🐾Bersambut?

173 14 0
                                    

HAPPY READING ❤️

-

"Kamu boleh memikirkan siapapun kecuali memikirkan saya"

-

Cuaca dipantai pagi ini lumayan bagus. Yap kami disini sekarang menikmati laut sebelum kembali ke Jakarta.

Saat ini Aku dan Rama sedang duduk diatas ayunan yang ada di pantai ini. sedangkan yang lain sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Ku perhatikan sekeliling, dari tadi Aku tak melihat bos sialan ku itu. Kira-kira dia kemana, menghilang ditelan bumi kah.

Setelah puas bermain Ayunan Kami berdiri di tepi pantai membuat ombak menyapu kaki kami.

"Jadi Na gimana kita bisa tau soal perasaan dia, gue gak yakin Na. Lu tau kan gimana hubungan gue sama dia selama ini"

"Sungguh kamu tidak menyadarinya Ram?"

Rama menggeleng sebagai jawaban. Cowo mah gini gak pekaan.

"Kamu seharusnya memberi penjelasan ke dia"

Rama hanya menggaruk tengkuknya. Sungguh Rama ini kenapa sih.
Aku menjentikkan jari ku seolah ada lampu bohlam menyala diatas kepalaku.

Tlak

"Kamu butuh kejelasan bukan? Ayo kita mulai dari sini"

Aku mendekatkan wajahku memiringkan hendak mencium Rama.

"Anaaa" sebelum itu terjadi sebuah teriakan dari Seorang menghentikan ku. Dia berdiri jauh tepat diantara Aku dan Rama.

Aku melihat gurat kesedihan diwajahnya, matanya berkaca-kaca. Lalu dia pergi berlari menjauh dari kawasan pantai.

"Tunggu apa lagi? kejar dia" ucapku ke Rama, yap itulah tujuan ku. Seorang mungkin bisa menyembunyikan perasaan mereka tapi tidak dengan Cemburu. Sebenarnya Aku tak ingin menyakiti Sinta tapi hanya ide ini yang terlintas di benakku.

Setelah kepergian Rama, Aku menyadari sesuatu. Ada orang berdiri tak jauh dariku. Dia berdiri tepat diposisi Rama berdiri karena itu Aku tak melihatnya.

Dia menatap ku dengan tatapan kosong tanpa ekspresi sedikit pun. Terdapat handphone yang bertengger di telinga nya. Masih dengan menatap ku dia menurunkan hpnya Lalu berbalik pergi menjauh dari kawasan pantai.

Kenapa dia langsung pergi tak berniat menyapaku begitu. Eh tapi ngomong-ngomong dia ingin kemana? kelihatannya buru-buru. Aku yang tak tau mau ngapain memilih menguntit pak Satria, melihat dia yang terus menghilang membuat kadar kekepoan ku meronta-ronta.

Aku berjalan pelan seraya menjinjit mengikuti Pak Satria dari belakang.

Semoga dia gak tau semoga dia gak tau.

Aku memperhatikan dia yang masuk ke area pulau. Ngapain dia disini? Mana sepi lagi.

Terlalu sibuk memperhatikan situasi eh tau-taunya dia sudah berbicara dengan seorang yang kuyakini adalah Jenifer. Aku berdiri dibalik pohon berusaha menguping pembicaraan mereka dengan kekepoan yang mendarah daging.

Mereka terdengar sedang cekcok tapi karena aku yang berdiri terlalu jauh aku tak mendengar obrolan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka terdengar sedang cekcok tapi karena aku yang berdiri terlalu jauh aku tak mendengar obrolan mereka.
Ucapan mereka terdengar Semar. Terakhir Aku mendengar satu kalimat dari pak Satria "ya Aku menyukai dia".

Hah? Dia siapa? Aku?. Sejauh yang ku lihat dia tak begitu dekat dengan siapapun kecuali Aku. Apa dia menyukai ku? Tapi kenapa caranya harus seperti ini.

Yap perasaan ku bersambut tapi aku tak tau harus senang atau sedih mengingat hubungan kami yang rumit dan jangan lupakan Aku yang anu--tidak lagi--. Ah sudahlah. Tapi apakah itu benar, Apa Aku yang terlalu cepat menyimpulkan ya?.

Saat Jenifer hendak berbalik Aku langsung menyembunyikan tubuhku dibalik pohon. Duh jangan sampai dia liat.

Aku menghela nafas lega saat dia berjalan ke arah berlawanan dari ku. Bagus dia sudah pergi. Kembali ku alihkan perhatian ku ke Pak Satria. Aku tak menyangka bahwa momen kebetulan selalu berpihak padaku. Kalian tau apa yang aku lihat?

 Kalian tau apa yang aku lihat?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yap. Dia menangis, meskipun lebih cool dari tangisan ku tapi aku bisa ikut merasakan sesak yang dia rasakan. Ku pegang dadaku, kenapa? Kenapa harus ikut sesak saat melihat Pak Satria bersedih. Ada apa dengan hatiku?.

Tak ingin dia melihat ku dan ketauan menguntit nya Aku segera beranjak menuju villa. Memikirkan kejutan yang Aku dapatkan hari ini.

Aku berbalik. Kaki ku hendak melangkah tapi suara yang familiar di telinga ku mengintruksi.

"Pikirkan apapun yang kamu mau kecuali memikirkan saya"

Apa-apaan maksudnya. Sungguh dia sangat bisa membuat ku terbang tinggi lalu di hempasan kebumi begitu saja. Sakit. Tapi tak apa.

Aku berbalik memberikan senyum terbaik ku sembari berkata.

"Of course"

Dan tanpa ku sadari air mata jatuh dipipiku. Aku berbalik mengusap air mataku dengan kasar lalu melangkah menuju villa.

Bisa-bisanya dia berbicara seperti itu setelah dia berkata bahwa dia menyukai ku.

* * *

Sore menjelang, kami sudah sampai Di Jakarta, sekarang Aku, Rama dan Sinta menuju ke kost ku.

Oh iya setelah insiden Sinta memergoki ku tadi dia tak sedikitpun bicara padaku. Apa Rama belum menjelaskan, ntah lah. Ku yakin Sinta butuh waktu. Dia tak sejahat itu sampai harus berlama-lama tidak menyapaku.

Mobil Sinta terparkir di perkarangan kost ku. Aku keluar pamit kepada Rama dan tentu saja Sinta ya meskipun cuma dijawab gumaman.

Aku menutup pintu pagar setelah mobil Sinta menjauh dari perkarangan kost ku.

Memilih masuk dan mengistirahatkan diriku, sungguh begitu banyak kejutan hari ini untukku. Itu membuat Perasaan ku kacau. Semua terasa rumit bagiku.

TBC

Part ini spesial karena pake kacang😊

Nantikan pasrt selanjutnya

See yaa💙💋

Bang (SAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang