"Siapa sangka? Kau kembali hadir tepat pada situasi yang bahagia. Bukan hanya sekedar luka, namun bahagia juga kau berikan."
***Rangga menggebrak meja Clara dan Arya. Semua pasang mata menatap ke arah mereka. Clara sangat bingung? Kenapa Rangga bisa ada di mall ini. Apakah Rangga mengikutinya sampai kesini? Tapi, jika dilihat Rangga tak akan mungkin perduli juga.
Clara menatap wajah Rangga yang terlihat kesal. Apa maksudnya marah kepada Clara? Bukannya ia sangat tak perduli? Beribu pertanyaan bersarang di otak Clara.
Sudah cukup! Clara tak ingin lagi ada pertengkaran! Ia hanya ingin bahagia,bukan menderita karena cinta yang tak kunjung datang.
"Apa maksud lo jalan sama dia?" Rangga menunjuk kearah Arya. Clara hanya diam sembari memperhatikan raut wajah Rangga.
"Lo! Ngapain jalan sama cewek gue?" Rangga murka, ia menarik kerah baju Arya. Lalu, Clara melerai dan menghentikan semuanya.
"Cukup!" Clara mulai bicara, hari ini ia ingin menyelesaikan semuanya.
"Kakak kenapa marah? Bukannya kakak gak perduli sama aku?" Rangga bungkam seribu bahasa. Lagi-lagi Clara mengungkit ucapan itu lagi.
"Ayo jawab!"
"Lo, ikut gue!" ucap Rangga. Lalu, Rangga menarik paksa tangan Clara. Membuat si empu meringis kesakitan.
Arya tak suka melihat perlakuan Rangga yang begitu kasar. Andai saja dulu Clara mau menerimanya, mungkin saja mereka sekarang sudah bahagia."Mau bawa Clara kemana lo?" teriak Arya. Langkah Rangga terhenti, lalu ia berbalik.
"Jangan lo siksa Clara lagi! Dia itu butuh perhatian, bukan penyiksaan!" Arya menatap tajam Rangga, kali ini ia harus bertindak.
"Suka-suka gue mau apain tuh babu!" Hati Clara tersayat, mendengar Rangga menyebutnya dengan sebutan babu.
Hari ini Arya akan mengakhiri semuanya. Clara akan memilih salah satu diantara ia dan Rangga.
"Jangan seenaknya lo jadi cowok! Cuma bajingan sama banci, yang bisanya nyakitin hati cewek," sela Arya. Rangga tak terima, Arya sungguh berani berbicara seperti itu kepadanya.
"Gue?! Bukan laki-laki pengecut kayak lo!" ucap Arya, tetap di depan wajah Rangga. Lalu, ia segera menghampiri Clara.
Andai hidup ini tak sesulit apa yang
dibayangkan. Clara akan mudah menjalani semuanya dan akan hidup bahagia. Rasa sakit hati, tak sebanding atas apa yang mereka ucapkan."Clara? Sekarang giliran kamu, yang memilih semuanya," ucap Arya.
Harus memilih diantara mereka berdua, Clara sungguh sulit memilih mana yang akan bersama dirinya. Kali ini ia sungguh di pusingkan dengan ucapan konyol Arya. Jika ingin memiliki, Clara tidak akan memilih siapapun. Lebih baik ia sendiri dan tak memiliki siapapun yang dapat menemani hari-harinya.
"Cla?" ucap Arya, lagi. Rangga hanya tersenyum getir melihat Arya yang memohon seperti itu.
"Cara lo bajingan! Pake ngemis segala!" ujar Rangga. Dengan cepat, ia meraih tangan Clara. Dan pergi secepatnya.
"Kak, lepasin aku!" Clara mulai angkat bicara. Sekarang, ia akan segera memutuskan.
Siapa yang akan di pilih Clara?
Rangga?
Arya?
Atau tidak keduanya?Rangga sungguh geram dengan Clara, ingin sekali rasanya memakinya saat ini juga!
"Lo berani ngebantah, gue?" Rangga mulai kesal.
"Kak?"
"Ikut gue!"
"Biarin Clara memilih," pungkas Arya. Mau bagaimana lagi? Rangga harus mengalah sekarang.
Clara masih sibuk dengan pemikiramnya sendiri. Ia bingung, namun pilihannya pasti yang terbaik.
"Ok. Aku putusin—" Clara menggantungkan ucapnya. "Ak-aaku, gak pilih siapapun dari kalian!" Arya diam seribu bahasa, begitu juga dengan Rangga. Ada rasa kecewa dalam diri Rangga saat ini. Kenapa demikian? Apakah Rangga memang mencintai Clara?
"Mungkin, jalan terbaik hanya ini. Terimakasih, Kak? Karena kakak udah menaruh luka dalam hati ini," ucap Clara, dan langsung pergi begitu saja.
"Cla?" panggil Arya. Ia mengejar Clara yang berlari keluar dari mall. Sedangkan Rangga hanya diam dan mencerna semua ucapan Clara.
Baru kali ini ia merasa sakit. Itupun orang yamg sering ia sakiti yang melukainya saat ini. Sebenarnya, hati Rangga terbuat dari apa? Kenapa baru sekarang merasa kehilangan? Kenapa tidak pada waktu yang telah hilang karena ditelan kebencian.
Rangga benar-benar masih memikirkan hal tadi. Bagaimana pun juga, Clara tak bisa begitu saja lepas dari dirinya. Apapun yang menjadi milik Rangga, akan tetap menjadi miliknya.
"Clara! Jangan main-main sama ngomongan lo," gumam Rangga, pelan.
***
Clara harus memutuskan ini semua. Rangga tak bisa membuatnya terluka lagi, dan ia tak bisa memaksa hatinya untuk Arya.
Saai ini Clara tengah menangis sembari meratapi semua nasibnya, baru kali ini merasa bahwa, hidupnya sedang dipermainkan. Laki-laki semuanya sama, tidak ada yang serius dengan semua ucapannya. Mulai detik ini, Clara harus menutup rapat hatinya untuk siapapun. Ya, walaupun dihatinya masih ada Rangga seorang, orang yang membuatnya sadar akan segala gejala hidup yang ia jalani.
"Kenapa harus begini? Hikss..." Clara tak kuasa menahan tangisnya saat ini. Ia tak butuh bantuan dari siapapun. Ia bisa menjalani semua hidupnya tanpa orang lain.
"Tuhan? Kenapa kau berikan aku pilihan seperti ini? Bukannya aku tak menerima, namun aku tak sanggup memilihnya."
Hujan turun tepat ditengah jalan. Clara basah, hujan sungguh tau kalau ia saat ini sedang terluka. Hujan sungguh perduli terhadapnya saat ini Tetesan hujan meresap masuk sampai ketulangnya. Menyentuh hatinya untuk tetap bergerak. Tak jatuh walaupun kekecewaan dan penyiksaan datang dalam dirinya.
Clara ambruk, tubuhnya sudah tak bisa menumpu seluruh tubuhnya lagi.Air matanya bersatu dengan hujan, yang mengakir deras bersama rasa sakit yang kian lama kian memuncak.
Tiada yang namanya cinta, jika semuanya hanya dapat menaruh rasa sakit dalam hati.
Hujan, terimakasih!
Kau datang tepat pada waktu yang kubutuhkan.
Kau luruhkan semua rasa sakit.
Kau hilangkan pula cinta ini untuk dirinya.
Aku akan tetap selalu ingat akan semua jasamu.***
Apasih Rangga, dateng-dateng langsung ngegebrak meja Clara sama Arya.
Yaa mimin tau kalo kamu itu pacarnya Clara, hmm tapi sikap kamu beda jauh dari seorang pacar😤Suer sih kasar banget Rangga sama pacarnya sendiri😁
Bagus Clara, kamu harus bertindakk, pilih Rangga atau Arya
Yahhh, padahal mimin berharapnya Clara milih Arya tapii emang sih kalo cinta itu ga bisa dipaksain.
Mungkin itu yang terbaik buat Clara😉Mimin se7 apa yang menjadi keputusan Clara!
Tapi bagaimana dengan Rangga? Apa dia menyesal? atau sebaliknya?
Oh iya, jangan lupa tekan bintangnya sama komen, ya. Lempar kritik dan sarannya juga. Sekalian bagiin ke temen-temen😍.
hope you enjoy it😚
See you next time!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Terakhir
Teen FictionBerawal dari sebuah cerita. Yang mulai bercampur dengan kisah yang semu. Bercerita dalam setiap upayanya. Namun, sulit menebak setiap rencana. Sebuah ikatan cinta, entah itu pacaran, komitmen, atau sebuah ikatan yang sudah pasti, sepasang suami istr...