18

3.6K 260 7
                                    

Up lagi!!!
Yeaayy!!!
😃😃😃

Untuk selanjutnya aku akan menggunakan POV-nya Elmira ya karena merasa lebih dapat feelnya aja😆

Oke cekidot...!!

^ ^ ^

4 bulan sudah masa kehamilanku dan kedua ibu negara ku sibuk mempersiapkan acara 4 bulanan.
Mereka bilang ini adalah masa dimana ruh manusia di tiupkan oleh Allah swt. Aku sih iya-iya aja meski menurutku sejak terbentuknya janinlah ruh itu di tiupkan, tapi aku hanya bisa mengikuti apa yang di katakan dua wanita paruh baya yang ku cintai ini.

"El kamu kalau mau apa-apa bilang sama Mama atau Ibu aja ya. Jangan kemana-mana duduk disini aja!" Petuah dari ibu negara 1 yaitu ibu Anita alias ibu kandungku.

"Iya Nduk. Kalau misalnya Mama dan Ibu gak ada kamu bilang aja sama bibik. Pokoknya ini harinya kamu dan si janin jadi jangan sampai kamu kecapean." Petuah dari ibu negara 2 mama Aryani alias mama mertua.

Dan aku hanya bisa berucap "Nggih Ndoro Ayu!" Atau "Nggih Kanjeng Ratu!"

Setelahnya aku mendapatkan hadiah pelototan mata yang menurut aku tuh malah membuat mereka semua semakin cantik.

Aah, bahagianya aku mendapatkan ibu mertua yang begitu menyayangiku seperti mama Aryani. Semoga kelak istrinya mas Tirta mas iparku juga mendapatkan perlakuan yang sama.

Karena denger-denger mas iparku itu sedang dekat dengan wanita yang untuk pertama kalinya membuat hatinya jedag jedug gak karuan.

"Mbak mau makan apa?" Kali ini pertanyaan muncul dari adik baru ku siapa lagi kalau bukan si cantik Anggita.

"Mbak lagi gak pengen apa-apa. Kamu disini aja temenin mbak. Dari tadi duo Kanjeng Ratu udah pesan mbak gak boleh kemana-mana." Gerutu ku yang di sambut oleh kekehan kecil darinya.

Aku menatap wajah cantik dan bersemu merahnya Anggita. Ingin rasanya aku mencarikannya jodoh yang baik untuknya.

"Nggi, kamu udah punya pacar belum?" Tanyaku yang sukses membuat wajahnya kaget dan bersemu merah.

Aahh rupanya si cantik ini sedang dalam mode berbunga-bunga.

"Cieee, mukanya sampe merah gitu. Udah ada ya?" Godaku lagi dan dia merajuk membuatku gemas.

"Permisi mbak Anggi, ada yang cari di depan." Ucap bibik padanya. Anggita yang mendengar itupun segera melihat ponselnya sebelum ia beranjak meninggalkan ku ke depan.

"Non El mau dibuatkan apa untuk cemilannya? Tadi mas Banyu telpon bibik suruh buatkan cemilan untuk non El." Ujarnya menjelaskan dan aku katakan inginku padanya.

Aku yang penasaran dengan siapa Anggita bertemu segera berjalan ke depan. Namun belum sampai pintu mama sudah berdiri menghadangku dengan kedua tangan di pinggang.

"Bosen Ma. Mau ke depan sebentar." Rayu ku padanya. Beliau hanya mengendikkan dagu tanda memintaku untuk duduk kembali.

Dengan langkah lesu aku pun kembali ke 'singgasana' milikku di depan tv.

"Calon ibu kok murung gitu sih? Nih mas bawain kamu oleh-oleh dari Jogja." Seru mas iparku sambil memberikan paper bag coklat berukuran sedang padaku.

Aku menerimanya dengan malas dan mengeluarkan isinya. Wajah murungku seketika berubah saat aku menerima dua buah daster khas Jogja dua buah celana batik juga beberapa cemilan lainnya.

"Sama ini buat Banyu, Mas titip ya." Ujarnya lagi memberikan dua paper bag berukuran kecil.

"Makasih Mas. Kebetulan beberapa bajuku udah gak ada yang muat. Nanti aku pake ya dasternya." Seru ku sambil mengadu padanya. Aku pun bergegas ke kamar untuk mengganti bajuku yang memang agak sedikit sesak ku pakai dengan daster baru dari mas ipar.

CLBK (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang