5

4.9K 424 21
                                    

Sementara di lain tempat...

"Kartika!! Urus anak kamu ini!! Bisanya bikin susah aja!!!" Teriak Abram pada istrinya, Kartika. Ia kesal karena Abim mengompol di karpet ruang tamu.

Kartika yang terkejut berlari menghampiri Abram dengan tergesa-gesa dari dapur. Ia segera mengangkat Abimanyu dalam gendongannya yang menangis karena terkejut dengan teriakan Abram.

"Mas tolong jangan berteriak seperti tadi, Abim jadi ketakutan." Pinta Kartika pada suaminya, Abram. Abram hanya mendengus sebal.

"Kalau bukan karena dulu kamu hamil, aku gak akan biarin kamu tetap disini. Jadi gak usah banyak bicara! Urus anak kamu!!" Hardik lagi Abram padanya dan berlalu menuju kamar dan membanting pintunya. Membuat Kartika mengusap punggung Abim karena terkejut. Ia menitikkan airmatanya namun dengan segera ia hapus karena tak ingin Abim melihatnya menangis.

Semenjak ia resmi dinikahi oleh Abram dan melahirkan Abimanyu Putra Iskandar, ia tak pernah lagi di sentuh oleh Abram. Bahkan bersikap mesra layaknya suami-istri pun tidak. Terlebih sejak dokter mengatakan bila anak mereka mengidap Autism, Abram semakin menjauh. Hanya di saat tertentu saja mereka bersikap mesra, seperti bila ada acara yang mengharuskan Abram membawa pasangan, maka Abram akan membawa serta Kartika bersikap mesra yang hanya kedok. Karena setelahnya Abram akan menghempas dengan kasar tangan Kartika dan kembali bersikap dingin.

Selama tiga tahun menikah, Kartika hanya bisa merasakan manisnya pernikahan dan hubungan suami-istri selama ia mengandung. Setelahnya ia hanyalah seorang istri di atas kertas. Bahkan Abram memilih untuk tidur terpisah dengan istrinya. Abram di kamar utama sementara Kartika di kamar tengah bersama dengan Abimanyu.

Sikap Abram benar-benar berubah 180° derajat. Benar yang dikatakan Laras, Abram berubah menjadi pribadi yang kasar dan tempramen.

"Sst, sst.. Gak apa-apa Sayang. Ayah lagi capek makanya Ayah marah." Bujuk Kartika pada Abim yang masih menangis dalam pelukannya. Ia telah membersihkan tubuh mungil itu dan membawanya ke dalam kamar.

"Abram marah lagi??" Tiba-tiba Laras muncul di kamarnya dan mengagetkan Kartika.

"Ibu, kapan datangnya?" Tanya Kartika yang menyalami tangan mertuanya.

"Baru aja. Tadi Siti bilang Abram marah lagi. Kenapa lagi sih??" Tanya Laras padanya yang menatap jengah laki-laki mungil itu.

Kartika sebenarnya risih dengan tatapan Ibu mertuanya, namun ia bisa apa? Menentangpun percuma karena ujungnya ia lagi yang akan di salahkan karena kondisi Abimanyu yang menderita Autism.

Bukan mau Kartika apalagi Abimanyu yang terlahir berkebutuhan khusus, ini semua sudah takdir dariNYA, Kartika pun tak bisa mengeluh.

Terkadang ia berpikir kembali, mungkinkah ini adalah hukumannya karena membuat pernikahan Abram hancur karena kehamilannya yang terjadi tanpa di sengaja? Atau ini adalah hukuman Laras melalui dirinya??

Entahlah, ia tak berani menduga dan menyalahkan takdir. Ia sudah bahagia bisa menjadi Ibu dengan adanya Abimanyu meski terlahir dengan keadaan yang istimewa. Ya, istimewa hanya itu yang bisa ia ucapkan.

Meski cibiran dari Abram dan Laras mengoyak hatinya, namun ia akan bertahan demi Abimanyu. Dan demi Abim juga ia bertahan mendampingi Abram, meski ia tahu bila Abram kini berusaha untuk mendekati Shanumi lagi, mantan istrinya.

"Mas, makan malam sudah siap. Mau makan sekarang atau nanti?" Tanya Kartika di depan pintu kamar Abram.

Ceklek.

"Aku makan di luar." Ucap Abram yang telah rapi dengan kemeja maroon yang di lapisi dengan jaket hitam kulitnya. Setelah mengucapkan itu Abram pergi meninggalkan Kartika yang termangu.










* * *


Tbc.




Haaiii jumpa lagi denganku😄

Sejauh ini bagaimana dengan ceritanya?
Beda dari yang sebelumnya aku bikin??
Emang sengaja, hehe...

Seperti biasa ya, cerita ini gak akan panjang2, yang pendek aja responnya bikin kepalaku sakit apalagi panjang sampai puluhan episode????

Yaudah cuma cuap2 gitu aja sih, sukur2 kalian inisiatif vote dan Komen ceritaku.

Horas!!!!

ziga1810






CLBK (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang