-
-
-Waktu menunjukkan pukul setengah enam pagi, matahari telah menampakkan sinarnya diatas sana. Cahayanya memasuki fentilasi jendela kamar milik seorang gadis yang sedang tertidur pulas.
Dengan tangan kiri berada di atas kepala dan tangan kanan berada di atas perut, rambut yang berantakan, serta mulut yang agak terbuka hingga mengeluarkan suara dengkuran.
Dirinya sama sekali tidak terbangun bahkan ketika adiknya terus mengetuk pintu dengan sangat kencang untuk membangunkannya.
"Kak! Bangun!" Hilmy terus berteriak didepan pintu kamar Lala, merasa kesal karena teriakannya diabaikan oleh sang kakak.
"Ck, iya-iya! Ini gue bangun." Lala ikut berteriak, lama-lama mendengar suara Hilmy membuat telinganya menjadi sakit.
Sudah tidak mendengar suara teriakan di depan kamarnya lagi, Lala memutuskan untuk bangun dan berjalan kearah kamar mandi dengan langkah gontai, dirinya masih sangat mengantuk karena semalam tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Setelah selesai mandi, Lala merasa jika tubuhnya menjadi lebih segar. Well, meskipun rasa kantuknya masih menempel didalam tubuhnya.
Memasukan berbagai macam alat tulis kedalam tas sekolahnya, Lala turun kelantai bawah sambil memakai dasi, entahlah, dirinya tidak terlalu mahir memakai dasi, mungkin ia akan meminta bantuan kepada temannya.
"Lho, mamah gak masak?" Meskipun netranya melihat jika tidak ada makanan di meja makan, Lala tetap mendudukan bokongnya di kursi sambil menunggu jawaban sang ibu.
"Mamah udah masak tadi La, cuma tadi dibawa sama Hilmy buat bekel."
Lala mendengus kesal, dirinya tidak menyalahkan sang ibu disini, pasti Hilmy sudah berbohong dengan mengatakan jika bekel itu untuk dirinya. Padahal Lala tahu, Hilmy memberikan jatah makanannya untuk Verina, pacar kesayangannya.
________
Akhirnya setelah berdebat dengan sang ibu, Lala memutuskan untuk sarapan di warung nasi uduk terlebih dahulu, meskipun jika dihitung-hitung dirinya untung karena mendapatkan uang lebih.
Tetapi tetap saja, hal itu tidak bisa menghilangkan rasa kesalnya kepada sang ibu dan Hilmy sudah membawa jatah sarapannya, dan sekarang membawa motornya! Hilmy ini benar-benar!
Masih asik mendumel sambil menunggu pesanannya datang, Lala mengernyitkan dahinya saat seseorang memarkirkan sebuah motor tepat di hadapannya.
Seseorang itu membuka helmnya lalu turun, tersenyum manis kearah Lala, dan dibalas dengan senyuman tak kalah manis oleh Lala.
"Sarapan disini juga La?" Orang tersebut duduk tepat dihadapan Lala, memesan nasi uduk dan berpesan untuk tidak memakai sambal terlalu banyak.
Dia kak Jo. Salah satu kakak kelas Lala di sekolah.
Jo adalah seorang captain basket di SMA Bumi Pertiwi. Lelaki yang hobi bermain basket itu ternyata masuk kedalam daftar orang yang menyukai Lala, meskipun mereka memiliki banyak masalah di masa lalu, Jo tidak bisa berbohong akan perasaan hatinya, akan senyuman Lala, dan juga kecantikan Lala.
Murid-murid SMA Bumi Pertiwi tentu berharap Jo dan Lala menjadi
best couple di SMA mereka, tetapi tidak sedikit pula murid-murid yang menyayangkan sikap Lala yang terbilang bego dan tidak peka-peka.Jo sudah diperingatkan beberapa kali oleh temannya untuk tidak terlalu berharap lebih kepada Lala. Tetapi Jo dengan sikap keras kepalanya selalu menolak dengan tegas dan berkata__
"Love is hard. Cari cewek buat jadi pacar gue emang gampang. Tapi buat ngedapetin cewek yang pas kayak Lala buat diri gue, bukan salah satu hal yang gampang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy with His Overloves [END]
Teen Fiction"Gimana? Udah cari kebenaran tentang sosok pangeran berkuda di dunia nyata belum?" "Belum nih, bisa bantu ga?" "Gabisa." "Kenapa?" "Karena gue yang Lo cari." Hanya kisah klasik biasa. Tentang perjalanan cinta si dingin menjadi si bucin, dan si buc...