Chapt 2

1.5K 96 11
                                    

Lucunya, hidup memang begitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucunya, hidup memang begitu. Saat kecil, kakak melindungiku yang lemah. Ketika besar, aku melindunginya yang rapuh.
-Manaf Hauri Hanasta

✨✨✨

Sebulan sejak pertunanganku dimalam itu semuanya masih sama, sikap Mas Abi kepadaku dan kedua keluarga kami yang tidak mengetahui apa yang tengah terjadi pada anak-anak mereka. Malam ini keluargaku berkumpul di ruang keluarga, dangan mama dan papa yang duduk saling merangkul di sofa depanku dan aku yang duduk dilantai yang dialasi karpet berbulu tebal dengan Manaf yang tiduran di pahaku sambil memainkan salah satu game mobile di ponselnya.

Tanganku tergerak sendiri mengelus rambut tebal miik Manaf. Aku baru menyadari kalau trauma itu tidak bereaksi saat aku bersama Manaf. Mungkin saja, saat itu Manaf ada di tempat kejadian dan Manaf berperan menjadi pelindungku hingga aku tidak merasa terancam saat bersentuhan dengannya.

“Tadi mama ketemu Abi loh Ai, di mall. Di butik tempat baju-baju perempuan gitu, mama jadi curiga.” Mama memicingkan matanya curiga terhadapku.

Tubuhku menegang, apa harus secepat ini semuanya terbongkar?

“Jangan-jangan kamu sering ya dikasih hadiah baju gitu sama Abi? Haha udah sedeket itu ya ternyata.” Mama tertawa menggodaku. Aku ikut tertawa canggung tubuhku lumayan santai kembali.

Selagi aku tertawa, aku mendapati Manaf yang mendongak menatap wajahku lalu kembali memainkan ponselnya.

Selagi aku tertawa, aku mendapati Manaf yang mendongak menatap wajahku lalu kembali memainkan ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Abi baik ya, Ai. Tadi pas ketemu mama dia saliman sama mama, nanya kabar mama dan papa. Bahkan tadi kita mau di ajak makan siang bareng, tapi mama nolak karena udah terlalu sore.”

Aku tersenyum tipis, melihat mama yang bahagia saat membicarakan Mas Abi membuatku sedikit tersentil. Bagaimana mungkin aku bisa mengecewakan mama dengan mengatakan yang sebenarnya. Mama terlihat bangga pada sosok Mas Abi, aku tidak mungkin menjatuhkan ekspetasi mama tentang seorang Abimanyu. Mama pasti sangat kecewa, yang lebih menyakitkannya lagi mama akan kecewa pada dirinya sendiri.

BAD FIANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang