Rasa kecewa terbesar adalah ketika rasa sakit disebabkan oleh patahnya kepercayaan pada orang yang 'katanya' mampu memberikan kebahagiaan.
-Uknow✨✨✨
“Turun!”
Aku menoleh ke kanan dan kiri, memperhatikan sekitaran mobil yang ku tumpangi ini berhenti. Aku tidak mengetahuinya, sungguh. Tempat ini terasa asing untukku membuatku menengok padanya lewat kaca di atasnya dengan pandangan bertanya.
“Turun! Denger nggak sih?” Ucapan tajam itu membuatku memahami situasi. Ia menginginkanku keluar dari mobilnya.
Tanpa perlu bertanyapun aku tahu bahwa pria itu akan meninggalkanku disini.
“Tapi ini kan belum sampai rumah aku, Mas.” Ucapku yang tak di gubrisnya.
Ia hanya menatap lurus ke depan dengan tangan yang memegang kemudi, menungguku untuk menuruti perintahnya. Aku menghela nafas, seharusnya aku tadi menurut saja saat di tawari naik motor oleh adikku laki-lakiku.
Pintu mobil yang sudah tak terkunci seperti mempersilahkanku untuk keluar namun aku berhenti sejenak saat ia berdehem seperti ingin berbicara. Aku menoleh ke kursi kemudi karena posisinya yang kududuki adalah bangku penumpang, masih tidak memandangku ia berkata, “jangan pernah katakan apapun tentang hal ini.”
Tentang seorang perempuan yang sedang duduk manis di sampingnya seolah tak ada masalah apapun maksudnya? Aku tersenyum miris bagai kerbau di cucuk hidungnya aku mengangguk mengiayakan.
Aku keluar dari mobil, tidak lama setelah aku menutup pintu mobil, mobil itu melesat dengan lancarnya seolah tidak sungkan meninggalkan aku sendirian di tempat asing ini.
Aku Aeera Riananda Hanasta, perempuan penurut yang tidak pandai membantah ucapan orang lain. Sampai ketika papaku menjodohkanku dengan seorang Abimanyu Bintang Iskandar—putra sulung keluarga Iskandar— aku tidak menolak. Memang, aku yang meminta mama yang mencarikan jodoh untuk suamiku kelak dan aku memiliki kepercayaan bahwa pilihan orang tua tidak pernah salah.
Keluarga kami mengadakan pertemuan di sebuah restoran untuk memperlangsungkan perjodohan sekaligus pertunangan kami dan malangnya saat pulang aku papa memintaku untuk menumpanh di mobilnya Mas Abi, katanya untuk pendekatan. Namun, bukannya pendekatan, Mas Abi justru janjian dengan seoang perempuan bernama Rachel hingga aku seperti nyamuk yang mengganggu mereka bermesraan. Sampai akhirnya aku berada di tempat ini dengan kalimat yang selalu kutanamkan dalam hati kalau pilihan orang tua tidak pernah salah.
Setelah menarik nafas untuk menenangkan pikiranku yang sedang memikirkan hal-hal buruk, aku mencoba mendial nomor adikku yang untung saja dering ke 3 langsung di angkat.
“Dek, udah jauh belum?”
“Lah kakak ada dimana emangnya?” Adikku sedikit berteriak, sepertinya ia berhenti di pinggir jalan karena banyak suara kendaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD FIANCE
RomanceHigest rank #1 in Bajingan 19/7/2022 Higest rank #3 in Tears 21/7/2022 Higest rank #20 in Menyesal 3/7/2022 Higest rank #6 in Fiance 27/6/2024 *** Bagi perempuan lain, mungkin perjodohan merupakan pemikiran yang sungguh ketinggalan zaman. Lalu baga...