THANKS FOR YOUR VOTE !!!
🤍🖤🤍🖤🤍🖤🤍🖤🤍
Pernikahan Weni dan Fildan yang diharapkan menjadi angin segar untuk keluarga Fildan Aksa Mahendra, justru terjadi sebaliknya.
Weni hanya menampakkan sisi baiknya sementara. Apalagi semenjak Fildan menyerahkan diri sepenuhnya padanya.
Seperti pagi ini saat Fildan melakukan perjalanan bisnis ke luar kota. Weni yang diharapkan bisa membuat Lesti tenang ketika ditinggalkan, justru membuat penyiksaan bagi lahir dan bathin si gadis mungil.
"Ma, Papa kemana?," tanya Lesti. Sejak bangun tidur ia tak melihat Fildan di manapun. Padahal biasanya Fildan tidak akan melakukan aktivitas di luar tanpa memberitahunya.
Weni yang sedang melakukan perawatan kuku oleh Maid tak menghiraukannya. Tetapi Lesti tak menyerah.
"Mama, papa mana?, Lesti belum ada lihat ni, Lesti kangen Papa."
Lesti sedikit menggoncang tangan Weni sehingga mengenai tangan maid yang memegang botol kuteks, isi botol itu mengotori pakaian kesayangan yang digunakan Weni, "kurang ajar kamu Lesti," bentaknya.
Lesti terlonjak kaget dan mundur dua langkah. Kepalanya merunduk takut. Untuk pertama kalinya Weni membentaknya sekeras itu.
"Ma, maaf Ma."
Weni berdiri dan menatap tajam Lesti. Tangannya mencengkram lengan Lesti dengan kuat sampai - sampai kuku - kukunya yang tajam membuat luka berdarah di sana. Lesti meringis kesakitan, namun ia juga tak dapat melawan. Di sekitarnya juga tak ada para bodyguard, karena ia sedang berada di dalam kamar Fildan dan Weni, para bodyguard tidak boleh masuk tanpa perintah.
"Ma, sakit ma, tangan Lesti sakit."
Darah mulai menetes di lengan Lesti. Maid pribadi di sampingnya hanya dapat menatap ngeri perbuatan majikannya. Ia takut untuk membela si mungil. Weni tak jauh lebih baik daripada Fildan. Meski belum pernah membunuh, tetapi Weni adalah pribadi yang keras dan mudah menyiksa orang - orang yang menentangnya.
"Ma.. sakit ma."
Lesti terus menangis sampai akhirnya Weni melepaskan lengannya.
"Pergi dari sini, Papamu itu sedang ke luar kota. Dia gak hidup untuk ngurusin anak nyusahin kayak kamu, paham?," Weni mendorong Lesti hingga hampir terjatuh jika tak berpegangan di sofa.
Lesti mengangguk pelan dan segera berlari menuju kamarnya sendiri. Lesti menyembunyikan air matanya dan juga luka di lengannya agar tak diketahui para bodyguard. Lesti takut jika dianggap melapor, Weni akan semakin marah padanya.
"Papa, lengan Lesti sakit," Lirihnya di dalam kamar.
Sementara dalam perjalanan bisnisnya, Fildan berfirasat buruk tentang gadis mungilnya. Fildan segera menghubungi orang di mansion.
"Apa yang dilakukan Lesti, Fina?," tanya Fildan.
"Nona tadi bermain di kamar Tuan dan Nyonya Weni, setelah itu dia kembali ke kamarnya tuan. Tapi belum ada ke luar lagi, mungkin sedang bersiap untuk sekolah Tuan," terang Fina, maid tertua di mansion sekaligus pengganti Valda.
"Bagus, Puteriku itu pintar, dia juga mandiri," ucap Fildan penuh rasa bangga.
"Ya sudah, pastikan puteriku baik - baik saja. Aku mungkin baru bisa pulang lusa. Ohya, tolong ingatkan Weni untuk menemaninya saat akan tidur. Kamu tahukan dia tidak bisa tidur tanpa dipeluk lebih dahulu."
"Tentu saja tuan, tapi, bukankah Nona hanya bisa tidur jika tuan yang memeluknya?," terang Fina.
Fildan menarik napas berat, itu juga yang ia pikirkan, tetapi jauh - jauh hari ia telah membuat perjanjian agar Lesti mau membuka hati untuk sang mama, "dicoba saja. Bagaimanapun caranya, puteriku harus tidur yang cukup."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Duda (END)
RomanceDialah papaku, yang amat kucintai melebihi diriku sendiri, dia malaikat pelindungku. Namun segalanya berubah ketika aku beranjak dewasa.