Chapt 5

1.2K 66 2
                                    

Harusnya aku tau, berada disampingmu memang selalu tidak pernah berakhir dengan baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harusnya aku tau, berada disampingmu memang selalu tidak pernah berakhir dengan baik.
-Aeera Riananda Hanasta

✨✨✨

Lari terus berlalu, jam dinding berputar bagai dipercepat. Ini sudah 3 bulan setelah aku melakukan terapi dengan dokter Karenina dan apa yang Ale katakan memang tidak main-main. Dokter Karenina adalah psikiater yang sangat handal. Ia tidak terbuu-buru dalam mengobati, tapi cukup kompeten pada apa yang dilakukan. Terbukti, meski tidak sepenuhnya sembuh aku menunjukan ada kemajuan. Lebih tepatnya, aku tidak lagi takut bersentuhan dengan Ale.

Kalian tau kenapa?

Ale adalah yang paling kencang berseru saat Dokter Karenina mengatakan aku harus mencoba melawan ketakutanku cukup dengan satu orang terlebih dahulu. Seperti semacam percobaan dan aku tidak menyangka akan berhasil meskipun butuh waktu yang sangat lama untuk kembali terbiasa dengan sentuhan Ale.

Tentunya Ale, Glori dan Nana senang dengan kemajuan ini. Meskipun tidak begitu signifikan, bagiku ini lebih dari cukup untuk sementara waktu. Aku benar-benar tidak bisa menjaga jarak dengan sahabatku, benar-benar tidak bisa. Dan kemajuan ini membuatku sangat senang, karena tak akan ada lagi jarak yang memisahkan kami bertiga.

Aku sempat bertanya pada Dokter Karenina, apakah aku bisa kembali seperti dulu lagi dan tentunya Dokter Karenina mengiyakan. Dengan adanya Ale, itu bisa menjadi pemicu agar aku bisa mengontrol diriku agar lebih baik lagi. Ketakutan itu pastinya masih ada, masih sangat besar malah. Tentu saja, tidak membutuhkan waktu yang singkat.

Selama tiga bulan itu, aku sama sekali tidak menemui Mas Abi. Begitupun Mas Abi, dia juga tidak menghubungiku. Mungkin mama memaklumi kalau kami jarang bertemu, dengan kesibukannya mengurus perusahaan keluarga itu bisa menjadi alasan agar mama tidak terlalu curiga.

Beberapa jam yang lalu, tepatnya jam 1 siang, Mas Abi mengirim pesan.

Mas Abi

Ikut aku menghadiri pesta anniversary pernikahan klien aku, mama yang suruh.

Membaca ulang kembali pesan yang diberikan Mas Abi, menimbang-nimbaang apakah aku harus ikut. Tapi, kalau aku menolak, apa alasannya? Ini hari sabtu, malam mingguku biasanya hanya diisi dengan membaca novel yang telah ku beli namun belum pernah aku baca dan lagi mama pasti akan curiga kalau aku menggunakan alasan lain yang tidak masuk akal.

Setelah cukup lama memikirkannya, keputusanku adalah ikut menemani Mas Abi.

Jam 5 sore aku telah bersiap memilih baju yang harus aku pakai. Bingung juga sebenarnya, aku tidak pernah menghadiri pesta meski itu pesta perusahaan keluargaku sendiri. Aku dan Nana selalu menolak jika kami di ajak untuk ikut serta pada perayaan apapun, karena berbaur dengar orang kaya lainnya adalah hal yang sungguh menjengkelkan.

BAD FIANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang