Negative

38 9 0
                                    


_______________

Lala menatap gelangnya yang putus dengan perasaan serba salah. Gelang berwarna biru bermotif air laut yang tiba-tiba berada di pergelangan tangannya saat dirinya baru bangun tidur dua bulan yang Lalu.

Saat itu Lala tidak ambil pusing mengenai gelang yang tiba-tiba berada di pergelangan tangannya, yang penting motifnya bagus dan sesuai dengan seleranya.

Lala sangat menyukai air laut yang berwarna biru, meskipun warna biru tidak termasuk kedalam kategori warna kesukaannya. Lala hanya menyukai kartun yang bernuansa laut seperti Finding Nemo dan Spongebob tentunya.

Mungkin Aga yang memberikan gelang ini. Lala masih ingat jelas saat dirinya meminta Aga untuk membelikan bando berwarna biru di mall yang sayangnya sangat mahal. Tetapi Aga mengatakan jika dirinya berjanji akan membelikan Lala sesuatu yang berwarna biru namun murah.

"Nanti gue minta lagi aja sama Aga." Ujar Lala tanpa rasa bersalahnya.

"Aga Lo balik kek! Gue nungguin juga."

Lala menatap rumah Aga dari balkon kamarnya, menunggu Aga pulang sambil menggenggam casing handphone bergambar dinosaurus berwarna hijau yang akan ia berikan kepada Aga nanti.

Tiba-tiba perasaan tidak tenangnya kembali, membuat Lala menjadi gusar dibalik posisi duduk nyamannya.

"Nanti dia marah lagi kalau tau gelangnya putus." Lala menampilkan wajah takutnya, membayangkan jika Aga marah karena gelang pemberiannya putus, membuat Lala takut bukan main.

"Gue sembunyiin aja deh."

Lala berjalan masuk kedalam kamarnya dengan terbirit-birit, mencari tempat untuk menyembunyikan gelang dengan aman supaya tidak diketahui oleh sang pemberi.

Tatapan Lala tertuju kepada sebuah kotak sepatu yang berada di atas lemari, tanpa menunggu lama lagi, Lala langsung mengambil kursi, mengambil kotak tersebut lalu kembali turun untuk membuka kotak tersebut.

Membukanya tanpa ragu, Lala mengerjap saat mendapati banyak sekali poto dirinya saat kecil. Terkekeh saat melihat salah satu poto Hilmy bersama dirinya yang sedang membantu papah mencuci motor dengan hanya mengunaka pakaian dalam.

Malas untuk melihat-lihat, Lala kembali kepada tujuan utamanya, menaruh gelang ke dalam kotak tersebut dengan aman. Menutupnya setelah dipastikan jika posisinya tidak akan diketahui oleh Aga, Lala melempar kotak tersebut keatas lemari karena malas untuk berdiri.

Bosan menunggu Aga yang tak kunjung pulang, Lala memutuskan untuk membaringkan tubuhnya, menatap langit-langit kamar sambil terus menggenggam casing handphone yang akan ia berikan kepada Aga.

Lala berdecak malas saat mendengar handphonenya berbunyi, bangun dari tidurnya dengan malas, lalu berjalan untuk mengambil ponselnya yang tergeletak diatas meja balkon.

"Hallo? Kenapa Fay?"

Lala mengernyit saat Fayed tak kunjung menjawab, hanya terdengar suara riuh dari beberapa orang yang mungkin sedang bersama Fayed saat itu.

"Aga--" Masih mengernyitkan dahinya, Lala menjauhkan handphone dari telinganya, lalu menatap nama kontak tersebut dengan gurat bingungnya.

"Aga kecelakaan, Aga udah ga sadar. Lo cepetan kesini, kita ada dijalan deket pasar."

Saat telepon dimatikan sepihak oleh Fayed, Lala terdiam dengan perasaan berkecamuk. Tidak menyadari jika satu tetes air mata turun dari matanya yang sama sekali tidak pernah berkedip setelah mendengar kabar mencengangkan dari Fayed.

"Hilmy..." Lala memanggil nama adiknya dengan rapuh, berlari keluar kamar lalu mencari keberadaan Hilmy seperti orang kesetanan.

"Kenapa? Kenapa kak?" Tanya Hilmy dengan khawatir, mendapati sang kakak membuka pintu kamarnya sambil menangis membuat Hilmy sama sekali tidak bisa mengerti dengan keadaan.

Cold Boy with His Overloves [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang