Note: Setiap dialog yang menggunakan bahasa daerah akan langsung aku kasih translate di bawahnya.
Note tambahan: Di chapter ini untuk yang bercetak miring berarti menceritakan kilas balik, ya.
⚠Banyak terdapat kata-kata kasar.
-
Dilihat dari segi manapun hubungan yang ada di antara Gladys dan Chandra tentu tidak bisa dikatakan hanya sekadar teman yang dikenal sejak kelas tujuh. Keduanya saling ada di setiap tahun pertumbuhan dari masa kanak-kanak hingga remaja mereka. Tidak pernah hilang, tidak pernah putus. Tentu mereka akan saling memberi ruang ketika salah satu atau keduanya memiliki kekasih.
Meski sering membuat Gladys emosi, Chandra adalah sosok orang pertama yang akan mengulurkan tangan untuk Gladys ketika perempuan itu jatuh, juga akan menjadi orang pertama yang memberikan bahunya untuk Gladys bersandar ketika perempuan itu terlalu lelah untuk menegakan kepala.
Gladys pernah patah hati hebat ketika kelas sembilan. Laki-laki yang kala itu menjadi kekasihnya selama hampir lima bulan tiba-tiba meminta berpisah dengan alasan, "Aku masih sayang mantanku. Satu minggu yang lalu kami balikan." Efek patah hati membuat Gladys tidak napsu makan bahkan ketika Chandra datang ke rumahnya dengan membawakan nasi padang kesukaan perempuaan itu.
Sudah mengurung diri hampir seharian, akhirnya pukul delapan malam Gladys keluar dari kamarnya dengan keadaan yang tentunya tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Chandra lagi-lagi ada di sana, duduk di depan televisi ruang tengah rumah Gladys seakan-akan rumah itu adalah miliknya.
"Ayah Bunda mana?"
"Keluar tadi nyari apaaa gitu, lupa. Kamu di kamar mulu sih, jadi ditinggal, kan."
"Bacot."
"Barusan aku beli sate. Ada di dapur. Dimakan."
"Hm."
"Dimakan, Gladysssss. Abis makan boleh deh dilanjut lagi ngegalaunya."
"B.A.C.O.T."
Dengan mata sembab, rambut tak terikat rapi, serta pandangan mata yang kosong, Gladys memakan sate yang Chandra bawakan.
"Pinter. Makan yang banyak."
Chandra mengawasi pergerakan Gladys. Mengambilkan segelas air putih tanpa Gladys minta kala air putih yang perempuan itu ambil sebelumnya telah habis.
Suara isak tangis mengejutkan Chandra yang masih menunggu air memenuhi gelas di tangannya. Lelaki itu lekas berlari menghampiri Gladys yang sudah menghabiskan satenya dan kembali menangisi perasaannya.
"Minum, Dys."
Tangis terjeda sebentar. Lalu kembali dilanjutkan setelah ia meneguk setengah air dari gelas. Chandra terkekeh, dirangkulnya Gladys, ditepuk-tepuk pelan olehnya bahu perempuan itu.
"Gapapa, Dys. Nggak sama dia pun kamu bakalan baik-baik aja," ucap Chandra menenangkan Gladys. "Pasti udah sayang banget, ya, Dys? Terus kesel, ya, pas dia ngaku kalo dia masih sayang sama mantannya dan udah balikan padahal dia masih pacar kamu?" lanjutnya.
Gladys mengangguk mengiyakan. Tangis Gladys kian menjadi ketika ia semakin menyadari apa yang kini ia alami. Chandra tepuk pelan lagi bahu perempuan itu, sesekali diselingi usapan menenangkan.
"Gapapa, keluarin aja perasaan kamu. Jujur sama apa yang kamu rasain."
Lagi, tepukan pelan dan usapan halus dari Chandra ada untuk Gladys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clouds and Sun
Fanfiction"Aku sering bilang, 'Kalo ada apa-apa harus langsung diungkapin.' Tapi ternyata pas dijalanin susah juga, ya?" Main cast: Jaemin NCT