15 : Penyelamatan

123 7 5
                                    

Ellen membuka mata perlahan. Bau rokok begitu menusuk hidungnya mengalahkan bau debu di sekelilingnya. Ellen hendak bangkit tapi tidak bisa karena tubuh Ellen terikat kencang, begitupun kakinya.

Ellen menggerutu kesal. Bagaimana tidak kesal jika dalam dua hari ia diculik seseorang. Ellen berusaha menerawang apa kesalahan-kesalahannya beberapa hari yang lalu. Sepertinya tidak ada, ia hanya gadis dingin yang acuh tak acuh pada sekitar. Semua kejadian ini benar-benar membuat Ellen bingung.

Tak menunggu lama Ellen harus memikirkan bagaimana cara keluar dari sini. Di ruangan itu begitu banyak botol bir berserakan, Ellen bertekad memecahkannya dan menggunakan pecahan botolnya untuk membuka talinya.

Belum sempat menjalankan misinya. Seseorang masuk ke dalam ruangan itu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu

"Halo baby girl" ucap orang itu. Dia berpenampilan seperti om-om brewokan yang kurang belaian. Ellen seperti ingin muntah melihatnya.

Ellen hanya menatapnya tajam sebagai jawaban

"Tidak menjawab?" Tanya pria itu sambil menyeringai

"Ada urusan apa dengan saya?" Tanya Ellen to the point

"Bukan aku yang ada urusan denganmu. Tapi atasanku" jawab pria itu sambil mendekati Ellen

"tapi karena kamu adalah gadis polos yang sangat cantik, bagaimana kalau kita bermain-main terlebih dahulu?" lanjut pria itu sambil mengelus pipi Ellen. Segera Ellen menggeleng kasar, menjauhi sentuhan kotor itu.

"Nggak akan" jawab Ellen dengan dingin "siapa atasan anda?"

"Tidak perlu tau, santai aja" jawab pria itu "bagaimana kalau kita minum dulu?"

Ellen diam sambil menatap pria dempal itu nyalang.

"Sepertinya minuman disini habis. Biar aku ambil dulu. Jangan coba-coba untuk kabur!" Peringat om itu lalu menghilang dibalik pintu.

Setelah yakin suara langkah kaki menghilang. Ellen menjalankan misinya. Dia mundur perlahan menggapai botol bir yang ada di belakangnya lalu memecahkannya.

Prang!

"Sshh" Ellen meringis ketika pecahan itu mengenai tangannya. Segera Ellen mengambil salah satu pecahan botol bir lalu menggesekkannya pada tali tambang yang melilit tubuh Ellen. Setelah terlepas, Ellen berganti melepas tali bagian kaki.

"Sudah" ujar Ellen ketika selesai melepas semuanya. Ellen berdiri dan memandang sekeliling, ada kayu panjang yang akan menjadi senjatanya nanti selama perjalanan keluar dari sini.

Ellen mengambil tongkat kayu itu dan segera keluar. Sebelum keluar, ia menengok terlebih dahulu apakah aman atau tidak. Jika dirasa aman, Ellen akhirnya keluar bersama tongkat kayu tersebut

Ellen berlari dengan pasti, ketika ditikungan menuju tangga, Ellen berhenti memastikan belokan itu aman atau tidak untuk dilewati. Tapi..

"ITU DIA!" teriak dua pria jauh dibelakang Ellen, membuat Ellen tersentak kaget. Tak menunggu lama, Ellen segera berlari mencari jalan keluar. Dua pria itu juga turut mengejar Ellen.

Ketika Ellen hendak belok ke kanan, Ellen bertemu seorang pria. Tanpa melihat wajahnya terlebih dulu, Ellen memukul pria itu dengan tongkat kayu sambil memejamkan matanya takut.

"Ellen!" Panggil seseorang

Loh kok ada suara Deby

Perlahan Ellen membuka matanya dan kaget ketika di depannya ada empat cowok juga satu cewek. Tak menunggu lama Deby segera memeluk Ellen

ELLENA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang