Chapt 13

1K 66 4
                                    

Hal sederhana akan terasa spesial jika dilakukan untuk pertama kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal sederhana akan terasa spesial jika dilakukan untuk pertama kalinya.
-unknow

✨✨✨

Sepanjang perjalanan pulang, aku hanya melihat pemandangan jendela taksi. Melihat bangunan dan kendaraan yang berjalan cepat di sana dengan pandangan kosong. Pecahan botol yang berkumpul di bongkahan paling besar pun masih berada di pangkuanku, membiarkan air kelapa yang masih terisisa menetes ke pakaian terusanku hingga terlihat seperti pulau karena basah.

Lagi-lagi, aku tidak bisa menaiki bus kesukaan ku karena keadaan ku yang sedang tidak baik saat ini.

Sampai di loby apartment setelah membayar membayar taksi, aku langsung naik ke lantai 10 dimana kediaman ku berada. Mengabaikan orang-orang yang menoleh dua kali karena penasaran dengan apa yang terjadi padaku.

Selama kaki ku melangkah, aku menundukkan kepala ku. Melihat bagaimana kaki kecil yang terbalut sepatu putih itu berusaha melangkah secepat mungkin demi bisa cepat sampai ke apartment ku.

Tapi, karena aku sibuk menunduk, aku bahkan tidak menyadari bahwa ada seseorang yang sedang berdiri di luar pintu apartment ku. Hingga pada akhirnya aku mengangkat kepala ku dan secara otomatis mataku membesar, terkejut. Refleks, aku langsung menyembunyikan pecahan botol dan tas bekal ku ke belakang tubuh yang meskipun aku tahu itu percuma karena orang tersebut sudah melihatnya.

"Mami... Kenapa nggak bilang mau ke sini?" Cicit ku sambil tersenyum canggung.

Andai saja keadaannya tidak sedang begini, pasti aku senang sekali kedatangan mami ke apartment ku.

"Ai, kamu..." Mata mami seperti sedang scan tubuh ku, meneliti dari atas hingga ke bawah.

Sebelum mami bertanya lebih, aku mengajaknya masuk ke dalam apartment ku setelah aku membuka pintu nya. Mami menurut saja ketika punggungnya dengan lembut aku dorong pelan ke dalam, lalu mempersilahkan mami duduk di sofa yang ada di ruang tamu ku.

Saat aku ingin meninggalkan mami ke dalam, mami menghentikan ku.

"Ai, duduk dulu. Ada yang mau mami tanyakan."

Tubuhku membeku membelakanginya, dengan lemas aku duduk di sofa single yang berada di sebelah kanan mami. Aku meletakkan pecahan botol dan tas bekal ku di atas meja, membuat perhatian mami sepenuhnya ke sana.

"Kamu habis dari mana, Ai?" Tanya mami, mengalihkan matanya ke arah ku.

Aku meremas kedua tangan yang ada dipangkuan ku. Apa yang harus aku katakan?

"Ai, jawab dengan jujur. Apa kamu habis dari perusahaan Abi?" Kali ini wajah mami terlihat serius.

Mata ku berkaca-kaca, mengingat apa yang baru saja terjadi di sana. Aku menghapus air mata ku yang jatuh di pipi ku dengan kasar. Terpaksa aku harus mengangguk untuk mengiyakan.

BAD FIANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang