Note: Setiap dialog yang menggunakan bahasa daerah akan langsung aku kasih translate di bawahnya.
⚠Banyak terdapat kata-kata kasar.
-
Gladys mematung di muara pintu rumahnya. Terlalu bingung harus bereaksi seperti apa ketika ia mendapati Farel berdiri di halaman rumahnya. Laki-laki itu tampak segar, ia menjinjing satu paperbag besar di tangan kanannya.
"Hehehe." Farel yang awalnya tampak sumringah tiba-tiba menjadi kikuk ketika melihat reaksi Gladys akan kedatangannya. "Hai...?"
Gladys melangkah semakin mendekati Farel. "Kenapa, Rel?"
Farel mengusap tengkuknya canggung saat merasakan suasana dingin yang mengelilingi keduanya. Laki-laki itu mengulurkan tangan, memberikan paperbag yang sedari tadi ia bawa untuk Gladys.
Belum berniat menerimanya, Gladys hanya menatap paperbag itu. Bertanya-tanya apa isi di dalamnya, juga maksud dan tujuan lelaki di depannya itu.
Seolah mengerti kebingungan Gladys, Farel menjelaskan, "Masker, Dys. Kata Chandra, kamu ada alergi jadi biasanya pake masker ke mana-mana."
Gladys menghela napas. Masih menatap paperbag itu, lalu beralih menatap Farel yang tersenyum lebar kepadanya, lalu kembali lagi menatap paperbag.
Masih belum berniat menerimanya, Gladys malah mengajukan pertanyaan, "Kamu habis dari mana?"
"Habis dari apotek." Lelaki itu mengangkat paperbag hingga hampir menutupi wajahnya. "Beli masker ini." Lalu ia terkekeh.
"Ck," Gladys mendecak pelan, namun masih dapat didengar oleh lelak di hadapannya itu.
Farel terkekeh pelan. Lelaki itu paham betul ke mana maksud pertanyaan Gladys, hanya saja ia mencoba mengulur dan menghindari memberikan penjelasan. Farel khawatir ia akan memberi penjelasan terlalu jauh.
Gladys hanya memandangi Farel yang kini tersenyum cerah kepadanya. Tampaknya masih tidak ada niat Gladys untuk menyambut paperbag yang lelaki itu bawa.
Tidak ada pilihan lain. Farel mungkin memang harus sedikit memberi penjelasan. Sedikit. Semoga Gladys tidak memberikan pertanyaan-pertanyaan lain.
"Aku habis dari Balikpapan, Dys. Ada urusan keluarga."
Gladys mengangguk. Hanya mengangguk. Tidak ada pergerakan lain pada tubuh perempuan itu.
Suasana canggung terasa mendominasi. Meski angin sore bertiup kencang dan matahari tertutup awan, keringat tetap membasahi tubuh bagian belakang Farel.
"Maaf, ya," ucap Farel akhirnya memecah keheningan.
"Maaf kenapa?"
"Kemarin-kemarin aku ngilang...."
Keduanya kembali terdiam beberapa saat. Detik demi detik terasa sangat lama berlalu bagi Farel yang sedang menunggu kalimat yang akan Gladys katakan.
Gladys akhirnya meangguk samar, lalu melirik paperbag yang masih setia Farel genggam. "Kalo mau minta maaf gak usah sambil bawa apa-apa kok."
"Hah?" Farel menatap Gladys dan paperbag bergantian. "Oh... nggak, ini-" Farel panik. Cepat-cepat ia menjelaskan, "Sebelum aku ke Balikpapan emang udah mau beliin kamu masker, tapi keburu berangkat, jadi baru bisa sekarang. Maaf, ya. Serius, nggak ada maksud apa-apa."
Gladys mengangguk. Kembali Farel angkat paperbag itu hingga hampir menutupi wajahnya. "Diterima dong?"
Gladys terkekeh. Diambil alihnya paperbag besar itu. "Iyaaa."

KAMU SEDANG MEMBACA
Clouds and Sun
Fanfiction"Aku sering bilang, 'Kalo ada apa-apa harus langsung diungkapin.' Tapi ternyata pas dijalanin susah juga, ya?" Main cast: Jaemin NCT