The boys mulai turun dari mobil, sama seperti Keira. Gadis itu turun dari mobil dan menatap ke arah rumah yang cukup besar di hadapannya saat ini. Keira berjalan dibantu oleh Zayn dan juga Harry, kedua laki-laki itu membantu Keira dengan perlakuan yang sangat lembut.
Keira sudah berulang kali mengatakan bahwa kaki gadis itu sudah tidak apa-apa, namun tetap Zayn dan Harry membantu Keira menuruni mobil. Keira jujur merasa segan dan tidak enak, ia merasa membebani.
Ingin sekali gadis itu pergi menjauh namun hati kecilnya menyuruh bahwa dirinya harus berada di dekat kelima lelaki itu. Hati kecilnya seolah mengatakan bahwa Keira akan mendapatkan kebahagiaannya jika ia tetap bersama the boys.
Keira menghembuskan nafasnya gusar, Apa mungkin Simon yang mereka kenal itu Simon yang kukenal?
Zayn melirik ke arah Keira, menyadarkan gadis itu dari lamunannya. Harry yang mengalungkan lengan Keira di lehernya kini melangkahkan kakinya secara perlahan memasuki rumah mewah tersebut. Keenam manusia itu pun mulai masuk ke dalam rumah.
Rumah mewah nan megah itu terlihat sangat menawan, meskipun lebih mewah rumah Miranda bagi Keira. Namun rumah ini sangat minimalis, Keira sungguh menyukainya.
Keira di dudukkan di salah satu sofa dekat dengan pintu utama. Gadis itu berterima kasih kepada Harry dan Zayn karena sudah membantunya berjalan dari mobil.
"Makasih ya," ujar Keira tersenyum manis.
Harry membalas senyuman Keira tak kalah manis. "Sama-sama, Cantik."
Zayn hanya diam, tidak menanggapi. Namun lelaki itu berdehem pelan sambil memperhatikan luka di lutut Keira yang terlihat mulai mengering. Zayn kemudian berjalan mendekati Liam yang sedang mencari kotak P3K.
"Dapet?" tanya Zayn kepada Liam.
Liam mengangguk kecil lalu menunjukkan sebuah kotak persegi panjang berwarna merah itu kepada Zayn. Louis mengambil kotak tersebut lalu mulai berjalan mendekati Keira.
"Awas lu, Kriting." usir Louis kepada Harry yang sedang duduk berdekatan dengan Keira.
Harry berdecit kesal, "untung Louis. Kalo si ubanan mah udah gue getok tuh kepala."
"Ngomong apa lo?" tanya Louis dengan nasa kesal kepada Harry. Harry langsung menggeleng dengan spontan, "E-enggak!"
"Itu bukannya mobil Simon ya?" tanya Niall menunjuk ke sebuah mobil berwarna hitam yang berada di halaman rumah.
Keempat lelaki itu langsung melirik ke arah yang di tunjuk Niall dengan tatapan terkejut. Sebuah mobil hitam sedan sedang terparkir tak jauh dari mobil mereka. Simon sudah datang.
"Simon udah dateng, sekarang gimana?" tanya Liam dengan nada khawatir.
"Santai aja, gue gampang bikin alasan kok. Serahin semua sama gue," kata Harry dengan percaya diri.
Zayn melirik sekeliling, "Simon dimana sekarang?"
"Gatau, gak liat." jawab Niall seadanya.
"Kita setidaknya harus sembunyiin Keira gak sih? Pas Simon pergi—"
Perkataan Liam langsung terpotong oleh suara langkah kaki yang datang dari arah berlawanan. Seorang paruh baya dengan setelan jas hitam kini berjalan mendekati keenam manusia yang sedang berada di ruang keluarga.
"Siapa yang kalian bawa kemari?" tanya Simon dengan nada menyelidik.
Simon menatap ke arah the boys dengan tatapan menyelidik. Tatapannya terhenti saat ia melihat seorang gadis cantik dengan rambut coklat terurai begitu saja. Wajah mulusnya dan eskpresi terkejutnya membuat Simon menyipitkan kedua matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEAL MY GIRL [ONE DIRECTION]
FanfictionBagaimana rasanya menjadi asisten One Direction? WARNING: Cerita ini bisa bikin lo seneng, sedih, dan kesel di waktu yang sama. ⚠️FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ ©️January 2023 by Adeliaraissha