15

4.3K 295 7
                                    

* Jadi mulai sekarang aku akan pakai nama Elmira untuk karakter Shanumi ya, karena kan Banyu memanggilnya dengan nama Elmira.

Oke gais!! 😉*

Jangan lupa vote dan komennya ya jangan cuma di baca aja😆

^ ^ ^

Rencana untuk melanjutkan menginap di hotel buyar sudah karena kondisi Elmira yang mabuk parah. Seperti saat ini dia sudah tiga kali bolak balik ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya. Banyu yang cemas akan kondisi istrinya akhirnya memilih memboyong nya kerumah keluarganya. Selain agar ada yang menemani sang istri saat ia bekerja ia juga bisa meminta bantuan dari sang ibu negara, Aryani Kusumawardhana.

"Loh kok kalian udah balik?" Tanya Aryani begitu melihat anak dan menantunya turun dari mobil. Ia menatap curiga pada sang putra saat melihat wajah pucat sang menantu.

"Elmira kenapa itu?" Tanyanya namun tak ada jawaban dari Banyu. Hingga ia mengekor anaknya ke dalam kamar dilantai dua.

"Ma, kita gak jadi ke Singapura karena kondisi El gak memungkinkan." Jelas Banyu setelah ia meletakkan tubuh sang istri di ranjang karena posisi Elmira yang tertidur setelah muntah selama di perjalanan.

"Kamu apain menantu Mama sampai lemas dan pucat gitu??" Cecar Aryani pada Banyu dan tanpa banyak kata Banyu mengeluarkan amplop putih bertuliskan nama rumah sakit ternama. Ia membacanya dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Ini beneran?" Banyu hanya mengangguk dan mengusap peluh di kening Elmira.

"Selamat Sayang! Mama akan kabarin Papa dan yang lainnya supaya mereka segera pulang." Pekiknya senang memeluk tubuh putranya.

"Ma, maaf tolong sekalian kabarin Ayah dan Ibu, bilangin nanti Banyu jemput." Ucapnya meminta sang ibu menghubungi mertuanya.

"Jangan. Biar Mas Tirta aja nanti yang jemput mertua kamu. Kamu kasih alamatnya aja." Terdengar suara Tirta kakak tertua Banyu yang tiba-tiba sudah berdiri di depan kamarnya.

"Oh iya benar. Biar Mas-mu aja yang jemput. Takutnya nanti Elmira bangun malah cari kamu." Seru Aryani.

Banyu mengangguk lalu memberikan alamat rumah sang mertua pada Tirta.

"Ma, aku gak lagi mimpi kan? El benar udah jadi istri aku kan? Dan sekarang hamil anakku?" Tanya Banyu yang merebahkan kepalanya di pangkuan Aryani.

Aryani mengusap lembut kepala putra bungsunya dengan menyeka sudut matanya. Ia senang melihat wajah putranya yang tak lagi dingin setelah menikah dengan wanita pujaannya.

"Gak Sayang. Kamu gak lagi mimpi. Elmira benar sekarang jadi istri kamu dan sedang hamil anak kamu." Jawabnya membenarkan pertanyaan sang putra.

Setelah berhasil meminta kepala keluarganya untuk pulang dan Tirta yang segera menjemput mertua adiknya, kini mereka berkumpul di ruang keluarga.

"Gimana Sayang, masih mual?" Tanya Ibu padanya.

"Pusing aja Bu." Jawabnya lirih. Ibu segera memijat lembut kening putrinya itu.

"Ada yang kamu pengen gak Sayang? Kayak mau makan atau minum apa gitu?" Kali ini mama mertua yang bertanya.

"Pengen rujak mangga yang pedes Ma." Lirihnya memejamkan mata menikmati pijatan lembut sang Ibu.

"Rujak mangga yang pedes? Tapi kamu lagi hamil Sayang nanti bahaya buat bayinya." Seru Banyu yang malah mendapat tepukan kencang di bahu oleh Aryani.

"Namanya istri hamil pasti pengen makan yang asam-pedas gitu. Udah sana kamu cariin. Mama gak mau ya cucu Mama sampai ngences gara-gara gak kesampaian pengennya!" Cerocos Aryani dan menyuruhnya membeli keinginan Elmira.

"Tapi nyari dimana Ma? Udah malam gini loh. Besok aja ya." Ujarnya lagi yang malah membuat Elmira terisak.

"Mas jahat! Mas gak sayang aku lagi dan dedek bayi!!" Isak nya yang malah membuat semua mata menatap tajam ke arah Banyu.

Baiklah! Drama ibu hamil dan ngidam di mulai!

"Kamu cari aja di lampu merah biasanya ada tuh rujak mangga yang pedas!" Seru Tirta yang bukannya membantu malah membuat tangis Elmira tambah kencang.

"Mas Tirta aja ngerti masa Mas Banyu gak ngerti!! Mas tidur di luar aja nanti malam!!" Seru Elmira masih menangis dan menambah ruwet keadaan dengan melarang Banyu tidur di kamar.

"Gak. Gak. Enak aja Mas tidur di luar! Ya udah berhenti nangis ya Sayang. Mas cariin dulu." Jawabnya gusar saat mendengar ucapan sang istri yang melarangnya tidur di kamar sambil mengecup lembut pucuk kepalanya lalu segera mencari rujak mangga permintaan sang ibu hamil.

Tak sampai satu jam Banyu akhirnya berhasil mendapatkan rujak mangga yang di inginkan sang istri. Segera saja ia memberikannya namun langkahnya terhenti saat mendapati sang istri tak ada di ruang keluarga bersama yang lain.

"Elmira tidur di kamar di temani mertua kamu." Seru Papa saat melihat putranya mencari sosok cantik istrinya.

"Terus ini gimana?" Tanyanya menatap iba pada bungkusan rujak itu.

"Kamu bawa aja ke kamar. Sekalian bawain makan malamnya. El belum makan malam dia mau tunggu kamu katanya." Sambung Papa lalu beranjak ke kamarnya.

"Oh iya, Papa sudah menyuruh orang untuk membereskan kamar di lantai bawah. Selama istri kamu hamil kalian sebaiknya tidur di lantai bawah. Bahaya untuk Elmira kalau harus naik turun tangga." Ucap lagi Papa. Tanpa banyak kata Banyu langsung menghampiri dan memeluk Papa.

"Terima kasih Pa." Ucapnya dan di balas dengan tepukan hangat di punggungnya oleh sang kepala suku.

"Sudah sana kamu ke kamar. Selama masa hamilnya usahakan untuk penuhi keinginan istrimu. Jangan kecewakan istri yang sedang hamil." Lanjut Papa dan pergi meninggalkan Banyu.

Banyu segera membawakan makan malam yang sudah di sediakan pelayan mereka dan bungkusan rujak untuk Elmira di kamar.

Dalam hatinya ia mengucap syukur atas apa yang terjadi pada dirinya setelah selama ini.





^ ^ ^

TBC.

^Selamat ya mas Banyu atas kehamilan istrinya^😊😊

CLBK (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang