🐾pengakuan Rama

207 18 0
                                    

HAPPY READING ❤️

-

"Berhentilah melihat langit itu hanya akan menyakiti leher mu, lihat lah disekitar mu dan kau akan temukan dia"

-

-Bang (SAT)-

Tepat pukul 5 sore, kami turun kepantai untuk menikmati matahari terbenam setelah mengatur bawaan masing-masing di villa tempat kami menginap.

Kami menikmati sunset, makan bersama, hingga bersenang-senang bersama. senang? Tentu saja, hanya saja ada yang membuat mood ku kurang bagus. Siapa lagi kalau bukan Jenifer.

Dia selalu saja memerintah dan mengubah rencana seenak dengkulnya. Minta ini lah gak mau beginilah, makan itu lah. Malah dia begitu pake acara melas sok imut lagi. Tentu saja dia mendapatkan keinginannya dengan mudah orang dia punya orang dalam. Cih, Muak boleh gak sih.

Sesuai keinginan Nyi ndoro bahwa kami akan duduk di tepi pantai dengan api unggun. Lumayan seru sih. Dan sepertinya Aku tau alasan dia menyuruh kami berkumpul di sini.

Lihat siapa yang terus menempel dilengan pak Satria. Ck macam cicak.

Eh tapi tunggu, kenapa Aku yang julid sih dari tadi. Sant Ana, Sant.
Aku kembali fokus ke bara yang Akan memainkan lagu dengan gitar nya. Dia menyanyikan lagu milik Risky Febian 'Makna cinta' Katanya lagu itu untuk pacarnya. Enak ya yang pacaran. Beneran lagi gak pura-pura. Hek'hem ngindir diri sendiri.

Aku memperhatikan Pacar bara yang memang dari tadi sudah malu-malu, aura bahagia sangat jelas terpancar di wajahnya. Aku tersenyum menikmati lagu yang dimainkan sambil terus fokus kearah gitar bara berusaha menghindari tatapan seorang di disamping kursi yang diduduki bara.
Iya posisi kami saling berhadapan.

Eh tapi kenapa dia terus melihat ke arahku. Aku mengalihkan perhatian ku ke Sinta yang menyodorkan cemilan. Aku menerimanya dengan senang hati.

Aku mengalihkan perhatian ku ke Jenifer. wanita itu, dia tersenyum meremehkan ke arah ku. Dan meminta Pak Satria menyuapi nya cemilan. Tentu Saja pak Satria mengiyakan. Saat cemilan itu berada di dekat mulutnya bukan nya memakan cemilan itu dia malah mengecup pipi Pak Satria. sebentar tapi cukup untuk memporak-porandakan hatiku. Lalu dia memakan cemilan itu sambil melirik ku seolah menyatakan bahwa dia lah pemenang nya.

Lagu selesai. Aku memilih bangkit pamit kepada teman-teman ku untuk mencari udara segar.

Cukup sudah Aku muak. Tetap duduk di sana sama saja Aku ingin menyakiti hatiku sendiri. Kenapa dia seperti ini? Aku kira hubungan kami istimewa, ternyata tidak. Lalu Apa arti ciuman itu. Cuih. Salahku yang terlalu cepat percaya padanya.

Aku berdiri di tepi pantai yang agak jauh dari teman-teman ku. menikmati semilir angin yang menerbangkan gaun panjang ku. Berusaha menahan sesak. Ku usap bibir ku dengan punggung tangan beberapa kali berharap ciuman yang membekas itu segera lenyap dari pikiran ku. Namun nyatanya yang berbekas tak akan bisa hilang. mungkin bisa tapi tak sekarang.

"Berhentilah seperti orang bodoh, kamu tau kamu terlihat seperti badut yang dipermainkan"

Aku mengalihkan tatapan ku, menatap orang didepan ku. Lalu apa-apaan itu katanya.

"Kauu--" Aku ingin membalas ucapan nya tapi dia menyela perkataan ku.

"Shuttt" dia meletakkan jari telunjuk nya dibibir memerintahkan ku untuk diam sambil melihat ke kerumunan teman kami.

Bang (SAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang