21. Semuanya Wajar Menyuka

154 21 0
                                    

Note: Setiap dialog yang menggunakan bahasa daerah akan langsung aku kasih translate di bawahnya.

Banyak terdapat kata-kata kasar.

-

Hari sudah pukul sebelas malam, dan sebuah panggilan masuk dari adik Chandra membangunkan tidur Gladys.

"Halo?" Gladys menyapa dengan suara serak khas bangun tidur.

Adik Chandra belum mengatakan apa-apa. Hanya isak tangis yang terdengar dari ujung sana. Mendengar itu, Gladys jadi panik, ia cepat-cepat bangun.

"Kenapa???"

"Kak Chandra kecelakaan!" sahut adik Chandra akhirnya buka suara.

"HAH?!"

Suara isak tangis semakin kencang.

"Sekarang di mana???" panik Gladys.

"Rumah Sakit Sari Saleh, Kak. Masih di UGD."

"Gimana ceritanya jadi kecelakaan???" Gladys bertanya seraya beranjak untuk berganti pakaian.

"Nggak tau juga, Kak. Abang masih belum sadar. Tadi Abang nongkrong, kayanya di jalan pas mau pulang deh kecelakaannya. Kami tadi ditelepon sama pihak rumah sakit."

"Oke. Aku ke sana sekarang." Gladys sudah siap memasang jaketnya. "Di sana ada siapa aja?" tanyanya kemudian.

"Udah malam, Kak, besok aja kalo mau ke sini. Di sini kami lengkap sekeluarga kok. Itu Bapak lagi urus administrasi, Ibu lagi ke warung beli minum."

"Gapapa, aku tetap ke sana. Aku udah ganti baju."

"Yaudah kalo gitu. Hati-hati, Kak."

"Iya. Mau nitip sesuatu, gak?"

"Gak ada, Kak."

"Oke."

Setelah sambungan telepon terputus, Gladys bergegas meraup barang-barang yang wajib berada di tas selempangnya, lalu ia segera beranjak dari kamar.

Bunda yang kebetulan baru keluar dari dapur mengernyit bingung melihat anak perempuannya keluar kamar dengan pakaian untuk bepergian keluar rumah.

"Mau ke mana?"

Gladys menoleh. Seraya memakai helmnya, ia menjawab, "Rumah sakit. Chandra kecelakaan."

Bunda terbelalak kaget. "Astaghfirullh! Kalo gitu Bunda ikut!"

"Kalo mau, Bunda nyusul aja. Gladys mau cepet."

Bunda mengangguk mengerti. "Yasudah. Hati-hati, ya! Jangan ngebut."

"Iya. Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam." jawab Bunda. "JANGAN NGEBUT!" peringatnya sekali lagi.

***

Gladys berlari dari parkiran motor menuju UGD. Di kursi ruang tunggu yang terdapat di depan pintu UGD, ia melihat kedua adik Chandra duduk dengan kepala tertunduk.

"Hei," sapa Gladys.

Amel—adik Chandra yang pertama—mendongak. Mata dan pipinya basah karena air mata.

"Chandra gimana?" tanya Gladys. Nada khawatir terdengar jelas dari pertanyaannya.

Dengan terisak-isak Amel menjawab, "Masih belum bangun...."

Clouds and SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang