20. Bukan Dilan dan Milea

382 61 17
                                    

Note: Setiap dialog yang menggunakan bahasa daerah akan langsung aku kasih translate di bawahnya.

Banyak terdapat kata-kata kasar.

-

"Kemaren aku pulang dianter Kak Farel!" pekikan tertahan dari seorang siswi di meja samping Gladys dan Adel membuat keduanya refleks menoleh.

"Gimana bisa?" tanya teman siswi itu.

"Ketemu di jalan. Aku, kan, jalan kaki, terus ditawarin diantar sama dia. Awalnya aku tolak, tapi dia maksa."

Gladys memandang Adel yang duduk di depannya.

Adel memajukan kepalanya agar lebih dekat dengan Gladys. "Farel emang gitu. Baik ke semua orang. Cowok atau cewek, sama," bisik perempuan itu.

Gladys hanya mengangguk. Berusaha mengerti.

Tak lama kemudian, yang dibicarakan berjalan mendekat. Ada Chandra dan Ryan bersamanya.

"Kak!" sapa siswi yang kemarin diantarkan oleh Farel pada laki-laki itu.

"Oi!" sapa Farel balik.

Ketiga laki-laki itu menghampiri meja Gladys dan Adel.

Farel menjawil bahu Gladys. "Cewek."

Gladys hanya tersenyum seraya menggeleng-geleng.

"Pesen apa?" tanya Ryan.

Chandra mengusap-usap perutnya. "Nasi goreng sama es teh manis."

Ryan memandang Farel, bermaksud menunggu sahutan dari laki-laki itu.

"Samain aja."

Farel duduk di samping Gladys, Chandra duduk di samping Adel, sedangkan Ryan memesan nasi goreng dan es teh manis untuk mereka.

"Kirain duduk di samping Gladys juga," kata Chandra yang sontak membuat Gladys, Ryan, Farel, dan Adel menatap laki-laki itu.

"Apanya?" tanya Gladys.

Chandra menunjuk Ryan yang baru duduk di sampingnya. "Ryan."

"Heh!" sahut Farel dengan mimik wajah marah yang dibuat-buat.

Siswi yang membicarakan Farel tadi sudah pergi. Lalu dengan setengah berbisik, Gladys berkata pada Farel, "Kamu kemaren nganterin adek kelas yang tadi di meja samping, ya, katanya?"

Seraya menyuap nasi gorengnya, Farel mengangguk. "Kasian dia pulang jalan kaki. Deket sih rumahnya di belakang sekolah, tapi kasian juga, mana harinya panas banget."

Gladys mengangguk. "Iya."

"Kenapa?"

"Gapapa. Tadi dia cerita sama temennya, aku denger."

"Terus?"

"Gapapa, mau nanyain aja ke kamu. Kenapa emangnya?"

"Kirain marah."

"Enggak kok."

"Apaan nih bisik-bisik dari tadi," kata Chandra.

"Bisik-bisik apaan? Palingan kamu juga nguping dari tadi," sahut Gladys.

"Emang!"

Gladys mendelik sebal ke arah Chandra.

Makanan Gladys dan Adel habis lebih dulu daripada tiga laki-laki itu, sehingga keduanya lebih dulu pamit untuk kembali ke kelas.

Farel menahan pergelangan tangan Gladys ketika perempuan itu ingin beranjak.

"Kenapa?"

"Hari ini les?"

Clouds and SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang