Chapt 12

1K 69 5
                                    

Keep hurting me until you realize you're wasting your time because in the end we're going to stay apart

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keep hurting me until you realize you're wasting your time because in the end we're going to stay apart.
-Aeera Riananda Hanasta

✨✨✨

Pagi-pagi sekali aku sudah terbangun dengan posisi yang sama, terduduk di atas lantai marmer. Mas Abi masih terlelap, suhu tubuhnya sudah menurun. Aku bernafas lega sambil meletakkan kembali handuk kompresan di dalam wadah.

Sudah jam 05.46 pagi, sudah terlalu siang untukku yang biasanya bangun jam 4 untuk melaksanakan ibadah subuh. Untung sekarang aku sedang dalam masa haid, jadi tidak terlalu panik ketika bangun kesiangan.

Aku keluar dari ruang tidur Mas Abi dengan wadah kompresan di tanganku, mencari letak dapur Mas Abi.

Ternyata letak ruang dapur paling belakang diantara ruangan lain, selama aku melewati beberapa ruangan disini aku tidak mendapati siapa pun. Tidak seperti semalam ada beberapa pelayan beserta pria berpakaian formal yang berjaga di pintu.

Aku meletakkan baskom ini di wastafel, mencucinya lalu meletakkan di rak pengering.

Mungkin terlihat tidak sopan, tapi aku ingin tahu apa saja isi kulkas milik pria kaku ini. Dan yeah, seperti bayangan ku, tidak ada bahan-bahan seperti sayur atau apapun itu di dalamnya.

Pria ini makan apa sih sebenarnya?

Aku menutup pintu lalu ketika berbalik rasanya jantungku ingin melompat saja dari tempatnya. Entah sejak kapan Fajar berdiri di belakang ku, aku pun bahkan tidak dapat mendengar suara langkah kakinya.

Aku memegang dada ku sambil menyandarkan tubuhku ke lemari es, aku lemas sekali.

"Fajar, kenapa kamu nggak bilang-bilang ada dibelakang aku? Aku kaget tau." Ucapku masih sambil menormalkan detak jantungku.

"Maaf, Ai. Saya nggak bermaksud begitu."

Aku menganggukkan kepala, menggerakan tangan ku di depan. "Iya, udah nggak apa apa huft. Aku cuma kaget tadi."

Tidak lama kemudian, aku dapat menguasai diriku kembali.

"Fajar, kenapa di kulkas ini nggak ada bahan makanan? Mas Abi makan apa selama ini?" Tanyaku.

"Tuan Abimanyu memakan makanan dengan bahan-bahan yang baru, Ai. Itu pun harus terjamin kebersihan dan keamanannya karena Tuan Abimanyu punya orang khusus yang menyeleksi makanan yang akan diolah untuk dimakan. Untuk memasak pun, ada orang lagi yang ditugaskan untuk menyeimbangkan gizi pada makanan yang akan dimakan Tuan Abimanyu."

Aku ternganga, sebegitu rumit nya kah?

Tapi bekal yang setiap hari aku berikan? Ah, aku mengerti sekarang. Mas Abi kan selama ini percaya bahwa makan siang yang ia makan itu dari mami, jadi pria itu tidak meragukan lagi kebersihannya berhubung masakan mami adalah salah satu makanan yang bebas ia makan kapanpun. Jadi, sesulit itu ya kalau Mas Abi tidak makan makanan yang mami buat. Kalau sampai Mas Abi tau, selama itu bekal yang ia makan adalah buatanku bagaimana ya reaksinya? Tidak, aku tidak mau membayangkannya.

BAD FIANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang