🐾 Repeat

180 16 0
                                    


HAPPY READING ❤️

Tiga hari kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga hari kemudian

Aku kembali ke rutinitas ku seperti biasanya, Terlepas dari segala yang terjadi padaku. Mau bagaimana lagi ini lah pekerjaan ku.

Aku bekerja di tempat yang sama namun dengan suasana yang asing. Rama, dia hanya bicara seperlunya saja. Sedangkan Mbak Raina yang gak tau apa-apa juga ikut bungkam. Sinta jangan ditanya dia tak kunjung menyapa ku masih karena kejadian di pantai tempo hari.

Apa? kalian ingin mengetahui tentang pria itu? Tidak ya? Tak apa biar aku yang menceritakan nya. Semenjak kejadian di pulau waktu itu Aku tak lagi bertemu dengan nya bukan tanpa alasan tapi Aku lah yang berusaha untuk terus menghindari nya.

Toh dia sudah mengatakan dengan jelas kepadaku bahwa 'aku boleh memikirkan apapun kecuali dia'. Hem.. kata-kata yang bagus, itu sedikit membuat hatiku mengikuti keinginan otakku. Buktinya aku sudah berhasil tidak menemuinya selama tiga hari ini.

Kulirik arloji ditangan ku, bagus sudah hampir masuk jam pulang. Kamu berhasil lagi Ana, aku bangga padaku.

Aku membereskan segala perlengkapan ku berniat untuk pulang.

Ting

Tepat saat aku mengambil hp yang tergeletak di meja, terdengar suara notif dari WhatsApp.

Rama :
"Pulang sama kita ya Na"
✅✅

Rama dia mengirim pesan kepada ku disaat kita duduk berseberangan. Ada-ada saja. Merasa kurang yakin Aku melirik ke Rama, Anggukan kecil dari nya merubah keyakinan ku.

Kita? Itu berarti akan ada Sinta juga. Aku harus bisa menyelesaikan masalah itu hari ini, capek juga diam-diaman terus.

Aku berjalan terlebih dahulu menuju parkiran sesuai instruksi Rama di dalam chat yang dia kirim.

Aku bersenandung kecil menuju parkiran, tapi tunggu Aku melupakan sesuatu. Bagaimana bisa Aku se ceroboh ini sih. Aku melupakan jaket pemberian pak Satria waktu itu, Aku membawa nya berniat untuk mengembalikan, tapi ya Aku mana berani.

Aku berbalik bertujuan untuk mengambil benda itu tapi apa yang Aku lihat sukses membuat ku mematung di tempat. Sial, itu pak Satria. Tak buruk sih jika hanya dia tapi jangan lupakan si kutu badak yang selalu menempel ke Pak Satria juga ada.

Sebisa mungkin Aku menghindar tapi tetap bertemu juga. Lihat, bahkan Aku tetap terpesona saat wajah nya yang ngeselin dan ngajak gelut itu melirik ku. Yaampun kenapa saat melihat nya membuat sesuatu dalam diriku terobati sih, semacam Rindu. Daebak apa benar Aku merindukan nya?.

Terobati sih terobati tapi tetap saja ada sedikit sesak di hatiku melihat siapa yang dia gandeng sekarang, bahkan mereka terlihat serasi. Aku merasa seperti tergantikan. eh hello Ana wake up, ingat kata Taehyung 'keluarlah dari imajinasi mu sekarang, itu tak baik disana'.

Layaknya orang bodoh Aku memperhatikan mereka yang melewati ku dengan tampang kebingungan dan mulut yang sedikit terbuka. Seperti melihat Atta halilintar tanpa ikat kepala. ck perumpamaan yang bagus.

Dibelakang sana Aku juga melihat Rama dan Sinta yang menuju kearah ku. Bareng mereka sajalah dari pada sendiri nanti dikira jomblo sama orang. Jangan dipikirin dulu yang Aku gak saling tegur sapa sama Sinta.

"Hehe..haii"

Bak ketawa garing Gopal Aku menyapa mereka dengan senyum Canggung dan tangan yang menggaruk leher, Sa elah untung leher ku gak bedaki.

"Ayo Na"

Rama mengintruksi ku, Aku mengikuti mereka dari belakang. Demi kumis Pak Satria yang tak pernah kulihat tumbuh Aku sudah seperti obat nyamuk sekarang.

Huuh.. Akhirnya Aku sudah duduk di jok mobil Sinta dan jangan lupakan sang sendi yang selalu bersama ku.

Sinta duduk di jok samping Rama yang sedang mengemudi. Bahkan saat sudah satu mobil begini Sinta terus diam. Membuatku merasa sangat canggung. Kek kesan numpang nya dapet aja gitu.

Rama memberhentikan mobil di parkiran salah satu Restoran cepat saji. Loh tapi ngapain kita disini. Eh tentu saja makan ya gak mungkin mau minta sembako. dasar Aku.

Mereka turun, tentu saja Aku ikut turun, gak mungkin kan aku disini sendiri dikunci di mobil mana gak pake AC lagi. Gak mau aku tuh.

Setelah mendapatkan meja yang pas untuk kami bertiga, kami memesan makanan. Suasana yang sangat-sangat canggung. Sangat-sangat berbeda dengan suasana kami yang lalu.

10 menit berkutat dengan menu masing-masing. Mendadak nafsu makan ku hilang. Aku mengilangkan garpu dan sendok dipiring ku. Jika hanya terus diam begini untuk apa makan bersama sungguh Aku merindukan pertemanan kami yang kemaren-kemaren.

Aku melirik Sinta yang juga melirik ku. Lidah ku terasa Kelu saat hendak mengatakan alasan kecerobohan ku waktu itu. Aku takut dia akan semakin marah.

"Sinta seperti nya kita perlu bicara"
Ucap ku setenang mungkin

Seakan tau situasi Rama bangkit dari duduk nya

"Gue tunggu di mobil ya"

Aku mengangguk, tersenyum kecil seraya bergumam kata terima kasih kepadanya. Ia mengangguk kecil lalu pergi.

"Sint Aku tau Aku salah, Aku tidak bermaksud lancang seperti yang kamu lihat. Kamu tau Aku sungguh merindukan kamu yang dulu"

Aku menunduk takut-takut Sinta ngamuk.

"Emang siapa yang marah sama kamu Na"

Loh Aku tak salah dengar. Aku mengangkat kepalaku berusaha paham dengan apa yang dia katakan.

"Lalu kenapa kamu tidak menyapaku selama 3 hari ini, ngajak gelut kah?"

Sinta terkekeh
"Sant Na, Aku gak maksud ngediamin kamu tapi ngeliat kamu yang terus diam Aku juga diam, seru aja gitu ngerjain kamu" Sinta tersenyum

Ya Ampun kukira dia beneran marah saat melihat diriku yang tak ada angin tak ada hujan main nyosor Rama.

Aku memeluk Sinta sebentar
"Lain kali jangan gitu lagi ya Sint"

"Iyaa maafin gue juga ya"

"Okee baikan Nih"

"Kek pernah saling jambakan aja kita pake baikan segala"

Kami berdua saling terkekeh.
Senang rasanya saat kesalahpahaman diriku dan Sinta bisa Terselesaikan.


TBC dulu ya😊

See yaa❤️💙

Bang (SAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang