Bt |7🕊️| Rencana yang tak sesuai

19 8 6
                                    

"Jika sudah merasakan apa arti kesalahan menurutmu? Mulai perbaiki, bukan menyakiti."

***

Rangga pergi dari rumah Clara. Ia menyadari kalau ia memang salah. Namun, apa benar Clara akan melupakannya begitu saja?

"Buat apa gue mikirin dia! Lagian ngapain sih gue kerumah si babu!" ucapnya kesal.

Raut wajah Rangga berubah seketika. Ia ingin sekali menangis, dan berharap bisa memperbaiki diri. Bukan sesuatu yang mudah, untuk melakukan ini semua. Perlu tekad yang matang dan keberanian yang berada dalam diri.

"Maaf? Maafin gue!"

Rangga mengambil hpnya yang berada disaku celana. Ia berniat memberikan pesan kepada Clara. Namun, kalaupun ia memberikan pesan apakah Clara akan membalasnya?

Niat itu ia urungkan, dalam hitungan detik Rangga kembali gelisah. Apa yang sudah terjadi padanya? Apakah Rangga mulai mencintai Clara?

"Apa-apaan ini? Kenapa gue perduli sama tu cewek?"

***

Hari senin, Clara terburu-buru menuju Sekolah. Ia terlambat bangun karena semalam menangis. Raina sudah pulang dan tidak membangunkannya. Jika saja ia tak memikirkan hal itu, mungkin ia sudah sampai sejak tadi.

Deru motor terdengar jelas di telinga Clara. Ia melirik kesebelahnya, sebuah motor ninja tentunya dengan si pengendara terlihat menyamai langkah Clara. Dengan cepat ia segera pergi, ia tak ingin orang itu kembali menyiksanya.

"Clara?"

Langkah Clara terhenti, lalu ia kembali melangkahkan kakinya. Tiba-tiba Clara terjatuh, namun dengan cepat Arya menyangganya. Clara diam sembari menatap manik Arya.

Clara kembali tersadar, ia segera pergi dari hadapan Arya. Rangga yang melihatnya merasa kesal.

"Clara? Tunggu!"

Namun, Clara menghiraukan ucapan Arya dan segera menuju kelasnya.

***

Clara mengurung diri di toilet, ia salah hari ini masuk sekolah. Seharusnya ia tak perlu berangkat, bisa saja ia memberikan alasan tertentu untuk hal ini.

Bayangan dirinya terlihat jelas di cermin. Clara menatap nanar dirinya sendiri dengan penuh luka. Luka yang entah kapan akan berakhir. Dan apakah Clara akan siap, untuk meninggalkan Rangga? Cinta itu butuh perjuangan, diantara kedua belah pihak. Berjuang untuk saling menghargai, untuk saling berkorban waktu dan pikiran. Dalam kisah ini, apakah ada kata merindukan antara keduanya?

"Kamu kuat, Cla. Kamu wanita hebat," ucapnya menguatkan dirinya sendiri.

Clara keluar dari toilet. Tujuan dia selanjutnya adalah kelas. Tapi sebelumnya, dia mendengar percakapan antara Rangga dan temannya. Hanya beberapa yang terdengar jelas. Namun, ada satu pertanyaan dari Rafi yang terngiang-ngiang di pikiran Clara.

"Apa Lo mulai suka sama Clara?" Pertanyaan itu sangat jelas terdengar. "Apa yang sedang mereka bicarakan?" gumam Clara.

....

Rangga termenung di dekat lapang. Pikirannya sedang bergulat. Otak yang menolak akan dia yang mulai mencintai Clara. Namun jiwa raga, yang memaksa untuk terus menyakiti wanita itu.

"Awas bola!" teriak Gabriel saat bola basket hendak mencium kening Rangga. Kurang sedetik saja Rangga menghindar. Sudah di pastikan bola mendarat sempurna di kening atau kepalanya. "Ck, bengong terus. Lo kenapa sih? Dikejar rentenir?"

Bunga TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang