Chapter 13 > Rumah Padbok

121 19 0
                                    


"Wahh... rumah sebagus dan sebesar ini masa gak ada pelayan nya si, harus nyuruh Sab jadi assisten nya segala aneh!!!" Saat ini Sab tengah menginjakan kaki nya di rumah megah Padbok,dia bingung harus menuju ruangan yang mana,karena security hanya mempersilahkan nya masuk tanpa mau repot-repot mengantar Sab.

"permisi,apakah anda Nong Sab?" tanya seorang pelayan yang datang entah dari mana

"umh.. ii iya bi,bagaimana bibi bisa tau?" Sab bertanya balik

"semalam tuan Padbok yang memberitahu saya kalau assisten pribadi nya akan datang hari ini,ayo saya antarkan ke kamar nya" ajak pelayan berseragam serba biru itu

'tuh ini ada pelayan kenapa Sab harus jadi assisten segala sih,niat banget ngerjain nya' Sab

"tuan,tamu anda sudah datang,kalau begitu saya tinggal dan saya buatkan minum dan cemilan dulu sebentar"-

"jangan bi,biarin nanti dia bawa sendiri,dia bukan tamu ini" Kata Padbok yang saat ini terbaring tak berdaya di atas kasur kebesaran nya

"iya bi Sab udah minum ko gak apa-apa" kata Sab yang masih berdiri di ambang pintu

" ya sudah nanti panggil saja ya jika butuh sesuatu nong" pelayan itu pun pergi meninggal kan Sab yang terdiam bagai patung

"ngapain lo disitu,masuk cepet tutup pintu nya" perintah Padbok

"ii iya p" Sab pun menuruti nya dan langsung menghampiri Padbok

"Sab harus ngapain p,kan pelayan di rumah ini pasti lebih dari satu,p' Padbok tinggal menyuruh mereka kapan pun p' mau " kata Sab,sedikit gugup.

"gak usah banyak tanya,lo kan udah setuju...sekarang tolong buatin omelet yang waktu itu lo bikin,gue laper"- Padbok

bukan nya marah justru sebalik nya,Sab tersenyum sendiri mendengar perintah dari Padbok.

'Sab senang p' menyukai masakan yang Sab buat'

"eh eh sekalian nyalain tv nya" kata Padbok saat Sab melangkah keluar.

Saat ini Sab berada di dapur,melihat isi kulkas yang begitu lengkap membuat Sab berinisiatif membuat menu lain nya juga.

||
||


"Sab buatkan sup ayam juga p', di habiskan ya..susu nya juga harus habis" Sab meletakan semua makanan nya di meja kecil di atas kasur,supaya Padbok tidak kesulitan.

Padbok menatap nya sesaat,sedikit terkagum dengan ke ahlian memasak Sab.

'sup nya enak sekali'- Padbok

"gimana p' sup nya,ada yang kurang??" tanya Sab khawatir dengan rasa sup nya yang tidak sesuai selera Padbok.

"rasa nya biasa aja" jawan Padbok ketus.

"maaf p' Sab masih belajar...oh iya mending kita pesen aja dari restauran p' , yang ini biar Sab buang" Sab hendak mengambil mangkuk sup itu,tapi..

"jangan!!! gue gak suka buang-buang makanan, ini masih bisa di makan ko" Padbok langsung memakan nya dengan lahap

Sab hanya tersenyum bahagia melihat tingkah Padbok.

   Padbok masih menikmati makanan nya,sementara itu Sab berkeliling melihat-lihat koleksi miniatur mobil Padbok yang terjajar rapih di dalam kamar nya yang luas ini.

"wahh..ini kan keluaran baru AWESOME!!! " Sab mengambil mobil itu keluar dan memperhatikan setiap detil nya.

"heii jangan sentuh itu,harga nya mahal" kata Padbok menginterupsi kesenangan Sab

"hmm Sab tau p' " Sab pun menyimpan kembali mobil itu,lalu tak sengaja tangan nya menjatuhkan sesuatu,dan Sab buru-buru mengambil nya.

Seketika Sab langsung terdiam melihat isi dari kotak yang ia jatuhkan tadi.

'liontin ini...yaa ini liontin ku,bagaimana bisa p'Padbok masih menyimpan ini??'-

Sab begitu tersentuh, ingatan nya melayang pada beberapa tahun yang lalu,dengan susah payah ia menahan air mata nya yang mencoba keluar.

Setidak nya Padbok masih mengingat dirinya yang dulu,itu cukup..sekarang Sab hanya perlu memikirkan bagaimana cara untuk mengungkap kan jati diri yang sebenarnya,Sab hanya tidak ingin di hantui rasa bersalah itu seumur hidupnya karena telah membohongi semua orang,walaupun itu bukan kesalahan Sab sepenuhnya.

"p' kalau sudah selesai bilang aja yaa,,,Sab mau ngerjain tugas dulu sebentar" Sab mendudukan dirinya di sofa,lalu membuka laptop nya dan berpura-pura sibuk walaupun sebenarnya fikiran Sab masih tertinggal pada liontin itu.

Setelah beberapa menit berlalu,Sab langsung merapihkan bekas makanan Padbok yang habis tak tersisa,selain itu Sab juga langsung mencucinya tak lupa semua peralatan yang ia gunakan tadi,beserta dapur..semua Sab bersihkan.

Hari sudah gelap,Sab membereskan semua buku juga laptop nya ia bergegas pulang dan kembali lagi besok setelah kelas nya selesai

"p' .. Sab pulang dulu naa,besok Sab kembali lagi " Sab berdiri di dekat Padbok,dia tak menjawab sama sekali,tapi Sab sudah terbiasa di acuhkan,hanya saja kali ini berbeda.
Padbok sudah tertidur tetapi dia sedikit mengigau,tubuh nya terus bergerak tak tenang.

"p'...p'Padbok ?? p' sadarlah, astaga!! panas sekali!!" Sab begitu cemas,ia meletakan kembali tas nya,menghampiri Padbok lalu menyelimuti nya

"p' tunggu sebentar yaa Sab bawakan kompresan dulu" tanpa ada jawaban Sab langsung pergi keluar mengambil wadah dan air hangat.

"Mae.. jangan pergi,Maee Padbok rindu.." samar-samar Sab mendengar Padbok mengingau,dan dengan hati-hati Sab meletakan kain yang telah ia basahi di atas kening Padbok.

Sab jadi tidak tega jika harus pulang sekarang,dia berencana menginap saja untuk malam ini.

lelah sudah menyerang nya,jadi Sab memutuskan untuk berbaring saja di sofa.

'srett'

"Maee..jangan tinggal kan Padbok" Padbok meraih tangan Sab dengan lemah dalam tidur nya.

Sab hanya terdiam,entahlah.. rasanya tidak tega jika harus melepaskan genggaman hangat Padbok.

perlahan Sab mendudukan dirinya di lantai yang beralaskan karpet tebal,dan tangan nya yang masih dalam genggaman hangat Padbok.

'kasihan sekali p'Padbok dia pasti kesepian'

Sab yang mulai mengantuk,akhirnya tertidur dengan posisi terduduk di lantai,kepala pada ranjang Padbok dan tangan yang saling menggenggam.

To Be Continue.

it's youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang