🐾 Rama yang selalu ada

170 11 0
                                    

HAPPY READING ❤️

-

"Sejatinya menghilangkan perasaan itu tak mudah, butuh waktu untuk rasa itu hilang"

-


-Bang (SAT)-

"Demi apa Na?"

"Demi Allah"

"Wah gila sih, trus gimana kondisi Jenifer sekarang Na?

"Udah mendingan kok Sint"

Aku sedang bersama Sinta hari ini ada Rama juga disini, di cafe langganan kami.

Kami disini untuk membahas soal pekerjaan yang sudah Aku tinggalkan selama seminggu ini, iya tadi nya sih begitu tapi saat Sinta menanyakan alasan Ku untuk libur terpaksa lah Aku menceritakan semuanya.

Bahkan dia sudah menagih cerita ini dari kemaren-kemaren tapi Aku terus menjawab 'Nanti Aku ceritain'. Bukan tanpa alasan, Aku takut saja membagi masalah ku pada sahabat ku. tapi saat aku menanyakan padanya dia tak masalah dan menjawab 'mereka sahabat kamu jadi mereka berhak tau". Jadi ku putuskan untuk memberitahukan mereka hari ini.

"Tapi lu beneran gapapa kan Na?" Nah kali ini Rama yang bertanya dan ini pertanyaan yang sama untuk ketiga kalinya.

"Beneran Ram, Aku gapapa"

"Bagus deh, tapi kenapa lu gak masuk kerja selama itu? Gak takut di pecat? Eh Pasti gak lah ya, Lu kan bakal jadi calon buk bos"

Aku memberengut tak suka, Sontak mereka berdua tertawa karena berhasil menistakan ku.

"Calon buk bos apanya"

"Becanda kali Na, sant.."

"Kalian berdua nistain Aku terus, kalian apa kabar?"

Mendengar ucapan ku membuat Sinta terbatuk dan Rama yang langsung meneguk habis jus jeruk nya. Curiga Aku nih pasti ada apa-apa.

"Gue permisi ke toilet ya"

Aku dan Sinta mengalihkan perhatian ke Rama. Rama sedikit aneh. Kami memandang nya dengan muka bertanya-tanya tapi walau begitu kami tetap megangguk. Kami memperhatikan punggung nya yang hilang dibalik tembok.

"Gak segampang itu Na" aku mengalihkan perhatian ku ke Sinta, Jelas sekali aura sedih kentara di matanya. Aku tidak mengerti. Apa ada masalah yang mereka hadapi tanpa ku ketahui? Tapi mau bagaimana pun itu bukan lah urusan ku.

"Jangan nyerah dong, semangat" ucap ku sembari mengepalkan satu tanganku

"Kamu tau Sint dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, jadi yang perlu kamu lakuin hanya semangat, jangan nyerah, oke" berasa ustazah Aku pake nyeramahin Sinta. sedangkan diri sendiri saja gak ke urus, bener ya nyelesain masalah orang gampang, giliran nyelesain masalah sendiri gak bisa. BIASA LAH.

Sinta mengangguk, baru kali ini Aku melihat nya serapuh ini. Sebagai teman yang baik Aku memeluk nya, apa lagi yang bisa Aku lakukan kalau bukan ini.

5 menit berlalu dan kami kembali ke posisi masing-masing, ku lirik Rama yang datang dan menarik lagi kursinya.

Untuk memecah suasana Aku berusaha mencari topik obrolan.

"Jadi tugas Aku cuma ini ya, nanti Aku bawa ke kost aja. kalo udah selesai Aku kasih lagi ke kalian. Makasih loh udah repot-repot bawain" ucapku seolah tak terjadi apa-apa diantar kami.

"Sant Na"

Aku terkekeh memperlihat gigi rapi ku.

"Sekarang kita pulang yuk, udah mau magrib ini"

Bang (SAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang