4. UKS

1.6K 240 7
                                    

Note: Setiap dialog yang menggunakan bahasa daerah akan langsung aku kasih translate di bawahnya.

Banyak terdapat kata-kata kasar.

-

Melihat Gladys yang sedari tadi terkulai lemas, menelungkupkan kepalanya di atas meja, dan juga jaket menutupi sebagian wajahnya, Adel mengarahkan tangannya untuk mengelus pelan punggung perempuan itu. "Sakit beneran?"

Mendengar pertanyaan itu, Gladys langsung mengangkat kepalanya, menoleh ke arah Adel yang dengan polos menanyai kebenaran kondisi badannya, yang padahal sudah jelas bagaimana tanpa ditanya. "Nanya beneran?" tanya perempuan itu balik.

"Biasanya, kan, kamu juga sering begini kalo lagi ngantuk, kalo kemarin malamnya kurang tidur...."

"Iya emang ngantuk dan tadi malam kurang tidur, sih... tapi ini serius lagi gak enak badan juga."

"Ke UKS lah sana."

Gladys itu tipe murid yang malas keluar kelas kalau suasana sekolah sedang ramai, perempuan itu lebih sering keluar kalau sedang jam pelajaran. Jadi rasanya aneh ketika Gladys tampak menimbang-nimbang keputusannya saat Adel menyarankan untuk pergi ke UKS sekarang, yang mana saat ini sedang jam pelajaran. Entah setan baik apa yang sedang merasukinya kali ini.

"Dys," panggil Adel, perempuan itu menyikut pelan Gladys.

Gladys tersentak. "Kenapa?"

"Ke UKS sanaaaaa."

"Kayanya di luar lagi rame..." Gladys menggantungkan kalimatnya dan Adel sudah bisa menebak kata apa yang akan keluar dari mulut Gladys setelah ini.

Satu... dua...

"Anterin...."

Kan, bener, batin Adel.

"Tapi nunggu, mau, nggak? Aku selesaiin ini dulu."

"Lama?"

"Nggak."

"Yaudah."

"Yaudah."

Adel segera merampungkan catatannya, yang katanya, 'sedikit lagi'. Sementara itu, Gladys mencoba mengistirahatkan kembali kepalanya yang semakin terasa berat, dengan menelungkupkannya di meja, seperti yang ia lakukan sebelumnya.

"Adel..." panggil Gladys.

"Apa?" sahut Adel tanpa menoleh. Tidak ingin banyak membuang waktu, agar ia bisa cepat menyelesaikan catatan yang diperintahkan oleh guru pengajar, yang sekarang entah di mana keberadaannya.

"Nanti temenin beli tisu dulu."

"Iya...."

"Eh, Del."

"Apa, Gladyyys?"

"Ibunya ke mana ya?"

Sepertinya setan baik tadi telah pergi, kini berganti dengan setan rewel seperti biasa yang menghinggapi tubuh Gladys.

"Mana aku tau, Gladyyys."

"Nanti kalo misal belum balik juga, trus baliknya pas aku udah di UKS, tolong izinin ya."

"Iih, Dyyys. Bediam nah. Nyaman aku hancap menuntungkan ini, nyaman hancap jua aku meantar ikam. Coba ikam mencatat gin jua dulu pehadangan mehadangi aku," ujar Adel panjang lebar. Rupanya ia kesal juga, niatnya ingin cepat-cepat menyelesaikan catatannya, tapi Gladys sedari tadi sangat rewel bertanya ini itu, membuat fokusnya jadi terganggu.

Clouds and SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang