7

5K 373 4
                                    

Shanumi memberengutkan wajahnya saat lagi dan lagi wajah tampan si manusia air alias Banyu Kusumawardana sudah berdiri di depan pintu rumahnya. Senyum merekah tercetak jelas di wajah tampan itu seraya menyerahkan sebuket bunga mawar merah pada Shanumi.

"Beautiful flower for beautiful lady." Ucap Banyu. Menggulirkan matanya, Shanumi menerima dengan enggan buket bunga itu lalu menaruhnya begitu saja di meja ruang tamunya.

"Kok di taro? Gak di bawa aja?" Tanya Banyu yang bingung dengan tindakan Shanumi. Biasanya wanita lain akan senang dan bahkan memamerkannya kepada semua orang. Namun tidak dengan Shanumi.

Emang sesuatu banget sih kamu, El.

"Ngapain dibawa? Mau jualan bunga?" Jawabnya acuh lalu mengunci pintu rumahnya dan berjalan menuju mobil Honda Civic putihnya.

"El, aku kesini jemput kamu loh. Kok kamu malah mau bawa mobil." Ujar Banyu menahan pintu mobil itu dengan tubuhnya.

"Yang suruh kamu jemput siapa? Gak ada kan? Ya udah minggir!" Ketusnya berusaha mendorong tubuh Banyu namun bukannya bergerak atau bergeser, Banyu malah membalikkan keadaan dengan memerangkap tubuh wanita itu.

"Bisa gak sehari aja kamu senyum dan bersikap manis, hm?" Pinta Banyu memainkan rambut panjang wanita itu.

"Gak bisa. Kenapa, gak suka?" Jawabnya mengangkat dagunya menantang. Melihat gaya menantang wanita itu membuat Banyu memajukan wajahnya hingga kepala Shanumi mundur ke belakang.

"Ma-mau apa kamu?" Tanya Shanumi dengan suara mencicit melihat wajah Banyu yang semakin mendekat.

"Kenapa, takut? Hm?" Bisik Banyu padanya dengan kedua tangan mengungkung tubuh Shanumi di samping mobil.

"Berani macam-macam aku teriak!" Desis Shanumi memalingkan wajahnya namun Banyu kembali menolehkan wajah itu dan lebih mendekat, hingga...

"Hahaha!" Tawa Banyu pecah saat melihat wajah ketakutan dan memerah Shanumi.

Sontak saja Shanumi memukul bahu Banyu dengan keras, kesal karena dikerjai pria itu.
Masih tertawa Banyu meraih kedua tangan Shanumi dan memeluk tubuh ramping itu hingga tubuh itu terdiam menegang.

"Rileks Sayang, aku gak mungkin cium kamu ditempat umum seperti ini. Tapi kalau kamu mau aku gak nolak sih." Ujarnya dan terkekeh saat bibir tipis itu merengut.

"Rese banget sih kamu!" Cebiknya lalu mendorong tubuh tegap itu.

"Bareng aku aja ya?" Pinta Banyu lagi padanya, dan seolah tak ingin mendengar penolakan Banyu menarik tangan Shanumi dan mengiringnya menuju mobil Toyota Crush silver miliknya.

"Lusa kamu siap-siap, aku mau ajak kamu ke rumah, kenalin kamu sama keluargaku." Ujar Banyu yang memasangkan sabuk pengaman milik Shanumi.

"Ngapain ih, gak mau ah!" Tolaknya mendorong tubuh Banyu yang masih mendekat ke arahnya.

Cup!

"Aku gak terima penolakan, Sayang!" Jawabnya setelah mencuri ciuman kilat di bibir Shanumi yang membuatnya mendadak bengong.

* * *

Shanumi memaksa Banyu untuk menurunkannya di basement ia tak ingin ada rumor yang menyebar perihal kedekatan mereka. Meski sesungguhnya Banyu udah menunjukkan gelagat bila mereka memiliki hubungan.
Dengan selalu mendatangi wanita itu terang-terangan, memesankan makan siang, atau bahkan mendadak menjadi satpam untuk wanita itu bila mereka menghadiri acara yang melibatkan perusahaan mereka.

Shanumi yang risih dengan segala perlakukan Banyu justru memilih menghindar, namun bukannya mendapatkan ketenangan ia malah hampir terkena serangan jantung saat pria dengan tubuh tegap itu memanggilnya Sayang saat berjalan menghampirinya di kala jam makan siang karyawan.

CLBK (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang