"Hal yang berkesan dalam hidup adalah, menentukan arah dan jalan pulang."
@Clara
****"Lo di mana sih?" ucap Rangga
Sudah jam 4 sore namun Rangga belum menemukan Clara, hujan turun semakin deras.
Rangga sudah mencoba mencari-cari Clara namun Rangga tak menemukan keberadaan Clara.Akhirnya Rangga menghubungi Arya, berharap Arya mengetahui keberadaan Clara
"Halo Arya."
"Ya, ada apa, Ga?"
"Lo lagi sama Clara?" ucap Rangga
"Nggak, emangnya ada apa?"
"Gapapa, thanks!" Sebelum Rangga mematikan ponselnya, Arya berbicara.
"Coba lo cek Clara di sekolah," ucap Arya
"Sekolah? Gue baru dari sekolah tapi Clara nggak ada!"
"Lo udah cari di rooftop sekolah?" tanya Arya
"Nggak!"
"Mungkin Clara ada di sana, biasanya gue lihat Clara di sana!"
"Hmm." Setelah mengucapkannya, Rangga mematikan ponselnya dan membawa motornya kembali ke sekolah. Rangga berharap apa yang di katakan oleh Arya benar.
***
Clara masih belum beranjak dari tempat duduknya. Tubuhnya kini sudah basah kuyup. Namun, entah mengapa Clara tak ingin pergi dari sini. Biarkan untuk sekali ini saja Clara seperti ini, walaupun Clara tahu setelah ini ia akan jatuh sakit. Namun, bagi Clara jalan satu-satunya untuk menenangkan pikirannya yaitu hanya dengan berdiam diri di bawah hujan.
Setelah Rangga memakirkan motornya, Rangga berlari menuju rooftop sekolah. Betapa terkejutnya Rangga melihat kondisi Clara saat ini. Ia mencoba menghampiri Clara namun Rangga mengurungkan niatnya untuk menghampiri Clara. Ia justru memilih untuk duduk di tengah hujan deras sama halnya apa yang dilakukan oleh Clara saat ini.
Rangga bisa tebak bahwa saat ini Clara pasti menangis, dilihat dari tubuh Clara yang bergetar dengan kedua tangan yang menutupi wajahnya mencoba menahan tangis.
Rangga ingin sekali menghampiri Clara, menenangkan dengan cara memeluknya. Namun sayangnya Rangga tak bisa melakukannya, karena Rangga sudah berjanji pada dirinya sendiri.
15 menit Rangga sudah duduk di situ, namun Clara belum beranjak pergi meski langit makin gelap. Jika Rangga membiarkan Clara terus di sini, takutnya Clara bisa sakit. Sepertinya Rangga tak punya pilihan lain.
Rangga mengambil ponselnya, menelpon seseorang, setelah sambungan telepon darinya tersambung ia berbicara.
"Lo bisa ke rooftop sekolah?"
"Emangnya kenapa?"
"Lo datang aja ke sini!!" Setelah mengucapkannya Rangga langsung mematikan ponselnya, menatap kembali punggung kecil itu.
***
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya orang yang dihubungi Rangga datang. Namun bukannya orang itu menemukan Rangga, ia malah menemukan Clara.
"Clara?" ucap Arya sambil berlari menuju Clara.
"Clara," ucap Arya sekali lagi, namun tak ada balasan dari Clara. Hujan sudah reda, namun Clara masih tetap duduk diam di sana.
"CLARA!!" ucap Arya meninggikan suaranya, agar Clara sadar dengan kehadirannya.
Clara yang mendengar suara itu langsung menoleh melihat siapa orang yang memanggilnya.
"Arya?" ucap Clara.
"Lo ngapain di sini?" tanya Arya.
"Sejak kapan kamu di sini?" Clara tak membalas ucapan Arya, namun justru Clara bertanya kepada Arya.
"Tadi gue...." Ucapan Arya terhenti, ketika dia sadar bahwa pasti ada sesuatu yang terjadi antara Rangga dan Clara.
"Gue tadi mau ngambil barang gue yang ketinggalan, terus gue jalan dulu ke sini. Eh, nggak sengaja gue liat lo di sini," jelas Arya panjang lebar.
"Hmm." Clara hanya bergumam.
"Pulang, yuk! Udah mau malem, baju lo juga udah basah tuh!" ajak Arya.
"Aku bisa pulang sendiri, Arya. Kalau kamu mau pulang, pulang aja!" ucap Clara.
"Hmm.... Lo tau nggak kalau biasanya menjelang maghrib gini, hantu-hantu pada keluar apalagi baru aja selesai hujan," ucap Arya mencoba untuk membujuk Clara agar segera pulang.
"Aku nggak takut sama hantu!" tegas Clara.
"Ya udah kalau gitu, lo di sini aja! Gue balik duluan. Gue harap hantu-hantu itu nggak ikutin lo sampai rumah." Setelah mengucapkan kalimat tersebut Arya berjalan pergi.
Namun belum beberapa langkah Arya meninggalkan Clara. Clara berlari menyusul Arya.
"Arya tunggu!"
Arya yang mendengar suara Clara tersenyum, akhirnya Clara mau pulang.
Rangga hanya menatap ke arah Clara sambil tersenyum. Memang benar, Clara lebih bahagia bersamanya. Ketimbang dengan dirinya sendiri.
****
Rangga, huhuhu😢. Kenapa sih kamu ini? Kok malah nyuruh Arya buat bujuk Clara. Seharusnya kamu yang datengin, jangan jadi cowok pengecut dong.😤
Oh iya, jangan lupa klik bintang dan komen😄. Bagiin juga ke temen-temen kalian biar karya ini makin berkembang, ya😁.
Hope you enjoy it❤❤❤
See you next time!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Terakhir
Teen FictionBerawal dari sebuah cerita. Yang mulai bercampur dengan kisah yang semu. Bercerita dalam setiap upayanya. Namun, sulit menebak setiap rencana. Sebuah ikatan cinta, entah itu pacaran, komitmen, atau sebuah ikatan yang sudah pasti, sepasang suami istr...