4

5K 445 3
                                    

Seminggu sudah Shanumi menjadi asisten Banyu, dan selama seminggu ini hidupnya benar-benar kacau. Bagaimana tidak kacau, bila setiap harinya Banyu selalu memintanya untuk membuatkannya makananlah minumanlah menyuruhnya datang pagi-pagi hanya untuk memintanya menyiapkan baju kerjanyalah dan lain sebagainya. Hingga ia bertanya pada dirinya sendiri, ia bekerja sebagai asisten atau pelayan si manusia air itu sih!?

Hari ini hari Minggu, hari dimana seharusnya ia memanjakan tubuhnya dengan tidur nyenyak dan bangun siang atau ke salon sekedar memanjakan diri dengan spa, creambath, atau jalan-jalan di mall.

Tapi apa??

Si manusia air itu dengan santainya menghubunginya pagi-pagi dan bilang sudah berada di depan rumahnya!!

"Morning Sunshine!" Sapa Banyu dengan riang saat melihat wanita yang telah mengisi hatinya selama bertahun-tahun itu membukakan pintu masih menggunakan piyama tidur. Jangan lupakan wajah bantal alias baru bangun tidurnya yang tetap terlihat cantik di mata Banyu.

Dasar kompeni!! Maki Shanumi dalam hati lalu masuk kamar dan membanting pintu tanpa mau repot mempersilahkan pria itu duduk.

Brak!!

Banyu hanya terkekeh dan melangkah masuk menuju ke arah dapur lalu meletakkan kantong belanjaan yang ia bawa. Ia mengeluarkan semua bahan masakan yang ia beli sebelum bertandang kerumah Shanumi.

Bunyi dentingan wajan dan aroma masakan menggugah selera Shanumi begitu ia keluar dari kamar dengan tampilan segar. Banyu tersenyum saat membalikkan badannya ia melihat wajah cantik wanitanya yang sudah segar.

"Hi Beautiful! Come here let's breakfast." Ajak Banyu seraya membawa dua piring nasi goreng dengan irisan sosis dan juga telur orak arik yang terlihat cantik dan sepertinya rasanya cukup membuat perut Shanumi berbunyi.

Banyu menggiring Shanumi ke meja makan lalu menarik satu kursi untuknya. Shanumi tersentak saat Banyu mendaratkan kecupan di pelipis kirinya sebelum ia memutar dan duduk di hadapan Shanumi.

"Kamu masih suka minum teh manis hangat saat pagi kan? Aku udah buatin teh mint buat kamu biar makin seger." Ujar Banyu memberikan secangkir teh yang masih mengebulkan hawa panasnya pada Shanumi.

"Bapak ngapain sih pagi-pagi gangguin hari libur Saya?? Ini hari Minggu loh dan waktunya Saya libur kalau Bapak lupa." Seru Shanumi padanya namun bukan jawaban yang ia terima justru suapan sendok yang kini berada di depan mulutnya.

"Aku akan jawab asal kamu mau makan masakan aku." Jawab Banyu dan dengan terpaksa Shanumi maju sedikit untuk menerima suapan dari Banyu.

Tak terasa mereka makan berdua dengan satu sendok yang sama, atau tepatnya Shanumi makan dengan di suapi oleh Banyu, tanpa di sadarinya.

Menutup rasa malunya, Shanumi beranjak mencuci piring kotor bekas makan mereka dan berlalu meninggalkan Banyu yang sibuk merapikan meja makan.

"Sekarang silahkan Bapak jelasin maksud kedatangan Anda kesini di hari libur Saya!" Seru Shanumi pada Banyu menekankan kalimat terakhir.

"Kamu gak dengerin omonganku tempo hari ya El? Aku bilang berhenti bicara formal saat kita hanya berdua." Tegas Banyu yang melangkah ke depan membuat Shanumi mundur hingga ia jatuh terduduk di sofa.

"Gak ada bedanya Pak. Anda atasan Saya dan sudah seharusnya Saya bicara formal dengan Anda. Jadi tanpa mengurangi rasa hormat Saya minta tolong Anda segera pulang." Jawab Shanumi panjang lebar padanya.

Grep!

Cup!

Shanumi membulatkan matanya saat lagi-lagi Banyu memeluk dan menciumnya.
Ia meronta berusaha melepaskan diri saat Banyu ingin menciumnya lagi.

"Anda ini apa-apaan sih!? Dari kemaren seenaknya aja main peluk cium! Anda pikir Saya wanita murahan yang bisa seenaknya Anda perlakukan seperti itu!?" Murka Shanumi padanya, Banyu menatap tajam Shanumi dengan rahang mengeras.

"You're mine El! You're mine!!" Jawab Banyu dan kembali melumat bibir Shanumi tanpa peduli rontaan wanita itu.

"Berhenti Banyu!! Mau kamu apa sih!!?" Jerit Shanumi yang akhirnya memanggil nama Banyu, membuat pria itu senang dan membawa Shanumi duduk di pangkuannya.

"Akhirnya, setelah sekian hari kita ketemu kamu panggil namaku lagi tanpa bahasa formal El." Desah lega Banyu yang menumpukan kepalanya di bahu Kanan wanita itu.

"Jangan begini Banyu, tolong jaga batasan kamu." Ucap Shanumi lirih padanya.

"Jadi milikku El. Sudah cukup sekali aku kehilangan kamu dan aku gak mau kehilangan kamu untuk kedua kalinya." Pinta Banyu berbisik padanya.

Shanumi mengernyitkan dahinya bingung. Kapan pria ini kehilangan dirinya? Seingatnya mereka musuh bebuyutan saat jaman sekolah dulu.

"Cukup sekali aku kayak orang bodoh yang memendam perasaan, bukan mengungkapkan tapi malah membuat kamu semakin menjauh dariku karena tingkah konyolku dulu." Lanjut Banyu lagi.

"Kamu ngomong apa sih? Aku gak ngerti." Tanya Shanumi sambil bergerak mencoba turun dari pangkuan Banyu.

"Jangan gerak-gerak Sayang, kamu bisa bangunin dia nanti." Bisik Banyu menahan rasa sesak dibawahnya saat Shanumi bergerak yang tanpa sadar membangkitkan gairahnya. Wajah Shanumi berubah merah mendengar itu dan terdiam.

"Menikah denganku El, jadilah istriku." Pinta Banyu seraya mengecup leher putih milik Shanumi.

"Kamu jangan modus deh! Dan maaf aku udah menikah jadi kamu telat." Cicitnya menahan desahnya saat kecupan-kecupan kecil Banyu berikan.

"Tepatnya pernah menikah El, jangan pikir aku gak tau status kamu saat ini. Minggu depan aku akan datang kerumah orangtua kamu bersama Ayah dan Ibu. Dan dua bulan lagi kita menikah." Ujar Banyu padanya masih mengecup bahkan lagi-lagi meninggalkan tanda merah.

"Dan aku gak terima penolakan. Kita akan menikah dua bulan lagi!" Tegasnya lagi saat merasa Shanumi ingin membantah ucapannya.

"Ka-kamu gila! Seenaknya aja putusin kita meni-kah ah sakit Banyu!" Omel Shanumi saat lehernya dihisap kuat oleh pria gila dibelakangnya ini.

"Iya aku gila Sayang. Aku gila karena kamu menghilang dan kabar yang aku terima saat itu kamu menikah. Tapi aku senang akhirnya penantianku gak sia-sia sekarang." Ucap Banyu menarik wajah Shanumi menghadapnya dan mengecup pipi merona Shanumi.

"Aku butuh kamar mandi sekarang, kecuali kalau kamu mau bantu aku menidurkan dia." Lanjutnya lagi mengangkat tubuh Shanumi dan berlalu dengan santainya saat wajah merah Shanumi menyadari maksud dari Banyu.

"Dasar manusia air mesum!!" Jerit Shanumi melemparkan bantal sofa pada Banyu.

"Hahaha! I love you too my El!" Balas Banyu berteriak.








* * *




Tbc
















CLBK (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang