lama. Namun, rasa penasarannya semakin menjalar ke seluruh tubuhnya. Mau dikata apa? Clara pun memberanikan diri menuju letak di mana kamarnya berada.

Dengan bermodal membawa satu senter, Clara perlahan menyusuri luar rumah.

Kira-kira, siapakah yang berada di luar kamarnya tadi? Clara beranggapan itu adalah hantu, atau memang orang iseng yang sengaja melakukannya.

Langkah Clara terhenti, setelah melihat sesosok memakai baju serta hitam, ia memunggungi Clara. Dengan berani Clara menghampirinya.

"Siapa kamu?" tanya Clara, berani. Namun, sosok itu malah diam saja. Clara berkedip, dan sosok itu tiba-tiba hilang dari hadapannya.

Bunga TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang