_____________Bahagia itu memang sungguh tak terkira. Ya, sesuatu yang Lala rasakan dari dalam hati. Bukan, tidak mengenai apa yang Lala lihat dari luar, ini sesuatu yang datang dari dalam. Ternyata, saat rasa ikhlas dan berpasrah diserahkan semua pada Jarius. Lala bahagia.
Setiap orang memiliki ukurannya sendiri dalam urusan kebahagiaan, bahkan hanya dengan hal kecil sekalipun. Dengan berbahagia dari apa pun yang Lala miliki saat ini, dapat menandakan jika Lala telah bersyukur dengan kehidupannya.
"Kenapa berenti?" Lala melihat sekeliling saat Jarius memberhentikan mobilnya, lalu menatap Jarius yang malah mencubit pipinya dengan gemas.
"Makan dulu gue laper, Lo juga belum makan kan?"
Lala hanya mengangguk lalu ikut turun saat Jarius turun, mereka berhenti di pinggir jalan yang tidak terlalu ramai dengan kendaraann, namun tidak bisa di bilang sepi karena tempat yang ramai oleh sepasang kekasih yang sedang berpacaran, jangan lupakan pedagang kaki Lima yang berjejer di pinggir jalan tersebut.
"Dua ya bang."
"Yang satu jangan pake seledri!" Timpal Lala dengan cepat saat Jarius memesan dua porsi cuanki.
Mereka memutuskan untuk duduk lesehan di karpet yang telah di tersedia, saat makanan yang ditunggu-tunggu telah sampai, mereka langsung memakannya dengan lahap.
Lala berdecak nikmat saat merasakan kembali sensasi memakan cuanki, perpaduan antara kaldu yang kuat berisikan bakso dan tahu rebus memenuhi mulutnya yang mungil.
Lala tidak bisa menahan kesenangan dalam dirinya saat merasakan kebahagiaan ini, menepuk tangannya dengan tidak jelas sembari mulutnya yang penuh berisikan bakso cuanki yang ia santap.
"Lebay."
Lala menatap Jarius malas, tak bisa sehari saja Jarius tidak bersikap menyebalkan.
"Aku ini lagi mensyukuri apa yang Tuhan kasih sama aku sekarang."
"Jangan berterima kasih sama Tuhan kalau semuanya berjalan baik, terimakasih sama Tuhan bahkan ketika Lo ngalamin hal sulit."
"Berarti kakak ga pernah bersyukur ya?"
"Kenapa gitu?" Tanya Jarius dengan raut wajah bingung.
"Orang yang bersyukur itu selalu senyum, kakak kan jarang senyum."
"Lo harus tetep bersyukur meskipun lo bodoh." Lala mencebik kesal,
Tuh kan! Lala lagi yang kena.Lala kembali memakan cuankinya sambil menatap Jarius malas, rasanya ingin sekali dirinya menarik rambut gondrong itu.
__
Setelah waktu yang mereka pakai untuk mengganjal perut sudah terpenuhi, Jarius memutuskan untuk mengajak Lala pulang karena hari sudah mulai gelap.
Lala merasa bosan dengan suasana yang hening, tangannya yang menganggur ia coba untuk menyetel musik kesukaannya di tape. Music kesukaannya best day ever. Lala ingin Jarius suka juga, biar benar jodoh jika kesukaan mereka sama.
"It's the best day ever...." Lala bernyanyi dengan riang saat bagian reff yang ia sukai telah menyampai kepada titiknya, membuat Jarius menatap jalanan dengan tatapan pusingnya.
Nit.
"Berisik. Suara Spongebob fals."
Suasana kembali hening, Lala mencebik kesal, menurunkan kaca mobil, lalu diam membisu memperhatikan jalanan sambil menikmati hembusan angin sore yang menyegarkan.
"I'm jealous of the wind, that
Ripples through your clothes...
It's closer than your shadow.."Saat Jarius tiba-tiba menyetel salah satu lagu kesukaannya, Lala langsung duduk menghadap ke arah Jarius, menatap bagaimana wajah dengan rahang tegas itu bernyanyi dengan sangat merdu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy with His Overloves [END]
Fiksi Remaja"Gimana? Udah cari kebenaran tentang sosok pangeran berkuda di dunia nyata belum?" "Belum nih, bisa bantu ga?" "Gabisa." "Kenapa?" "Karena gue yang Lo cari." Hanya kisah klasik biasa. Tentang perjalanan cinta si dingin menjadi si bucin, dan si buc...