21. Terkejut

114 6 0
                                    

Ellen diam dibilik toilet sambil merendam amarahnya. Ia bukanlah orang yang blak-blakan dan tidak suka pertikaian, ia hanya ingin tau siapa yang membuat gosip seperti itu. Ellen berusaha tidak menghiraukan berita tersebut tapi tidak bisa.

Beberapa detik kemudian masuklah dua orang cewek kedalam toilet, tepatnya di depan westafel sambil bercermin ria.

"Rencana tadi berjalan lancar ya nggak, Bel?" tanya salah satu cewek

Bel? Belle? Rencana?Batin Ellen sambil mendengarkan dengan seksama.

"Ya iya dong Sya. Jadi si jalang satu itu nggak bakal deketin Afan lagi" jawab Belle

Sya? Rasya? BANGSAT KALIAN BERDUA!

"Untung Wanda ikut jurnalistik ya, jadi bisa buat berita gitu. Pintar juga tuh cewek" ujar Rasya sambil memakai lip tint di bibirnya

"Eitts siapa dulu yang moto, timing foto itu penting banget loh"

"Iya iya.. Lo juga hebat" Kata Rasya sambil menutup lip tintnya "Bel"

"Ya?"

"Lo tau apa yang gue harapkan sekarang?"

"Apa?"

"Cewek itu, Ellen, dia mati bunuh diri sekarang juga. Jadi dia seratus persen hilang dari kehidupan gue" tepat saat Rasya selesai mengatakan itu Ellen keluar dari bilik toilet dan pergi melewati mereka berdua dengan cepat. Sayangnya pintu toilet tiba-tiba dihadang oleh Belle

"Mau kemana bitch?" tanya Belle membuat Ellen diam menatapnya tajam.

"Eh ada jalang kecil" sapa Rasya "gue yakin lo tadi denger semuanya kan? Baguslah kalau begitu. Lo tau harus apa selanjutnya?" tanyanya sambil bersedekap dan mendekati Ellen

"Paham?" tanya Rasya lagi tapi Ellen tetap diam dengan muka datarnya "hmm dimana wonder woman lo? Si Deby dan Kathrin itu? Nggak sama lo ya? Kasian"

"Minggir." perintah Ellen pada Belle

"Njir gue dikacangi" kata Rasya sambil menarik rambut Ellen dan menggeretnya lalu menghempaskannya ke tembok "JAWAB! KURANG KAPOK LO? BUDHEG LO?"

Ellen terduduk dan meringis kesakitan sambil memegang kepalanya. Rasya mengambil ember berisi air pel dibawah westafel dan menyiramkannya pada Ellen. Gara-gara itu Baju Ellen menjadi basah dan bau amis.

"Itu buat lo yang ngerebut Afan dari gue"

Plak!

Rasya menampar pipi kiri Ellen "itu buat lo yang berhasil nyium Afan. Bel, mau coba?" Belle menyeringai sebagai jawaban

Plak!

"Itu buat lo yang gatel ke Afan. Gue udah berjuang tiga tahun, sedangkan lo? Ck ck ck emang jalang" ujar Belle.

"Kita lanjutin nanti, Bel. Dan lo Ellen" kata Rasya sambil berjongkok menjajarkan tinggi Ellen dengannya "kalau sampai lo macam-macam, gue bakal buat lo lebih menderita" lanjutnya lalu bangkit dan berjalan pergi bersama Belle.

Ellen hanya diam, entah apa yang ada dipikirannya, rasanya ia ingin lenyap saja dari dunia ini.

Lima menit lagi bel dan upacara segera dimulai. Ellen tidak peduli, ia hanya duduk dilantai sambil memeluk lututnya

Brak.

"Ellen!" panggil Deby sambil membanting pintu kasar "ayo habis ini upacara, ada apa yang- ya allah Ellen!" kata Deby panik melihat baju dan rambut Ellen basah juga kotor karena cairan pel.

"Ayo pinjam baju ganti di UKS" ajak Deby sambil membantu Ellen berdiri

"Siapa yang ngelakuin ini?" tanya Deby dengan tatapan mengitimidasi pada Ellen yang duduk di brankar UKS.

ELLENA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang