Lala berpaling

114 14 0
                                    


Hujan masih turun dengan deras saat bel pulang sekolah telah berbunyi, Jarius memasukkan alat-alat tulis kedalam tas, bersiap-siap untuk pulang. Mengingat jika dirinya sebentar lagi akan bertemu dengan Lala membuat Jarius sangat bahagia.

"Sidiq." Panggil Jarius saat sidiq akan pergi meninggalkan kelas untuk pulang.

Jarius menghampiri sidiq yang berdiri di depan pintu sambil menunggunya, "Lo pulang naik angkot?" Sidiq hanya mengangguk.

Tanpa disangka, Jarius melempar kunci motornya kepada sidiq, membuat sidiq langsung menangkapnya karena refleks.

"Pake motor gue."

"Lah, terus? Lo balik sama siapa?"

"Lala." Sidiq menganga sambil menatap Jarius dengan tatapan tidak percayanya, dirinya kembali melempar kunci motor tersebut kepada pemiliknya.

"Ogah, mending gue aja yang balik sama Lala." Sidiq berbalik untuk berjalan kearah kelas Lala, namun cengkraman tangan Jarius yang berada di bahunya membuat sidiq bergidik ngeri.

"Becanda kali, nyeremin Lo!" Merebut paksa kunci motor dan tas milik Jarius, sidiq tidak jadi melanjutkan perjalanannya kearah kelas Lala, melainkan pergi ke parkiran untuk mengambil motor Jarius.

"Jangan lupa!" Teriak Jarius untuk yang terakhir kalinya karena sidiq sudah berbelok dan menghilang dari pandangannya. Jarius merapihkan penampilannya, lalu mulai berjalan dikoridor yang mulai sepi menuju kelas Lala.

_________

Saat ini Lala sedang berada di kelasnya, sendirian karena teman-temannya yang lain sudah pulang dan meninggalkan dirinya. Lala memutuskan untuk menaruh sepatu yang sudah kering kedalam tas karena ingin menghargai perjuangan Jarius yang sudah rela untuk mengeringkannya.

Beranjak sambil membawa jaket milik Jarius, Lala berjalan tanpa alas kakinya ke luar kelas, sendiri di kelas tanpa ditemani oleh siapa-siapa membuat Lala sedikit takut.

Tubuh Lala limbung karena baru saja menabrak tubuh seseorang, Lala memegang kepalanya lalu menatap seseorang itu dengan jelas.

"Kok disini? Katanya tunggu di parkiran?" Jarius mengedikan bahunya, menggenggam tangan Lala yang sedang memegang kepalanya sendiri lalu ikut mengusapnya.

"Jaket gue kenapa ga dipake? Kan gue nyuruh Lo buat pake seharian." Lala menundukkan kepalanya, memperhatikan jaket Jarius yang sedang ia peluk.

"Aku udah pake lama kok, mau aku balikin. Nih!" Lala menyerahkan jaket yang sedang ia peluk kepada Jarius, tetapi Jarius tak kunjung menerima dan malah menghela nafas sambil menunduk.

"Kenapa ga pake sepatu? Nanti Lo kedinginan Lala."

"Kalau dipake nanti basah lagi dong, aku cuma mau menghargai kerja keras kakak."

"Sekarang sepatunya dimana?"

"Di tas."

Lala terhenyak saat Jarius membalikkan tubuhnya dengan tiba-tiba, mulai membuka tasnya lalu mengeluarkan sepatu yang ia taruh disana dengan rapih.

Lala kembali membalikkan tubuhnya saat Jarius sudah mengambil sepatunya, lalu mengernyit saat Jarius berjongkok sambil mengusap kakinya.

"Tuh kan kotor kakinya, angkat." Bak kehilangan kesadarannya, Lala merasa seperti terhipnotis mendengar penuturan Jarius, dirinya mengangkat kakinya dengan tenang lalu dibantu oleh Jarius untuk memasuki sepatu yang sudah kering.

Setelah memakaikan sepatu, Jarius bangkit dari posisi jongkoknya, menepuk-nepuk tangannya lalu tersenyum, tak lama dirinya merentangkan kedua tangannya yang membuat Lala bingung bukan main.

Cold Boy with His Overloves [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang