Note: Setiap dialog yang menggunakan bahasa daerah akan langsung aku kasih translate di bawahnya.
⚠Banyak terdapat kata-kata kasar.
-
"Kaki patah! Jidat sobek! Kamu bawa motornya gimana sih, Echan?!"
Setelah menahan diri selama hampir seperempat jam untuk tidak mengeluarkan omelannya terhadap Chandra, akhirnya Gladys meledak juga. Bersandar seraya memakan potongan demi potongan apel, Chandra mengabaikan omelan Gladys.
Pagi hari pasca operasi kecil, Chandra akhirnya sadarkan diri meski masih agak dipengaruhi oleh obat bius. Namun, tak perlu waktu lama untuk laki-laki itu kembali dengan wataknya yang membuat Gladys jengkel dan sang ibu menggeleng-gelengkan kepala.
Sebelum kembali memasukan potongan apel ke mulutnya, Chandra berkata pada Farel, "Suruh diem dong nih cewek!"
Dengan kesal Gladys meninju pelan bahu Chandra, yang kemudian membuat laki-laki itu mengeluarkan reaksi kesakitan yang berlebihan.
"Lebay banget! Kena sedikit aja!"
Laki-laki yang terbaring dengan perbam pada kakinya itu terkekeh tanpa dosa. "Pulang gih sana."
"Kok ngusir???"
Sebelum keributan berlanjut lebih panjang, Ibu buka suara, "Sebentar lagi Bapak datang. Nanti kita sama-sama pulang, biar gantian Bapak yang jaga dia."
Gladys berpindah duduk di samping Farel. Perempuan itu menoleh menatap laki-laki yang menemaninya sejak tengah malam tadi. Dalam hati, ia bertanya-tanya apa maksud Farel tetap berada di sisinya sepanjang malam. Gladys tidak ingin terlalu percaya diri berpikir bahwa Farel di sana untuk menemaninya, sebab bisa saja alasan sebenarnya adalah karena Chandra teman akrab laki-laki itu.
"Kamu gak pulang?" Gladys ingin memastikan, namun bingung bagaimana caranya.
"Kan, bareng kamu."
"Kan, aku bawa motor sendiri."
"Gapapa. Minimal bareng sampe parkiran. Emangnya kenapa?"
Ini aneh. Gladys menyadari itu sekarang. Ia yang biasanya pandai berterus terang, semenjak dekat dengan Farel menjadi kesusahan dalam mengungkapkan sesuatu yang berhubungan dengan lelaki itu. Entah bagaimana sebelumnya saat ia dengan laki-laki terdahulu, Gladys sudah lupa karena sudah terlalu lama.
Seakan bisa membaca Gladys, Chandra akhirnya buka suara, "Itu dia minta dijelasin, Rel."
Farel mengernyit memandang Gladys. "Mau dijelasin apa?"
"Apaan sih kamu!" seru Gladys pada Chandra.
Chandra mengedikkan bahu. "Aku cuma bantuin."
"Dijelasin apa?" tanya Farel lagi.
"Kamu di sini ngapain?"
Kalimat tanya itu bukan dari Gladys, namun Chandra.
"Nemenin Gladys."
"Nah, nemenin kamu, katanya, Dys."
"Diem!"
Mereka seperti lupa akan kehadiran Ibu di sana.
"Udah udah." Farel menengahi. Laki-laki itu berdiri. "Kita pulang duluan aja, ayo," ajaknya.
Gladys menggeleng. "Nanti dulu... atau kamu mau duluan?"
Akhirnya Ibu turun tangan menengahi keributan keduanya. Sementara itu, Farel terdiam. Laki-laki itu membatin, tiba-tiba ia terpikirkan akan bagaimana hubungannya dengan Gladys. Apa Chandra akan selalu ada di antara mereka? Apakah posisi Chandra akan selalu menjadi yang lebih utama bagi Gladys dibanding dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Clouds and Sun
Fanfiction"Aku sering bilang, 'Kalo ada apa-apa harus langsung diungkapin.' Tapi ternyata pas dijalanin susah juga, ya?" Main cast: Jaemin NCT