29. Kepo

55 3 0
                                    

"Oh, jadi ini pacar kamu yang baru?" Eliya hendak pergi arisan tapi bertemu Afan di depan pintu.

"Bukan.." Ellen menghela nafas, lelah menjelaskan kepada mamanya kronologi 'Faris yang menemaninya selama seminggu'. "Yang kemarin bukan pacar Ellen."

"Oohh..gebetan baru? Kalo kamu mau jadi play girl gapapa kok, Mama bolehin."

Ada ya orang tua kayak gini batin Ellen. "Bukan, intinya kemarin bukan pacar, gebetan, teman, sahabat atau musuh Ellen. Bukan siapa-siapa." jawabnya datar.

"Hahahaha iya iya mama paham. Yaudah kalo gitu Afan duduk dulu, kalian pasti cape habis pulang sekolah. Afan, makasih udah anterin Ellen ya?"

"Iya, tante." jawab Afan

"Kok mama udah tau namanya? Kan Ellen belum ngenalin."

"Oh itu...hmm...mama liat di name tag. Udah ya mama mau arisan, kalian baik-baik dirumah. Ellen, Bi Nini pulang lebih awal, jadi kalian sendirian. Jangan aneh-aneh.." Peringat Eliya lalu pergi menuju garasi untuk mengambil mobil. Tapi ketika turun dari tangga teras, beliau tidak sengaja menjatuhkan sesuatu dari sakunya. Sebuah kunci.

"Nggak kamu kasihin? Mumpung belum berangkat." kata Afan

"Buat apa? Nanti juga pulang. Ayo masuk." Ellen mengajak Afan duduk di ruang tamu. "Lo bebas mau ngapain. Gue sendiri di rumah."

"Bebas?" Afan menunjukkan smirk-nya.

"M-maksud gue lo bebas mau ngambil minum, makan, boker, berenang. Terserah lo! Gue mau ganti baju!" Ellen pergi dengan kesal karena Afan berpikir yang nggak-nggak.

Ketika di koridor rumah ia melewati pintu kamar orang tuanya. Ia berhenti karena ada feeling kalau pintunya dikunci.

Ck, ngapain juga dikunci? Nyokap gue kan udah dateng, nggak di Singapura lagi.

Ellen melanjutkan jalannya menuju tangga, tapi langkahnya terhenti lagi. Ia berbalik dan berlari ke pintu kamar orang tuanya. Rasa penasaran menyuruhnya menuju kesana.

Ketika Ellen menekan handle pintu. Dan benar, ternyata pintunya dikunci.

Sudah gue duga.

"Katanya mau ganti baju."

Ellen terjingkat kaget karena Afan yang tiba-tiba dibelakangnya. "Lo ngapain disini?"

"Habis ambil minum di dapur, terus liat lo lari-lari kesini. Lo mau ngapain?" tanya Afan balik.

"Kepo." Ellen mencoba menggerakan handle tetapi tetap tak terbuka. "Ngapain dikunci sih?"

"Ini kamar siapa?"

"Nyokap." Ellen mengeluarkan kunci dari sakunya. Itu kunci yang dijatuhkan mamanya ketika hendak pergi.

Harusnya gue punya satu. Yang gue temui di gudang, agak berkarat. Dimana ya kunci itu?

Tidak mau berlama-lama berpikir, Ellen memasukkan kunci ke lubang dan memutarnya.

Ellen dan Afan masuk ke kamar orang tua Ellen. "Lo ngapain ikut masuk!?"

"Aku perlu mengenal kamar mertuaku." jawab Afan asal

"Nggak penting njir."

Lagi-lagi Ellen menemukan foto 2 anak kecil di meja rias Eliya. Ellen mengangkat foto itu untuk melihat lebih dekat.

Siapa sih dia..

Ellen tiba-tiba pusing seperti waktu itu, segera ia menggeleng kepala kencang, menepis rasa pusingnya. Ia merasa ada yang mengganjal di jarinya saat memegang bingkai foto. Lalu ia membalik foto tersebut, ada kunci kecil yang di isolasi.

ELLENA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang