Kartu Keluarga

64 12 1
                                    

_
_
_

"SETIDAKNYA KASIH ALESAN KENAPA GUE GA BOLEH DEKET-DEKET SAMA KAK JO!"

"Kak Jo Kristen..."

Tubuh Lala membeku seketika, terdiam seperti patung yang tidak bisa berbuat apa-apa. Lala hanya tidak menyangka, selebihnya tidak peduli dengan kepercayaan Jo atau apapun yang menyangkut Jo.

"Gue cuma gamau Lo suka sama orang yang beda kepercayaan sama Lo, gue gamau liat Lo sakit hati."

Lala tersenyum dengan damai, menatap mata memerah Oci dengan lembut, namun saaat Lala ingin melangkah, Oci malah pergi sambil menahan tangisannya.

Lala tentu terkejut, dirinya ingin kembali mengejar namun seseorang telah menghalangi jalannya, menariknya lalu membawanya kembali ke taman sekolah.

_

"Apasi, lepasin gak!" Jarius tidak mengindahkan penuturan Lala, dirinya terus menarik tangan Lala untuk duduk di kursi taman.

"Duduk!"

"Aku mau nemuin Oci, aku mau minta maaf sama dia."

"Tahan emosi Lo dulu, baru lo boleh temuin dia." Lala menggeram, dirinya memejamkan mata sambil menunduk, lalu memegang kepalanya.

"Ada apa si kalian berdua? Drama banget."

"Bukan urusan kakak." Lala masih memegang kepalanya frustasi, masih merasa bersalah dan ingin segera menemui Oci.

"Jelas urusan gue dong, Lo kan suka sama gue."

"Ga nyambung."

"Temen gue udah lama pengen kenal sama Lo." Lala tidak menggubris, mau nanti temannya Jarius tampan sekalipun Lala sama sekali tidak peduli, Lala hanya memikirkan Oci, Lala takut jika Oci akan benci terhadap dirinya.

"Ikut gue." Jarius berdiri dan menggandeng tangan Lala untuk ikut bersamanya, Lala sempat menolak, namun saat melihat tatapan dingin Jarius, dirinya harus terpaksa untuk ikut bersamanya.

_______

Lala menatap dengan takut lorong sekolah yang jarang sekali di lewati oleh murid-murid, dirinya berjalan dengan tertatih-tatih, mencoba untuk menahan dirinya supaya Jarius tidak terus menariknya.

Lala memandang pintu masuk ke dalam kelas yang kosong, kelas ini! Kelas kosong yang waktu itu. Saat Jarius menyuruhnya untuk mengikutinya namun Lala harus cepat pulang karena Verina menelepon dan berkata jika kekasih adiknya itu merindukannya.

"Kak Jar." Panggil Lala dengan rasa takut yang mendalam saat Jarius berjalan masuk sambil menarik tangannya.

"Gausah lebay."

"Aku takut, bukan lebay." Lala memutar bola matanya malas lalu mencebik.

"Dasar penakut." Sahut Jarius, dirinya melepaskan gandengan tangan tersebut lalu masuk kedalam kelas.

"Cuma waspada, bukan takut." Ujar Lala menimpali, Jarius sedikit mendesah.

"Banyak alesan." Jarius berjalan masuk ke pojok kelas sambil menyingkirkan kayu-kayu yang menghalangi jalannya.

"Awas ada paku."

"Pus pus pus" Lala mengernyit, Jarius memanggil siapa?

"Kak?" Lala melongo, tepat saat Jarius berbalik sambil membawa kucing berwarna putih yang lumayan gembul digendongannya.

"Ini temen gue." Ujar Jarius sambil mengelus-elus kucing tersebut, Lala masih shock, ada-ada saja Jarius berteman dengan seekor kucing.

"Kakak sehat? dia binatang loh kak, bukan orang."

Cold Boy with His Overloves [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang