Lagi dan lagi, waktu istirahat memang bisa membuat keadaan menjadi lebih baik. Hujan masih turun dan sama sekali tidak pernah berhenti, membuat kantin dipenuhi oleh murid-murid yang kelaparan dan juga kedinginan.Suasana kantin saat ini sangat ramai, karena biasanya isi kantin dipenuhi oleh sebagian perempuan ketimbang laki-laki, hujan yang turun dengan sangat deras hari ini membuat mereka yang sekedar ingin bermain bola pun mengharuskan untuk menghabiskan waktu istirahat mereka di kantin.
Lala duduk disamping Ami dengan tanpa menggunakan alas kaki, sepatunya yang basah mengharuskan Lala untuk menyimpannya di dalam kelas. Lala sama sekali tidak merasa malu meskipun tidak menggunakan alas kaki, toh masih banyak murid yang telat seperti dirinya. Lagian kakinya ini mulus dan putih, membuat mereka yang ingin mengejek pasti akan tersadar terlebih dahulu.
Lala memakan nasi goreng dengan dua telur mata sapi diatasnya, karena belum sempat sarapan Lala sangat rakus memakan nasi goreng yang dipesankan oleh Jane khusus untuk dirinya itu.
Tanpa sepengetahuan Lala, Jane, Oci dan Ami sepakat untuk membuat Lala tidak bersedih hari ini. Meskipun mereka tahu Lala sudah tidak apa-apa, mereka hanya mencoba untuk sekedar membuat Lala melupakan kejadian tadi yang membuatnya shock. Mereka juga yakin, rasa sedih Lala sudah hilang seratus persen karena teh hangat pemberian Jarius.
Mereka masih asik mengobrol saat tiba-tiba Aga datang sambil membawa satu mangkok bakso yang tinggal setengah lalu duduk disamping Lala, Jane dan Ami sudah waspada, takut jika kedatangan Aga malah akan membuat mood Lala menjadi buruk dan berakhir dengan dirinya yang bersedih kembali.
"Widihh.. telornya dua tuh, bagi dong satu." Aga dengan sifat colametannya itu bersiap untuk mengambil telur milik Lala, tetapi jangan harap itu bisa terjadi karena Jane langsung memukul tangan Aga menggunakan sendoknya.
"Dasar tukang minta-minta." Jane berucap dengan tajam lalu menjauhkan piring Lala dari jangkauan Aga.
"Gue kan minta telornya sama Lala bukan sama Lo, aneh."
"Gak ada! telor itu spesial buat Lala."
Aga tidak menanggapi, dirinya malah mendelik lalu kembali mendekatkan tubuhnya kepada Lala.
"Gue minta telornya ya? Abis itu gue pergi, janji."
Saat Aga sedang mencoba untuk meminta-minta kepada Lala, tiba-tiba Jo datang dan duduk diantara Oci dan Lala, sehingga Lala duduk ditengah-tengah lelaki tampan dan membuat kursi panjang yang sedang mereka duduki terasa sangat sempit.
Oci tentu merasa kesal dengan kedatangan Jo yang terlihat sangat ingin mendekati Lala, membuat Oci kehilangan selera makannya."Kasih aja La, Lo boleh makan punya gue kok." Jo tersenyum dengan tulus, membuat Lala ikut tersenyum sambil menatap Jo.
"Noh denger, Lo bakal dapet telor lagi dari dia." Aga tersenyum sambil menahan rasa sakit dihatinya, bagaimanapun dirinya tetap cemburu jika melihat Lala berdekatan dengan lelaki lain, Aga hanya tidak ingin kehilangan sahabat satu-satunya yang ia miliki.
"Fine." Karena suasana hatinya sedang tidak mendukung, Lala mengambil sendoknya, mengambil telur milik Jo lalu ia berikan kepada Aga.
"Kok Lo kasih ke dia La?" Tanya Jo tak terima, telurnya ini kan spesial hanya untuk Lala seorang, bukan untuk Aga yang bahkan tidak terlalu ia kenal.
"Katanya buat gue kak?" Tanya Lala dengan malas, kembali melahap nasi goreng yang tinggal sedikit.
"Iyasi, tapi jangan kasih ke dia lah telornya."
"Ck, udah deh gausah lebay." Timpal Oci sambil mengaduk-aduk bubur miliknya, membuat Jo memasang wajah sengit sambil terus menghadap kearah Lala.
"Yaudah sana Lo pergi." Suruh Lala kepada Aga yang hanya terdiam setelah mendapatkan telur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy with His Overloves [END]
Teen Fiction"Gimana? Udah cari kebenaran tentang sosok pangeran berkuda di dunia nyata belum?" "Belum nih, bisa bantu ga?" "Gabisa." "Kenapa?" "Karena gue yang Lo cari." Hanya kisah klasik biasa. Tentang perjalanan cinta si dingin menjadi si bucin, dan si buc...