-
-
-Balap motor, olahraga otomotif yang menggunakan motor. Meskipun cukup populer di Indonesia, tetapi bagaimana jika balapan tersebut di gelar di jalan raya tanpa izin dan wewenang?
Semua orang yang ikut menyaksikan pun tak ayal membawa benda tajam dan alat ilegal lainnya. Bersiap jika tim yang mereka dukung akan mengalami kekalahan, mereka akan berkelahi, dan tentu saja selalu membawa korban jiwa.
Aga duduk di atas motornya dengan tatapan kosong, dirinya mencoba fokus untuk memulai balapan nanti. Meskipun handphonenya berdering beberapa kali, Aga tidak perduli. Ingin segera menyelesaikan balapan ini dan menjadi pemenang.
Merasakan tepukan tangan di punggungnya, Aga menoleh dan mendapati Fayed tengah menyodorkan helm kepadanya, menyemangatinya dan berkata bahwa Fayed mendukungnya.
"Lo harus hati-hati Ga, si Bayu maennya licik."
"Iya tenang, gue hapal rutenya ko."
"Bukan masalah rute, masalahnya si Bayu itu kalau lagi balapan suka nyuruh orang buat ngehalangin jalan."
"Gampang lah itu, gue tabrak aja orangnya." Ucap Aga yang masih sempat-sempatnya bercanda meski suasana sedang mencekam.
"Lo bener mau ikut balapan?" tanya Fayed serius.
"Iyalah, gue udah siap gini."
"Lo gatakut Lala marah sama lo? Nanti lo celaka dan Lala tau kalau lo celaka cuma karena popularitas, gimana?"
Aga tidak menjawab, lebih memilih memakai helm karena balapan sebentar lagi akan dimulai.
Terlihat seorang alumni SMA mereka mengibarkan bendera yang berlambangkan tengkorak berwarna hitam dan putih. Bendera tersebut terlihat sangat kotor, bahkan dibagian ujungnya sudah agak sobek.
Sebelum meninggalkan arena balapan, Fayed sekali lagi menyemangati Aga, menyuruh Aga untuk tetap fokus saat balapan sedang berlangsung nanti.
"Gue tunggu Lo sampe finis duluan bro." menepuk punggung Aga dengan keras, Fayed berlari ke pinggir jalan lalu bergabung dengan penonton lainnya.
Terdengar mesin yang bergemuruh mengeluarkan asap tebal dan hitam. Dua motor yang akan beradu kecepatan ini terlihat sangat penuh hasrat, dengan kapasitas 200 cc meraung-raung di sertai dengan sorak Sorai penonton.
Detak jantung Aga meningkat drastis. Di tengah tekanan ini, Aga harus menganalisis dengan baik, memperhatikan banyak hal, fokus dan konsentrasinya harus tetap terjaga.
Saat alumni tersebut mengangkat bendera yang berlambangkan tengkorak itu tinggi-tinggi, mereka yang mengikuti balapan langsung menancapkan gas dengan kecepatan di atas rata-rata.
Para penonton langsung bersorak, menyemangati tim mereka masing-masing, menimbulkan kegaduhan karena suara bising dari kendaraan yang sedang membalap, ataupun menimbulkan kemacetan karena ruas jalan ditutup oleh penyelenggara balapan.
🌸🌸🌸
"Lo ga banyak makan La?"
Lala tertegun, pikirannya sedang memikirkan sesuatu yang dirinya pun tak tahu itu apa, perasaannya sangat khawatir.
"Tau Lo, ga ngehargain masakan Dadan banget." Timpal Hilmy.
"Makanan yang di masak sama Dadan ga enak teh?"
"Enak kok, teteh cuma lagi mikirin Aga." ucap Lala tak enak.
"Aga jadi ikut balapan?" tanya Ami sambil menyendokkan nasi bercampur sayuran ke mulutnya.
"Gatau, gue telpon ga di angkat-angkat."
"Telpon Fayed aja." usul Oci kembali menyendok kan nasi ke piringnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy with His Overloves [END]
Ficção Adolescente"Gimana? Udah cari kebenaran tentang sosok pangeran berkuda di dunia nyata belum?" "Belum nih, bisa bantu ga?" "Gabisa." "Kenapa?" "Karena gue yang Lo cari." Hanya kisah klasik biasa. Tentang perjalanan cinta si dingin menjadi si bucin, dan si buc...