Chapt 11

958 63 4
                                    

Sekuat apapun seorang laki-laki, ketika sakit, tubuhnya akan lemah juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekuat apapun seorang laki-laki, ketika sakit, tubuhnya akan lemah juga.
-Aeera Riananda Hanasta

✨✨✨

Ini sudah 2 minggu sejak aku rutin mengantarkan makan siang dan air kelapa untuk Mas Abi, untungnya sampai sekarang pria itu tidak menolak makanan yang ku bawa.

Aku sempat bingung sebenarnya, perihal botol minum yang isinya air kelapa. Berbeda dengan bekal makanan yang kalau abis bisa ku bawa pulang, kalau botol minum itu akan menginap di sana entah sampai kapan kalau saja di hari ke dua aku tidak mengatakan, "Mas Abi, botol minum nya kalau udah habis besoknya kasih aku lagi ya. Biar bisa tuker-tukeran botolnya, soalnya botol aku yang kaya gitu cuma ada dua. Aku nggak mungkin setiap hari beli, kan?"

Tau jawabannya apa?

"Kalau gak ikhlas gak usah sok ngasih, aku juga nggak minta."

Tapi pada akhirnya, esoknya ia tetap menuruti kemauanku untuk menukar  botol minum tersebut. Jadi sekarang, bekal dan air kelapa seperti wajib setiap hari untuk ku berikan kepadanya.

Kemarin, saat pulang dari perusahaan Mas Abi pas hari pertama aku mengantar makanan, mami mengirim sebuah screenshoot yang berisi pesan protes dari Mas Abi perihal bentuk makanannya yang sangat menggemaskan.

Aku baru menyadari Mas Abi tidak berpikir yang macam-macam tentang bekal itu. Soalnya ia mengatakan kepada mami kalau anaknya itu malu kepadaku karena mami membentuk makanannya seperti saat ia masih di taman kanak-kanak dulu.

Pantas saja, Mas Abi tidak curiga. Padahal bekal itu aku yang buat. Haha.

"Kak Ai, liat! Masker aku retak gara-gara Bang Ale!" Protes seorang gadis sambil menunjukan masker yang tadi aku oleskan ke wajahnya sedikit pecah di bagian sudut mata dan bibir.

"Enak aja, masa nyalahin abang? Abang nggak ngapa-ngapain kamu tuh." Sangkal pria yang sedang memegang konsol game, tidak lupa menjulurkan lidah.

"Takol aja kepalanya, Bel." Sahut Gadis tomboi yang wajahnya ditutupi masker juga.

Abel, Nana, Glori dan Ale saat ini sedang berkumpul di apartment ku. Abel dan Glori yang sedang maskeran sedangkan Nana dan Ale sedang bermain PS 5 milik Ale yang diboyong ke apartemen ku.

Dengan sifat friendly Abel, gadis itu cepat akrab dengan kedua temanku. Apalagi sekarang Abel sudah menjadi sekutu Glori untuk melawan Ale dan tentunya Nana ikut geng Ale karena ia juga terkadang masih jengkel sama Abel.

Sedangkan aku? Aku di sini sebagai penengah kalau situasi mulai tidak kondusif.

"Lo nya aja yang receh, Cil. Masa diledekin gitu doang ketawa." Ejek Nana yang pastinya membela Ale.

"Idih, kamu kali yang enggak punya selera humor. Itu tadi muka Bang Ale lucu tau!"

"Ah, makasih Abel. Muka abang tuh emang lucu tau."

BAD FIANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang