12

4.3K 304 3
                                    

Terimakasih buat kalian yang udah baca cerita ini.
Jangan lupa vote dan komen yang membangun ya bukan menjatuhkan😊😊

* * *

Di lain tempat...

Kartika sedang menyuapi Abim anaknya saat ia mendengar suara pagar terbuka. Dengan berhati-hati ia mengintip dari balik jendela untuk melihat siapa yang datang. Beruntung yang datang bukan siapa-siapa, hanya seorang petugas listrik untuk memeriksa meteran listrik dirumah itu. Setelah memastikan petugas itu pergi Kartika kembali duduk dan menyuapi anaknya yang masih asik dengan dunianya sendiri.

"Abim Sayang, di habiskan dulu yuk buburnya. Setelah itu kita mandi ya sudah sore." Ucapnya pada sang putra yang masih saja memunggunginya sambil memainkan mainan robot yang dulu di belikan oleh mertuanya.

Tak lama setelahnya ia kembali mendengar pintu pagar dibuka dan setelah melihat ternyata Dika yang kembali dari kantor.

"Assalamu'alaikum, Dek! Ini Mas bawakan martabak telur. Kamu masih suka ini kan?" Tanya Dika seraya menyerahkan cemilan yang di bawanya.

"Iya masih Mas. Maaf jadi merepotkan Mas Dika." Ujarnya merasa tak enak hati pada pria itu.

"Kamu ini bicara apa sih? Mas gak merasa direpotkan sama sekali. Ya sudah Mas mandi dulu." Jawabnya lalu pergi.

Seandainya Mas Abram begitu perhatian padaku dan juga Abim. Desah nya dalam hati lalu ia ke dapur memindahkan martabak itu dalam piring dan membawanya ke meja makan.

Ia juga menyiapkan makanan juga minuman untuk Andika. Andika tertegun melihat bagaimana Kartika melayaninya selayaknya seorang istri melayani suaminya.

Ia mendesah dalam hati alangkah bahagianya ia bila saja Kartika yang menjadi istrinya.
Namun ternyata Tuhan punya rencana lain.

"Mas, ngapain diam disitu? Makan dulu Tika udah siapin semuanya. Semoga Mas Dika suka dengan masakan Tika." Ujarnya lalu mengajak Dika untuk makan bersama.

"Eh iya Dek. Pasti Mas suka, masakan kamu pasti enak melebihi masakan restoran." Jawabnya memuji membuat wajah Kartika bersemu merah.

"Oh iya Dek, tadi siang Bapak telpon Mas menanyakan kamu dan Abim." Ucap Dika yang membuat Kartika menghentikan gerakannya sejenak.

"Lalu? Apa Mas bilang kalau Tika ada disini?"

"Gak, Mas belum bilang karena mau tanya kamu dulu. Bapak bilang Abram sudah seminggu ini sering mengunjungi mereka, alasannya dia sedang ada proyek disekitar sana." Ujar Andika yang membuat Kartika diam sejenak kemudian mengendikkan bahunya acuh.

"Biarkan aja Mas, toh dia juga gak peduli dengan Saya dan anak Saya." Jawab Tika lalu memakan makanannya setelah ia menyendokkan untuk Andika dan juga dirinya.

"Kalau seandainya dia memang mencari kamu dan mengharapkan kalian kembali...
Apa yang akan kamu lakukan..?" Tanya Dika pelan, seolah takut dengan kebenaran yang ada.

"Tergantung untuk apa dia mencari Saya. Soal itu biarkan nanti menjadi urusan Saya dan Mas Bram aja." Jawab Tika lagi dan menutup pembicaraan itu.
Andika hanya menatap dalam diam dan melanjutkan makannya.

Setelah makan malam bersama mereka bercengkerama di ruang tamu. Ruangan yang hanya terdiri dua buah sofa dan meja panjang juga satu unit televisi 21' beserta lemari kecil tempat meletakkan televisi dan disudut terdapat sebuah rak tempat buku-buku bacaan.

Abim yang masih asik bermain dengan mobilnya tiba-tiba merangkak menghampiri ibunya dan mencoba membuka kancing kemeja sang Ibu.

Kartika yang mengerti maksud Abim hanya bisa tersenyum kecil dan segera pamit pada Andika. Sesampainya di kamar, Kartika segera membuka kancing kemejanya karena Abim sudah mulai menangis dan begitu melihat sumber nutrisinya segera saja ia melahap dan menghisapnya dengan rakus.

CLBK (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang