lovesick girls

10K 1.6K 33
                                    

Lagu Lovesick Girls milik Blackpink langsung menusuk indra pendengaran begitu aku memasuki apartemen Wina yang sudah ramai oleh wajah-wajah familiar yang aku kenal.

Karena tema pesta lajang yang diadakan Wina adalah villain era, maka semua orang tampak berdandan dengan kostum villain favorit mereka masing-masing.

Debby berdandan ala Maleficent, Wina menjadi Harley Quinn, Mbak Hanum tampak jadi Bellatrix Lestrange dari film Harry Potter, dan Siska jadi apa sih dia? Suster ngesot? Karena dia cuma pakai baju suster dan tumpahan Wine di dada yang mungkin bermaksud jadi darah bohongan. Sedangkan aku menjadi Hela di film Thor : Ragnarok.

“Untuk pesta lajang yang ujung-ujungnya cuma bakal berakhir nonton film sambil makan kuaci, kalian beneran niat parah,” ujar Siska seraya duduk di sofa lalu utak-utik remot TV untuk mencari film apa yang akan kami tonton malam ini.

So, beneran nggak bakal ada stripper atau dada kotak-kotak malam ini?” tanya Debby seraya membuka bir yang ada di tangannya lalu meminumnya sekali teguk.

“Haduh, Wina kan sok-sokan suhu tapi aslinya cupu,” sahut Mbak Hanum seraya meminum jus melon yang baru ia blender di dapur. Kalau mabuk dengan Mbak Hanum pokoknya bakalan aman, karena ia pasti selalu sober. Dokter satu ini memang punya slogan; ‘say no to miras’ tapi suka nyebat diam-diam. Dan ia adalah satu-satunya orang yang kalau ke club cuma bakal pesan air putih campur es, dan esnya minta dibanyakin.

“Heh, Mbak! Membocorkan data pasien itu melanggar hukum!”

“Aku bicara sebagai teman yang baik.”

“Dari Hong Kong!” sinis Wina yang sontak membuat Mbak Hanum cekikikan. Lalu wanita yang lebih tua lima tahun dariku itu mengalihkan pandangannya padaku. “Gimana keadaan kamu, Dewi?”

“Udah lebih baik. Thanks, Mbak, karena mau majuin jadwal konsul, padahal aku tahu Mbak Hanum pasti sibuk.”

“Syukurlah kalau begitu. Ah, tenang aja, aku emang lagi punya waktu luang kok kemarin. Jangan lupa obatnya selalu diminum, ya!”

“Siap! Sekali lagi terima kasih, Mbak!”

Pesta lajang Wina memang lebih mirip pesta cosplay anak-anak cupu SMA. Yang merayakan juga cuma kami berlima. Namun, pesta ini tetap saja seru. Karena nggak ada yang lebih patut disyukuri daripada berkumpul dengan orang-orang yang benar-benar dekat dan peduli, daripada mengundang banyak orang yang tidak dikenal sama sekali. Yang di depan ngakunya teman, tapi pada hilang semua saat kita kesusahan.

Setelah nonton film The Secret Life of Pets sambil ngemil es krim, yogurt, dan ciki-ciki yang kata Siska berpotensi bikin bengek tapi ia ngemil paling banyak, akhirnya kami memutuskan untuk karaokean.

Sambil karaokean kami juga mengambil banyak foto dengan berbagai ekspresi. Foto yang kami ambil mungkin ratusan, tapi besok pasti yang bakal kami pos hanya satu atau dua saja.

“Heartbreak is one thing, my ego's another, I beg you: don't embarrass me, motherfucker, ah-oh 
Please, please, please (ah-ah-ah)~”

“Nothing could kill me like you do~”

“Yeah, we were born to be alone
But why we still looking for love?~”

“What if he's written 'mine' on my upper thigh, only in my mind?~”

Kami bernyanyi bergantian sambil sesekali rebutan mic ataupun berduet bareng-bareng dengan gila.

“Jadi, kepo cowok-cowok ngadain pesta lajang ngapain,” ujarku seraya  menghisap lolipop yang langsung memeleh di mulut.

“Mereka boxing,” jawab Debby.

“What?”

“Dan tadi barusan aja Reza lawan Bayu di ring.”

Mendengar perkataan Debby membuatku meringis sendiri, karena sudah pasti....

“Bayu KO.”

“Ya, itu udah pasti. Tapi, Reza juga sama babak belurnya, kok. Jadi, Bayu juga lawan yang tangguh,” ujar Debby seraya tersenyum smirk—tampak ada kebanggaan yang menyala-nyala di matanya.

Sepertinya pedekate mereka berjalan dengan baik. Aku tahu aku bisa bertanya jika penasaran, karena biasanya aku dan Debby juga saling cerita tentang perasaan kami masing-masing.

Namun, entahlah, tapi kali ini aku tidak mau tahu. Yang aku tahu, Bayu memang menyebalkan—tapi apapun hubungannya dengan Debby, tentunya bukan urusanku.

fortnight. (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang