2

5.4K 496 10
                                    

Shanumi terkejut mendengar permintaan wanita tua itu, namun ia tak menghiraukannya. Laras berusaha membujuk Shanumi agar mau kembali rujuk dengan putranya. Shanumi hanya mendengus sinis dan mengunci pintu rumahnya setelah ia mengambil beberapa potong pakaian kantornya dan berjalan melewati Laras yang masih memohon padanya.

"Shanumi tolong Ibu, nak. Demi hubungan baik kita selama ini. Kembalilah pada Abram." Lagi, Laras dengan tak tau malu membujuknya kembali.

"Lalu setelah itu apa?? Setelah kami rujuk Anda akan kembali mengusik kami dengan menikahkannya dengan wanita lain lagi seperti dulu!? Maaf,  tapi Saya bukan keledai yang akan jatuh di lubang yang sama! Permisi." Ujarnya lalu meninggalkan Laras yang masih menangis di depan rumahnya.

"Kenapa dia?" Tanya Maria seraya menyalakan mesin mobilnya.

"Biasa, Drama Queen lagi akting." Jawabnya acuh dan di sambut kekehan oleh Maria.

Kini mereka berdua telah tiba di apartemen Maria dan telah membersihkan diri. Keduanya sedang asik duduk sambil menonton film. Tiba-tiba ponsel Shanumi berdering menampilkan nomor yang tak di kenal.

"Hallo..."

"Sha...? Ini aku Abram."

Shanumi segera mematikan panggilan itu. Ia menatap kesal ponselnya dan bertanya bagaimana bisa Abram mengetahui nomor teleponnya, sedangkan ia mengganti semua nomor telepon juga akun media sosialnya sehari setelah putusan hakim.

"Kenapa, muka lo bete gitu?" Tanya Maria yang melihat wajah kesal Shanumi setelah menerima telepon.

"Abram telepon gue." Jawabnya.

"Kok bisa? Bukannya lo udah ganti semua nomor ya?" Shanumi hanya mengendikkan bahunya acuh.

Abram kembali menghubunginya dan Shanumi segera memblokirnya. Ia tak habis pikir, setelah sekian lama ia hidup tenang kenapa bisa mereka mengganggunya kembali. Bahkan dengan tak tau malunya Laras memohon agar ia kembali rujuk dengan Abram.

"Udahlah gak usah di pikirin, makanya lo cari lakik baru jadi mereka gak akan ganggu lo lagi kalo tau elo udah nikah lagi." Ucap Maria mengusulkannya untuk segera nikah lagi. Shanumi hanya menganggukkan kepalanya.

Emang dikira gampang apa buka hati lagi, kalo gampang dari sehari gue cere juga udah nyari kali!!

* * *

Shanumi, Maria dan semua karyawan lainnya kini berkumpul di ruang aula di kantor mereka di lantai 2 guna menyambut kedatangan calon pemimpin mereka yang baru. Terlihat spanduk ucapan selamat datang terpasang rapi beserta karangan bunga. Sementara Maria sebagai sekretaris bos besar mereka berdiri di depan bersama dengan Shanumi dengan buket bunga yang bertugas memberikan buket itu pada sang calon pemimpin.

Pintu ruangan terbuka, suasana menjadi hening sesaat, ketika sang bos besar berjalan memasuki ruangan bersama rombongan. Shanumi terpaku melihat siapa yang berjalan beriringan dengan bos besarnya.

Disana, berjalan dengan tegap dan gagahnya seseorang yang sangat ia kenali di masa lalunya. Seseorang yang ketika masih duduk di bangku sekolah merupakan musuh bebuyutannya.

"Sst, Shan jangan bengong." Bisik Maria menyenggol sikunya.

Rombongan itu berhenti dan duduk di tempat yang telah disediakan, sementara sang bos besar memberikan kata sambutannya juga mengenalkan putranya sebagai pengganti Dewa sang Direktur Utama yang kini berada di Belanda guna melanjutkan studi.

Dewa merupakan keponakan Kusumawardana yang mengisi tempat sementara sebagai Direktur Utama selama Banyu, putranya masih berada di luar negeri.

"Dan mari kita sambut dengan hangat, calon direktur utama kita. Banyu Kusuma!!" Serunya dengan tegas memanggil anaknya untuk naik ke podium memberi kata sambutan.

Bukan hanya Shanumi yang terkejut, namun Banyu juga terkejut saat pandangan matanya menangkap sosok yang ia rindukan. Sosok yang mampu menggetarkan hatinya dan yang sudah mengisi tempat kosong di hatinya selama bertahun-tahun.

Tersenyum tenang sebelum ia memulai kalimat sambutannya, Banyu mengedarkan matanya dan berhenti tepat menatap mata Shanumi. Setelah kalimat sambutannya ia beranjak turun dari podium yang di sambut oleh Kusumawardana juga Shanumi yang bertugas memberikan karangan bunga untuknya.

"Selamat datang di Perusahaan ini." Begitulah ucapnya sambil memberikan bunga itu. Namun ia tersentak kaget saat jari telunjuk Banyu mencolek telapak tangannya.
Sedangkan Banyu hanya menyeringai sama persis seperti apa yang ia lakukan dulu.

Setelah acara penyambutan Dirut baru, semua karyawan menikmati hidangan juga acara yang di adakan pihak penyelenggara, dalam hal ini Perusahaan tempatnya bekerja. Shanumi dan Maria tengah menikmati menu makanan yang menggugah selera siapapun yang melihatnya. Saat tengah menyuapkan makanan dalam mulutnya, sosok yang beberapa waktu lalu memberikan kata sambutannya terlihat menghampiri meja mereka.

"Hm! Maaf boleh bergabung?" Tanya suara berat itu setelah berdehem.

"Eh iya, silahkan Pak Banyu." Jawab Maria tergagap melihat siapa orang yang menginterupsi makannya.

"Terima kasih, hm?" Jawab Banyu memandangi Maria bertanya.

"Maria, Pak. Saya sekretaris Pak Kusuma." Jawab Maria menyebut namanya.

"Ah iya, terima kasih Maria." Lanjut Banyu lalu menatap lembut pada sosok wanita di sebelah Maria.

"Apa kabar Elmira?" Tanya Banyu yang sukses membuat Maria terbatuk dan Shanumi terdiam mendengar nama tengahnya disebut.






* * *


Tbc.

Sorry banyak typo.








CLBK (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang