Chapt 19

508 28 3
                                    

-Jonathan Alejandro

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Jonathan Alejandro

✨✨✨

Fajar tersenyum tipis sambil sedikit menunduk formal, namun pria itu sama sekali tidak mengatakan apapun melainkan langsung melihat Abel dengan tatapan bertanya. "Dokumennya?"

Abel menepuk dahinya pelan, lupa untuk apa ia kesini. Seperti dikejar hantu, Abel langsung buru-buru pamit pada ku dan pergi diikuti Fajar dibelakangnya. Aku melihatnya sambil mengerutkan kening, aneh sekali. Kenapa tidak langsung saja diberikan kepada Fajar?

Aku mengangkat bahu tidak peduli, melanjutkan jalan ke luar gedung perusahaan Mas Abi. Namun di pintu keluar, aku bertemu kembali dengan orang yang aku kenal.

"Aeera, kita ketemu lagi." Sapanya sambil tersenyum manis.

Aku tersenyum sopan, "Dokter Karen."

Mata ku melirik ke sebelah Dokter Karen yang dimana berdiri seseorang pria yang sepertinya tidak jauh berbeda umurnya dari Dokter Karen. Dokter Karen yang seperti paham lirikan penasaran ku bersuara, "ah kenalin, ini Dokter Jenan. Sama kaya saya, Dokter Jenan ini juga spesialis kejiwaan cuma kita beda tempat kerja aja."

Aku tersenyum ke Dokter Jenan, menganggukan kepala sedikit untuk menyapanya.

Dokter Jenan sempat terdiam melihatku sebelum menundukkan kepalanya hormat. Hormat? Mengapa harus seperti menghormati ku seperti itu? Dokter Karen aja belum memperkenalkan aku ke dirinya, ternyata bukan cuma aku yang menatap Dokter Jenan heran tetapi Dokter Karen pun melakukan hal yang sama.

Meskipun bingung, Dokter Karen tetap memperkenalkan ku kepada Dokter Jenan. "Dan ini Aeera, cukup itu aja yang bisa saya perkenalkan."

Dokter Jenan mengangguk paham, tanpa dijelaskan pun sepertinya dia juga paham. Sebagai seseorang yang berprofesi seperti Dokter Jenan dan Dokter Karen pasti sangat menjaga kerahasiaan pasiennya baik itu identitasnya maupun hasil pemeriksaannya.

"Senang bertemu anda, Nona." Sapanya sopan, terlalu sopan malah menurutku.

Saat itu aku berbicara sebentar dengan Dokter Karen setelah bernegosiasi untuk memanggil nama ku saja ke Dokter Jenan tetapi beliau tidak mau menuruti ku, entah apa yang membuatnya sangat keras kepala seperti itu padahal Dokter Karen saja memanggil nama ku secara langsung. Namun, ya sudahlah aku tidak memaksanya lagi.

Di perjalanan pulang, aku duduk sendirian di sisi kiri bus sambil menggulir sosial media milikku. Aku sudah pernah mencari tahu akun instagram Mas Abi dan saat ini aku sangat hafal dengan username nya itu, bahkan sebenarnya tanpa mencarinya pun akun instagram Mas Abi berada di di paling atas pencarian instagramku. Akunnya masih sama dari yang terakhir aku kunjungi, hanya ada satu foto yang dipostingnya yaitu sebuah kebun lavender. Pertama kali liat, sudut bibir ku berkedut hingga menghasilkan tersenyum geli. Postingan instagramnya terlalu feminim untuk pria semenyeramkan Mas Abi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAD FIANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang