Part 14

842 75 28
                                    

"Papa..."

Lesti terbangun dengan napas terengah - engah. Mimpi yang barusan dialaminya membuat ketakutannya muncul. 

"Apa'an sih? kenapa harus nyebut nama pembunuh itu?, yang ada bagus malah kalau dia mati," gumamnya mencoba menetralisir hatinya sendiri.

Tok tok tok

Lesti membukakan pintu kamarnya yang diketuk oleh Reza. Tatapan gadis itu begitu dingin, seolah tahu apa yang ingin dibicarakan sang paman.

"Apa?."

Reza hanya diam dan menariknya ke ruang meeting Mansion Mahendra itu.

"Begini nak, apa yang sebenarnya terjadi sama kamu dan Papa Fildan?. sejak kemarin kamu terus - terusan diam. Papa Fildan juga gak memberi penjelasan. Bukan Om mau ikut campur, tapi kamu itu keponakan Om, sudah Om anggap anak sendiri. Fildan juga adik Om. Kalian berdua dititipkan sama Kak Gama ke Om," terang Reza panjang lebar.

"Gak ada apa - apa Om."

Reza mendelik mendengar kalimat singkat dari Lesti, bukan sekadar kalimatnya. Tetapi juga sorot mata kesedihan dan marah yang bersatu di matanya yang membuat Reza menaruh curiga.

"Les, Papamu itu sudah berkorban banyak untuk kamu dan keluargamu seumur hidupnya."

"APA? BERKORBAN? YANG ADA DIA YANG UDAH MENGORBANKAN SELURUH KELUARGA LESTI," Bentak Lesti yang membuat mata Reza menyalang.

"Apa maksud kamu Lesti?."

Lesti berdiri dan membelakangi Reza, matanya menyorot tajam dengan bersedekap dada.

"Dia kan yang menyebabkan kedua orangtua kandung Lesti meninggal?, dia juga yang bikin Opa Aksa, Oma Aiswa dan Uncle Azka meninggal. Bahkan dia berniat merebut semua kekayaan Daddy Gama, dengan berpura - pura mau merawat Lesti. Karena Lesti adalah pewaris tunggal Daddy."

Reza bangkit dan mencengkram kuat lengan Lesti. Gadis itu meringis kesakitan, ini baru pertama kalinya sang Paman menyakitinya.

"Apa yang membuat kamu berkata - kata seperti itu hah? apa? Kamu gak tahu seberapa beratnya hidup Fildan untuk menyelamatkan kamu dan bertahan dari siksaan keluargamu?," bentak Reza.

"Om bohong, Uncle Hari sendiri yang ngasi tau Lesti kalau pembunuh itu yang menghancurkan keluarga Lesti."

"HARI? Hari kamu bilang?, Hari sudah mati. Dia jatuh ke jurang saat Anak buah Fildan mau meringkus Aiswa dan dia."

Reza terdiam karena kata - katanya sendiri. Seharusnya itu menjadi rahasia yang tidak boleh diketahui Lesti.

"Nah, benar kan?, pembunuh itu memang mengincar seluruh keluarga Lesti," bentak Lesti tak kalah sengit. Dia berusaha melepaskan diri dari cengkraman Reza dan membuka pintu, namun kalah cepat karena Reza telah mengunci duluan pintu ruang meeting itu.

"Kita harus selesaikan semua di sini."

***

Lesti duduk mendengarkan penjelasan Reza yang begitu membingungkan baginya, "Aksa Mahendra tak sekaya yang dikira orang - orang Les. Sebagian besar kekayaannya berasal dari kejahatan, dia merebut harta banyak orang. Dan kekayaan terbesar adalah kekayaan keluarga Fildan, Papamu."

"Tn. Aksa mengadu domba Tn. Fadli Arham dan Ny. Anita, ayah dan bundanya Fildan, sampai bercerai. Setelah itu ia berpura - pura baik dan menawarkan diri untuk menjadi sahabat bundanya Fildan, sampai akhirnya Ny. Anita menerima untuk menikah dengannya. Fildan dibawa oleh sang bunda."

"Tn. Aksa menjebak Tn. Fadli, dia mengancam akan membunuh Fildan dan bundanya, kecuali jika Ayahnya Fildan mau memberikan seluruh hartanya untuknya. Fildan dan Bundanya tidak tahu tentang hal itu. Itu membuat Tn. Fadli benar - benar tertekan. Tidak ada yang mempercayainya, maka dengan keadaan terpaksa, dia benar - benar menyerahkan seluruh hartanya."

My Sugar Duda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang