14. Spin Off: Gladys at UKS

384 70 3
                                    

Note: Setiap dialog yang menggunakan bahasa daerah akan langsung aku kasih translate di bawahnya.

Banyak terdapat kata-kata kasar.

-

Hari sudah memasuki sore, dalam hitungan beberapa belas menit mungkin akan terdengar bel pulang. Adalah kali kedua Ryan pergi ke toilet sejak setelah ia memakan ayam geprek saat istirahat pertama tadi. Lelaki itu berjalan dengan lemas menuju UKS seraya mengusap-usap perut. Jika tidak meminum obat saat ini juga, kemungkinan besar di perjalanan menuju pulang ia harus singgah sebentar di salah satu mesjid terdekat untuk menumpang ke toilet.

Ryan melepas sepatunya di depan pintu UKS, lalu tertegun sebentar kala ia mendapati sepasang sepatu yang tampak familier baginya pada rak sepatu yang berada di dekat pintu.

Teringat tujuan awalnya dan merasa perutnya mulai kembali sakit, laki-laki itu bergegas masuk. Ia berjalan menuju meja penjaga UKS seraya matanya melirik sekitar.

"Mau minta obat mules dong. Ada, nggak, ya?" tanya Ryan pada penjaga UKS.

Seorang adik kelas perempuan yang sedang berjaga di sana. Dari nama yang terbordir pada seragam perempuan itu, tertulis namanya Alya Agustina.

Alya mengangguk. "Ada, Kak." Perempuan itu berdiri, lalu berjalan menuju kotak P3K yang berada di sudut ruangan untuk mengambilkan obat yang Ryan butuhkan.

Ryan mengikuti langkah perempuan itu. Namun, ketika melewati ranjang untuk murid laki-laki, lagi-lagi Ryan tertegun. Bahkan ia sampai melangkah mundur untuk memastikan penglihatannya. Tirai yang harusnya menutupi sekeliling ranjang itu terbuka, mungkin karena tertiup angin dari kipas angin. Seseorang dengan rambut panjang yang menutupi sebagian wajahnnya tertidur di sana. Selimut tipis menutupi tubuhnya hingga leher. Ryan berjalan mendekat, berniat membantu membenarkan tirai, juga memastikan penglihatannya.

"Kan, bener Gladys," gumam Ryan ketika membaca bordiran nama pada seragam perempuan yang sedang tertidur itu.

"Kak."

Panggilan itu membuat Ryan segera menutup tirai, lalu berbalik menghadap Alya. "Tadi tirainya kebuka, kayanya ketiup angin," jelasnya, takut disangka yang tidak-tidak.

Alya mengangguk paham, lalu mengulurkan obat yang telah diambilnya tadi untuk Ryan. "Ini obatnya, Kak."

Ryan menerimanya cepat, lalu berjalan menuju dispenser yang disediakan UKS. Diambilnya gelas yang tersusun rapi di samping dispenser, kemudian mengambil air dari dispenser itu.

"Kok dia di ranjang murid cowok?" tanya Ryan seraya telunjuknya mengarah pada tempat Gladys terbaring.

"Pagi tadi ranjang murid cewek penuh, Kak."

Ryan tampak terkejut mendengarnya, reflek ia melihat jam di dinding. "Dia dari pagi??"

Alya hanya mengangguk.

"Udah minum obat?" tanya Ryan lagi.

Alya menggeleng. "Kak Gladys dateng-dateng langsung tiduran. Pas saya samperin buat nawarin obat, udah tidur."

Ryan mengangguk-angguk. "Kamu kenal sama dia?"

"Hehehehe... nggak, Kak. Tau namanya karena sebelum tidur sempat nulis nama dan kelas di buku daftar pengunjung UKS."

Lagi, Ryan menganguk-angguk. "Dia nggak ada bangun sama sekali?"

"Ada, Kak. Sekitar jam dua. Kebetulan pas saya mau ke kantin. Kata Kak Gladys, dia mau ke mushola. Saya sempet, sih, ngingetin buat minum obat, tapi nggak tau deh udah diminum apa belum. Pas saya balik dari kantin, Kak Gladys nya udah tidur lagi."

Clouds and SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang