Chapt 15

1.5K 84 3
                                    

Dia orang yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia orang yang sama.
-Aeera Riananda Hanasta

✨✨✨

Semalaman, aku hanya memandanginya yang tertidur lelap. Memainkan jemarinya yang besar dan mengingat bahwa jemari itulah yang telah menamparku.

Aku tau, hubungan ku sudah tidak tertolong. Tapi aku sudah terlalu jatuh kepadanya, perasaan ku begitu terjun bebas karena tidak ada penghalang lagi.

Kenapa harus jatuh kembali pada orang yang salah, tuhan?

Aku memainkan cincin pertunangan kami di jemarinya. Aku bersyukur, meskipun dia tidak ingin pertunangan ini terjadi, cincin ini masih tersemat di jari manisnya.

Kini aku beralih ke wajahnya dengan mata terpejam tengah tertidur. Bagaikan alat scan, mata ku mencoba dengan seksama melihat setiap detail pahatan wajah Mas Abi. Keningnya yang biasanya terlihat jelas karena model rambut yang Mas Abi tata ke atas sedemikian rupa kini tidak ada lagi, yang ada hanya rambut acak-acakan hingga menutupi keningnya. Alis Mas Abi begitu tebal dan hitam legam, sama seperti warna rambutnya yang sangat gelap.

Mata Mas Abi... aku tidak tahu, selain karena sekarang dia sedang menutup matanya, aku juga tak pernah manatap matanya begitu lama ketika kita bertemu. Tatapan ku menurun mengikuti batang hidungnya yang tinggi, hidungnya... mancung sekali. Kini aku beralih ke bibir, Mas Abi memiliki bibir yang tebal dengan warna yang biasa saja, tidak hitam dan juga tidak kemerahan. Rahangnya kokoh sekali, tulangnya sangat membentuk dipinggirannya. Aku yakin, saat ia marah dan menggretakan gigi pasti akan sangat terlihat rahangnya yang menonjol.

Secara keseluruhan, pria ini sungguh tampan dan mempesona. Sayang sekali, dia bukan untukku.

Malam itu, aku memandanginya sampai aku merasa ngantuk. Ketika tahu aku tidak dapat menahan rasa kantukku, aku langsung menuju sofa di ruang depan. Tertidur di sana untuk malam ini, membiarkan Mas Abi menggunakan kasur ku untuk sementara. Sebenarnya kasurku tidak sekecil itu yang hanya muat ditempati satu orang, tapi aku tidak mungkin tidur di sampingnya dan membuatnya semakin marah padaku saat pagi.

Yeah, akhirnya aku merasakan efek tidur di sofa semalaman. Punggung ku pegal dan leher ku sakit, tidur di sofa adalah salah satu hal yang paling ku hindari.

Daripada meratapi pegalnya tulang-tulang ku, aku memutuskan untuk membersihkan diri. Sebelum mandi, aku sempat mengecek kamar ku dan mendapati Mas Abi yang masih tertidur.

 Sebelum mandi, aku sempat mengecek kamar ku dan mendapati Mas Abi yang masih tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BAD FIANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang