26. Kebenaran.

81 3 0
                                    

"Oh ini yang peringkat satu gara-gara nyontek?" tiba-tiba seseorang yang mereka benci datang dengan membawa berita hangat. Rasya dengan bersedekap, ditemani oleh Shela.

Oh udah ada Shela ya? Dibayar berapa dia buat jadi babu asu ini. batin Ellen. 

"Nggak usah sok tau lo! Tulisannya aja beda!" Bela Deby.

"Hah? Tulisan beda ?! Alibi macam apa itu?! Hahahaha." 

Karena mading tadi adalah tempat berkumpulnya para murid jadilah disana banyak murid yang mendengar gosip Rasya, sehingga menimbulkan pro kontra.

Masa' sih cewek dingin itu nyontek?

Gue nggak percaya sih breh.

Udahlah! Gue nggak ikut-ikutan, orang gue juga nyontek.

Nyontek itu manusiawi, nggak usah dibawa panjanglah gosip ini.

Tapi nggak sampai ranking satu juga coy! 

Gue yang ranking lima nggak nyontek aja nggak terima.

Nilai bagus gara-gara nyontek. Ew apaan itu!

Itulah ocehan yang masuk dengan jelas ke telinga Ellen. Rasanya ia ingin menendang jauh orang yang sudah memasukkan kertas contekan itu ke dalam kotak pensilnya.

"Ini yang gue tunggu-tunggu." Kata Rasya sambil berjalan lebih dekat ke Ellen, hingga mereka berdua berhadapan. "Cewek cantik yang dipuja semua murid SMA Nusantara. Karena sifat dingin, kecantikan dan kecerdasannya. Ternyata menyontek? Memalukan! Dasar cewek caper! Biar apa sih? Biar lo makin disukai gitu?! Biar lo makin banyak fansnya!?" 

Deby mendorong pundak Rasya agar lebih menjauh dari Ellen "Iri bilang bos!"

"Iri? Ngapain juga gue iri sama tukang nyontek kayak dia."

"Jaga omongan lo!" peringat Deby

"Kalau sampai itu bukan contekan Ellen, lo bakal malu se umur hidup!!" tambah Kathrin.

"Apa buktinya kalau itu bukan contekannya Ellen?" tanya Rasya songong. Membuat mereka diam karena jika mereka mengatakan 'tulisannya beda' lagi Rasya tidak akan percaya karena mereka tidak membawa kertasnya. "Kicepkan lo HAHAHAHA!" Tawanya evil.

"Mau lo apa?" Tanya Ellen, ia akhirnya buka suara.

"Hm apa ya? Pertama gue dari awal emang nggak suka lo, lo itu sok cantik. Kedua gue makin nggak suka, karena lo dekat-dekat Afan. Ketiga.." Rasya menunjukkan smirk nya "Biar gue leluasa deketin Afan dan biar teman-teman lo depresi. Gue pingin lo mati! Dasar lonte!" 

Plak.

"Gue bilang jaga omongan lo bitch!" Deby menampar Rasya. Dengan sekali tamparan ujung bibir Rasyapun berdarah, jangan lupakan kalau Deby adalah seorang atlet taekwondo. 

Rasya menyeka bibirnya perih. Para murid menonton drama gratis dengan bernacam-macam ekspresi ada yang kaget, ada yang biasa saja, ada yang merekam bahkan ada yang makan jajan dan minum teh sisri.

"Oh lo yang atlet taekwondo itu ya? Gue hampir lupa hihi. Lo kira gue nggak berani sama lo!" Plak. Rasya menampar Deby. penonton juga semkin banyak, bahkan murid kelas 10 dan 12 juga ikut menonton.

Deby kembali menegakkan kepalanya karena tamparan Rasya nggak seberapa. "BACOT!" ia hendak menendang Rasya tapi dijambak oleh Shela. 

"Akh! Oh gini ya sekarang lo Shel!" Deby meninju perut Shela lalu menjambak rambutnya.

Rasya menjambak rambut Deby yang nganggur "Nggak usah pake tonjok bisa nggak sih!" 

Kathrin tak tinggal diam, ia menjambak rambut Rasya. "GUE AJARIN LO NGOMONG YANG BENAR DULU SINI!" Bentaknya.

ELLENA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang