_______________Pagi hari adalah sebuah berkah yang indah karena pagi adalah awal untuk memulai sesuatu yang disebut kehidupan. Pagi hari adalah waktu yang tepat untuk mempersiapkan sesuatu, bukan? Sama halnya dengan Lala. Bedanya, jika sedang libur dirinya akan terbangun pukul delapan pagi, namun sekarang secara terpaksa dirinya harus terbangun pukul setengah empat dini hari.
Lala keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang menggigil karena suasana yang masih dingin, Lala sangat tidak terbiasa.
Jika Lala sampai bangun kesiangan, maka Lala tidak akan mendapatkannya. Tidak akan mendapatkan kebahagiaan yang sangat ia tunggu-tunggu, serta pembalas-budian yang Jarius janjikan bahwa dirinya akan membuat Lala berkali-kali lipat menjadi lebih senang.
____________
Jarius sengaja menyetel alarm pukul tiga dini hari. Seringkali dirinya bangun terlalu siang jika sedang libur sekolah, lalu melakukan sesuatu dengan terburu-buru. Jarius ingin Lala bahagia bersamanya hari ini.
Masih mempunyai banyak waktu untuk mempersiapkan segalanya, Jarius berjalan ke arah balkon kamarnya. Sama sekali tidak merasakan hawa dingin mengenai kulitnya yang saat ini hanya memakai kaos pendek, menikmati sejuknya udara pagi yang penuh manfaat.
🌸🌸🌸
Saat jam menunjukkan pukul 03.45, Jarius berangkat dari rumah menuju rumah Lala. Di dalam perjalanan Jarius melihat sudah banyak sekali orang yang memulai aktivitas, ada yang berangkat ke tempat kerja, ada juga yang baru pulang setelah membeli sayur mayur yang baru saja dibeli di pasar, dan ada pula yang memiliki aktivitas lain.
Jarius sampai di rumah Lala, melihat rumah milik Lala sudah diterangi oleh cahaya lampu, membuat Jarius percaya jika Lala sudah bersiap. Tanpa basa-basi Jarius menuruni motornya, berjalan kearah pintu rumah setelah membuka pagar yang tidak dikunci.
Mengetuk pintu dengan pelan, tak lama dirinya mendengar sahutan dari dalam rumah, yang Jarius yakini jika itu adalah suara Lala. Dan benar saja, Lala muncul setelah membuka pintu. Memakai baju santainya dan itu terlihat sangat cantik dimata Jarius.
"Mamah lo kemana? gue mau ijin."
"Mamah lagi dikamar, aku udah ijin ko, udah bilang kalau mau pergi sama Kakak."
Melihat Lala yang terlihat sangat kedinginan membuat Jarius tidak tega, apalagi dirinya membawa motor.
"Kalau Lo kedinginan kita bisa pulang kerumah terus ganti pake mobil." Jarius berjalan dibelakang Lala saat keluar dari pagar, dirinya selalu memperhatikan bagaimana Lala selalu memeluk tubuhnya sendiri.
"Gapapa, aku lebih suka naik motor, lebih romantis." Jarius tersenyum lebar, mempersilahkan Lala untuk naik supaya mereka tidak akan terlambat.
Bepergian dengan orang yang kita kasihi memang sangat menyenangkan. Meskipun hanya dengan mengendarai sepeda motor, kesan romantis dan menyenangkan juga bisa didapatkan. Karena pada dasarnya, segala hal romantis ternyata justru datang dari kesederhanaan dan penerimaan yang baik. Karena menurut Lala, segala sesuatu yang romantis dalam menjalin hubungan tidak harus berawal dari hal-hal mewah. Seperti sekarang contohnya, Lala memeluk Jarius dengan mesra.
Sebaliknya, naik motor berduaan bersama Jarius justru membuat hubungan mereka semakin mengesankan, menjadikan hal ini sebagai suatu kenangan yang tak akan pernah Lala lupakan.
"Kenapa naik motornya pelan banget?" tanya Lala saat merasa jika Jarius mengendarai motor dengan sangat pelan.
"Gue bawa motornya tenang itu supaya Lo nyaman, gue serius mau ngejaga keselamatan Lo."
Lala tersenyum, entah kenapa dirinya tidak pernah bosan jika terus dibonceng oleh Jarius, Lala selalu merasa istimewa hanya dengan Jarius yang membonceng nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy with His Overloves [END]
Teen Fiction"Gimana? Udah cari kebenaran tentang sosok pangeran berkuda di dunia nyata belum?" "Belum nih, bisa bantu ga?" "Gabisa." "Kenapa?" "Karena gue yang Lo cari." Hanya kisah klasik biasa. Tentang perjalanan cinta si dingin menjadi si bucin, dan si buc...