Terima kasih banyak kalian sudah berjuang sejauh ini. Makasih udh baca cerita yang masih berantakan ini, makasih banyak. Yok bisa yok pencet tombol vote, semoga barokah.
@@@
Bapak peri
Keluarga Nayla sudah selesai sarapan, sebelum berangkat sekolah Nayla menyempatkan diri menghampiri ayahnya yang siap berangkat kerja dengan setelan kemejanya.
"Yah."
"Iya sayang?." Yanto yang hendak membuka pintu pun berbalik menghadap putri kandungnya.
"Nayla mau ngekos." ujar Nayla mengutarakan isi hatinya.
"Nayla, kita sudah bicarain ini berkali-kali. Lagian Wanda dan Windy kesepian kalau nggak ada kamu." Yanto menunjuk ke belakang. Ibu tiri, Wanda dan Windy bersedekap dengan senyum devil-nya. Yang dikatakan ayahnya adalah akting mereka bertiga. Wanda dan Windy memperlakukan Nayla sebagai adik yang paling disayang saat ayahnya berada dirumah.
"Iya Nay, nanti siapa yang ngajarin gue materi yang nggak ngerti." Wanda pura-pura sedih. Nayla hanya melihat tanpa minat, lalu menghela nafas.
Ting tong!
Bel rumah berbunyi. "Iya, sebentar." ucap Yanto. Saat beliau membukanya tampak seorang lelaki dengan seragam putih abu-abu.
"Selamat siang, Pak Yanto." Ucap cowok itu. Nayla mengeryit bingung, Wanda dan Windy sedikit menjerit senang karena bisa berangkat sekolah bareng Fery.
"Kamu.." Yanto menyipitkan matanya seperti mengenal wajah Fery.
"Oh iya! Saya lupa, ini pak." Fery memberikan kartu identitasnya.
Yanto menganga. "Kamu anak Pak Vincent!?" Beliau terkejut karena anak dari bos besarnya datang ke rumah. Yanto bekerja sebagai karyawan di perusahaan milik ayah Fery.
"Iya pak." Fery tersenyum.
"Masuk dulu silahkan." Yanto mundur selangkah mempersilahkan Fery masuk. Ayah Nayla mendadak tremor takut salah kata dihadapan anak atasannya itu.
"Nggak perlu pak, saya cuma sebentar." Fery tidak beranjak dari tempat berdiri. "Saya izin membawa Nayla ke apartemen."
"APA!?" Wanda dan Windy berteriak tidak terima.
Yanto terkejut. "Maaf, saya tidak memperbolehkan dia tinggal dengan lelaki."
"Tidak dengan saya, tapi dia sendiri. Semua biaya hidupnya saya tanggung, anggap saja dia dapat beasiswa dari perusahaan tempat bapak bekerja."
"Kenapa kamu ingin membawanya?"
"Saya kira bapak sudah tahu, dia tidak nyaman disini. Sering di siksa oleh saudari dan ibu tirinya, saya yakin Nayla juga pernah cerita."
"Tapi mereka selalu baik-"
"Semua yang bapak lihat belum tentu benar, dan yang paling penting, kenapa bapak tidak percaya anak kandung bapak sendiri?" Ayahnya Nayla bungkam. "Bahkan anda tidak akan percaya kalau leher dan lengannya banyak memar."
Yanto berbalik menghampiri Nayla, menyibak rambutnya dan menarik lengan jaketnya ke siku. Banyak memar lama yang membiru, entah itu bekas tamparan atau cubitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELLENA [Tamat]
Teen FictionEllena Karenia. Begitulah namanya. Gadis yang tak mengenal tentang cinta, dicintai dan mencintai. Hingga dia bertemu lelaki yang memiliki sifat sama dengannya, yaitu sifat dingin. Afan yang biasa dipuja banyak cewek, tiba-tiba mengklaim Ellen sebaga...