🐾 ketidaksengajaan bersama

680 30 3
                                    


HAPPY READING❤️
-
"Ketidaksengajaan yang membahagiakan"

-Bang (SAT)-


"Hoh Hy, kau ana?"

"Iya itu nama ku"

"Perkenalkan nama ku Sinta Maharani dan ini Rama"

"Hey Ana.."

"kami dari staf pemasaran"

"Perkenalkan Aku ana, Ana kejora.
Kenapa aku tak melihat kalian sebelumnya disini? kalian karyawan baru?"

"Kami bukan karyawan baru kami sudah lumayan lama bekerja disini. Sebelum nya kami berada dilantai dua tapi kebetulan ada penambahan karyawan jadi kami diutus untuk pindah keruangan ini"

"Begitu? Jadi kalian satu ruangan dengan ku?"

"Ya tentu saja. Hitung-hitung kami meramaikan lantai tiga ini. Disini terlalu sepi setengah dari lantai tiga ini adalah ruang pribadi pak bos jadi apa kamu tak takut bekerja di ruangan ini?"

Tentu saja tidak, kecuali jika ditakuti seperti ini tentu saja akan membuat ku kepikiran. Dan aku baru tau sekarang bahwa sebagian dari lantai tiga ini adalah ruangan pribadi si bos. Pantas saja ruangan ini terlihat kecil. Tapi selama aku berkerja disini hekhem dua hari maksud ku tak pernah aku melihat pintu yang belum ku masuki selain gudang.

"Tidak sih. Sekarang sudah ada kalian jadi aku tidak terlalu kesepian disini. Senang bertemu dengan kalian semoga kita bisa menjadi teman"

"Tentu saja,Teman?

"Teman" ucap kami bertiga serempak
Rama juga ku kira dia akan cuek saja seperti awal tadi memang kulihat wajah nya ada aura dingin gitu seperti tokoh-tokoh di wattpad.

"Mari kita lanjutkan pekerjaan"

"Ayo"

Kami kembali duduk ke kursi masing-masing dan kembali melanjutkan pekerjaan.

*

Makan siang

Cafe sobat, disini aku sekarang bersama Mbak Raina dan kedua teman baru ku kebetulan juga mereka sudah saling kenal, Alhamdulillah teman ku makin banyak Sekarang.

"Jadi bagaimana tadi? Apa dia mengamuk" tanya Mbak Raina kepadaku setelah kami menyelesaikan makan siang. Berhubung masih ada cukup waktu untuk menggibah dan juga kami hanya bertiga di meja kami sedangkan Rama, setelah kita selesai makan siang dia pamit katanya ada yang harus dia urus.

"Tidak mbak, pak bos itu sangat baik sampai-sampai pengen aku remes tuh ginjal nya" Ucap ku menggebu-gebu

"Aku sudah menduga nya" ucap mbak Raina terkekeh

"Dia memang tak seburuk pikiran ku tapi dia lebih buruk dari yang kupikirkan. Dia menyuruh ku membuat kan nya kopi"

"Bikin kopi doang kok bisa se kesal itu na?" Tanya Sinta diikuti wajah penasarannya.

"Bukan hanya itu, setelah aku membawa kan nya kopi hitam dia bilang tak terlalu suka. Lalu dia menyuruh ku membeli kopi di cafe langganan nya"

"Itu juga tak seburuk yang aku dengar na, kenapa kamu jadi kesal begitu?" Tanya mbak Raina menyela perkataan ku

"Bayangkan saja aku disuruh membeli kopi di cafe langganan nya tanpa boleh menggunakan kendaraan apapun"

"Jalan kaki naa?" tanya Sinta semangat

"Yaa... iyaa" jawabku pasrah

"Hahahha..kasihan kamu na" Sinta udah sampe bengek menertawakan ku.
Sedangkan mbak Raina hanya terkekeh

Bang (SAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang