27. Bantuan.

63 4 0
                                    

"Ayo labrak mereka! Gue nggak mau tau! Gue harus hajar mereka!" Deby hendak pergi tapi ditahan oleh Lina dan Rian.

"Jangan, nanti masalahnya makin panjang." kata Lina sambil melepas cengkramannya.

"LEPAS YAN!" Deby meronta-ronta dalam dekapannya Rian

Ellen keluar dari toilet setelah selesai barganti seragam olahraga dan mencuci rambutnya yang amis. Untung Ellen sedia sapu tangan di tasnya, jadi ia bisa mengeringkan sedikit rambutnya dengan sapu tangan. Afan mendekati Ellen lalu memakaikan jaket putih.

"Baju olahraga kita warna kuning, kamu bisa didenda kalo kelihatan pakai baju ini di bukan jam olahraga." kata Afan pelan. Hanya didengar oleh Ellen. Ia malu bicara aku-kamu dengan pacarnya di depam teman-temannya.

Untung gue duduk dibelakang. Batin Ellen lega.

"Hm thanks." Ucap Ellen.

"Aw suka banget sama keuwuan kalian!" Goda Kathrin. Ini lah yang membuat Afan malu beruwu di depan teman-temannya.

"Owh, Afan so sweett.." tambah Fery.

Bacot. Batin Ellen dan Afan bersamaan.

"Ini nggak bisa dibiarkan! Cuma gara-gara nyontek Ellen sampai ditindas kayak gitu!" kata Arga nggak terima.

"Sebenarnya masalahnya sepele, toh gue juga nyontek. Cuma gara-gara Ellen ranking satu, jadi dibully." ujar Fery.

"Yan! Lepasin dulu! Gue nggak bakal ngelabrak. Suwer deh! Ketek lo bau bat." Kata Deby. Rian melepas dekapannya. "Nah gini dong. BYE GUE MAU TONJOK TUH CURUT!" Cewek itu berlari tapi dikejar oleh Rian.

"Lo mau lomba lari sama gue hah!?" Rian berhasil menangkap gorilla yang kabur dan menyeretnya. "Kaki gue lebih panjang dari lo!"

"Terus solusinya gimana?" tanya Bayu.

"Tunggu-tunggu, lo semua kok pada ikut-ikutan ? Ini kan masalah kita berlima." kata Kathrin, sepertinya ia mulai risih dengan tatapan para murid yang melewati koridor.

Memang kedekatan geng Afan dan Ellen, sudah menjadi hal lumrah di SMA Nusantara. Banyak yang iri dengan solidaritas dan kedekatan mereka. Siapa sih yang nggak mau dekat dengan seorang Most Wanted?

"Yah kan Ellen juga teman gue. Lo pacar gue, berarti teman lo juga teman gue." Jawab Arga.

"Iya juga sih."

"Gue tanya lagi, solusinya gimana?" tanya Bayu lagi sambil memasukkan tangannya ke saku celana.

"Gue tau! Kita ambil kertas contekan Ellen terus kita keliling kelas per kelas sambil suruh mereka bandingkan tulisan itu!" jawab Deby.

"Iya, kalau ada yang merhatiin, kalo nggak? Lo bakal dikira orang gila." komen Fery.

"Emang orang gila." tambah Kathrin.

"NGOMONG APA LO PADA!?"

"Lo ingat kan waktu gelud sama Rasya? Lo bilang juga kalau tulisannya beda, semuanya nggak percaya." jelas Lina.

"Kalau cuma kertas contekan sih, buktinya kurang kuat." Kata Bayu.

"Tapi cuma itu bukti yang kita punya." kata Kathrin.

"Sebenarnya bisa kita pakai cara Deby, tapi lo nggak capek apa keliling sekolah?" tanya Arga

"Yah capek."

"Gimana kalo kumpulin semua murid, terus kita kasih tau kebenarannya." usul Nayla akhirnya ia buka suara.

"Tapi baby, bagaimana cara ngumpulinnya?" tanya Fery.

ELLENA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang